28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Korban Jiwa Gempa Sulbar Bertambah, 34 Meninggal

PROKALTENG.CO – Korban akibat gempa Sulawesi Barat bertambah.
Sampai dengan Jumat (15/1/20210) pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal
menjadi 34 orang.

“Rinciannya, 26 orang meninggal
dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane,” ungkap Kepala
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam
keterangannya, Jumat (15/1).

Untuk di Kabupaten Majene, terdapat
10 titik lokasi pengungsian. Yakni, di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa
Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, dan Desa
Lakkading. Lalu Desa Lembang, Desa Limbua yang terdapat di Kecamatan Ulumanda,
Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.

Sementara di Kabupaten Mamuju,
terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.

Di sisi lain, komunikasi dari
kedua wilayah itu juga masih cukup sulit dilakukan karena sambungan komunikasi
selular yang masih tidak stabil. Selain itu listrik juga masih terputus.

Sementara, BNPB juga sudah
mendistribusikan bantuan untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene. Rinciannya,
8 set tenda isolasi, sepuluh set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan
gizi, dan 2.004 paket makanan siap saji.

Baca Juga :  Vaksin Janssen Tiba di Indonesia, Hanya Butuh Sekali Suntik

Selanjutnya 1.002 paket lauk
pauk, 700 lembar selimut, lima unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket
perlengkapan bayi. “Lalu, 500 ribu masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit
Genset 5 KVA,” tandasnya.

Terpisah, Menteri Sosial Tri
Rismaharini dan Kepala BNPB Doni Monardo sudah bertolak dari Jakarta ke
Sulawesi Barat. Bersamaan dengan itu, dibawa juga sejumlah bantuan logistik
untuk para korban dan masyarakat disana.

Risma bahkan sudah memerintahkan
jajarannya agar secepatnya mengirimkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana)
wilayah sekitarnya. Juga Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP), serta menyalurkan
berbagai bantuan logistik. “Bantuan logistik sudah dalam perjalanan menuju lokasi
terdampak gempa,” ujar Risma di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Saat ini, sambungnya, Tim LDP
juga sudah bergerak. “Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan
warga terdampak gempa,” sambungnya.

Untuk pertolongan pertama, lanjut
Risma, Tagana setempat telah melakukan evakuasi bersama BPBD dan TNI-Polri.

Baca Juga :  Sah! Pimpinan dan Pegawai Non-PNS Lembaga Non-Struktural Dapat THR

Sementara bantuan logistik
seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap
saji, dan lainnya dikirimkan bertahap mulai pagi ini. “Semua logistik di gudang
Sulbar dikeluarkan untuk membantu masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga sudah
memerintahkan pendirian dapur umum di titik-titik pengungsian. Di setiap titik
pengungsian, jelasnya, ditempatkan satu unit mobil dapur umum yang bisa memasak
sampai 2.000 nasi bungkus dalam satu kali masak. “Sehingga dalam sehari bisa
menghasilkan 6.000 nasi bungkus,” jelas perempuan yang di Surabaya dijuluki
Emak’e Arek-arek Suroboyo ini.

Risma juga memastikan Pemerintah
akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia. “Datanya akan
terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan,” kata mantan
Wali Kota Surabaya ini.

Sesuai SOP, untuk korban
meninggal akan mendapat santunan Rp15 juta per orang yang diserahkan kepada
ahli waris. “Namun ini tentunya akan diserahkan menunggu seluruh data masuk,”
tandasnya.

PROKALTENG.CO – Korban akibat gempa Sulawesi Barat bertambah.
Sampai dengan Jumat (15/1/20210) pukul 14.00 WIB, jumlah korban meninggal
menjadi 34 orang.

“Rinciannya, 26 orang meninggal
dunia di Kabupaten Mamuju dan delapan orang di Kabupaten Majane,” ungkap Kepala
Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati dalam
keterangannya, Jumat (15/1).

Untuk di Kabupaten Majene, terdapat
10 titik lokasi pengungsian. Yakni, di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa
Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, dan Desa
Lakkading. Lalu Desa Lembang, Desa Limbua yang terdapat di Kecamatan Ulumanda,
Kecamatan Malunda serta Kecamatan Sendana.

Sementara di Kabupaten Mamuju,
terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro.

Di sisi lain, komunikasi dari
kedua wilayah itu juga masih cukup sulit dilakukan karena sambungan komunikasi
selular yang masih tidak stabil. Selain itu listrik juga masih terputus.

Sementara, BNPB juga sudah
mendistribusikan bantuan untuk Kabupaten Mamuju dan Kabupaten Majene. Rinciannya,
8 set tenda isolasi, sepuluh set tenda pengungsi, 2.004 paket makanan tambahan
gizi, dan 2.004 paket makanan siap saji.

Baca Juga :  Vaksin Janssen Tiba di Indonesia, Hanya Butuh Sekali Suntik

Selanjutnya 1.002 paket lauk
pauk, 700 lembar selimut, lima unit Light Tower, 200 unit Velbed, 500 paket
perlengkapan bayi. “Lalu, 500 ribu masker kain, 700 pak mie sagu dan 30 unit
Genset 5 KVA,” tandasnya.

Terpisah, Menteri Sosial Tri
Rismaharini dan Kepala BNPB Doni Monardo sudah bertolak dari Jakarta ke
Sulawesi Barat. Bersamaan dengan itu, dibawa juga sejumlah bantuan logistik
untuk para korban dan masyarakat disana.

Risma bahkan sudah memerintahkan
jajarannya agar secepatnya mengirimkan personel Taruna Siaga Bencana (Tagana)
wilayah sekitarnya. Juga Tim Layanan Dukungan Psikososial (LDP), serta menyalurkan
berbagai bantuan logistik. “Bantuan logistik sudah dalam perjalanan menuju lokasi
terdampak gempa,” ujar Risma di Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

Saat ini, sambungnya, Tim LDP
juga sudah bergerak. “Kita upayakan bantuan secepat-cepatnya untuk penanganan
warga terdampak gempa,” sambungnya.

Untuk pertolongan pertama, lanjut
Risma, Tagana setempat telah melakukan evakuasi bersama BPBD dan TNI-Polri.

Baca Juga :  Sah! Pimpinan dan Pegawai Non-PNS Lembaga Non-Struktural Dapat THR

Sementara bantuan logistik
seperti matras, tenda, perlengkapan anak, perlengkapan lansia, makanan siap
saji, dan lainnya dikirimkan bertahap mulai pagi ini. “Semua logistik di gudang
Sulbar dikeluarkan untuk membantu masyarakat,” ungkapnya.

Selain itu, ia juga sudah
memerintahkan pendirian dapur umum di titik-titik pengungsian. Di setiap titik
pengungsian, jelasnya, ditempatkan satu unit mobil dapur umum yang bisa memasak
sampai 2.000 nasi bungkus dalam satu kali masak. “Sehingga dalam sehari bisa
menghasilkan 6.000 nasi bungkus,” jelas perempuan yang di Surabaya dijuluki
Emak’e Arek-arek Suroboyo ini.

Risma juga memastikan Pemerintah
akan memberikan santunan kepada korban yang meninggal dunia. “Datanya akan
terus kami perbarui karena tim masih terus melakukan pendataan,” kata mantan
Wali Kota Surabaya ini.

Sesuai SOP, untuk korban
meninggal akan mendapat santunan Rp15 juta per orang yang diserahkan kepada
ahli waris. “Namun ini tentunya akan diserahkan menunggu seluruh data masuk,”
tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru