28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Pemerintah Kerap Gagal Manfaatkan Momentum Lebaran untuk Kerek PDB

Institute Development Of
Economics And Finance (INDEF) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen tidak sesuai ekspektasi. Realisasi
pertumbuhan ekonomi yang diperoleh harusnya bisa lebih tinggi dari yang
dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS). Sebab pada periode itu, terdapat dua
peristiwa besar yaitu momentum puasa dan lebaran.

Sebagaimana
diketahui, BPS mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II
2019, melambat. Pada periode tersebut, ekonomi hanya tumbuh sebesar 5,05 persen secara
tahunan (year
on year
/yoy). Realisasi itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan
kuartal-II 2018 yang pernah mencapai 5,27 persen.

Menurut Wakil
Direktur Ekonomi INDEF, Eko Listiyanto, momentum lebaran 2019 tak berkontribusi
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Bukan hanya tahun ini, akan
tetapi pada tujuh tahun lalu, pemerintah belum mampu memanfaatkan momentum
lebaran dan puasa untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Terima 3 Nama Bakal Calon Hakim MK

“Pemerintah
selalu mengatakan bahwa dalam momentum lebaran, ekonomi akan tumbuh lebih baik.
Tetapi faktanya tidak selalu. Selama lebaran sebetulnya kadang bisa naik,
stabil, bahkan lebih rendah,” kata Eko saat menggelar konferensi pers di
Jakarta, Rabu (7/8).

Di saat
bersamaan, lanjut dia, pelaksanaan pemilu serentak 2019 juga belum mampu
mendongkel pertumbuhan ekonomi nasional. Sama dengan lebaran dan puasa,
momentum pilpres kerap kali digadang-gadang oleh pemerintah untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sayangnya,
tak banyak perubahan signifikan pada makro ekonomi nasional. Hanya sektor
pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang diketahui
mengalami sedikit adanya peningkatan. Sedangkan secara keseluruhan, belum
terasa ke negara.

Baca Juga :  Dilaporkan Luhut, Haris Azhar: Kondisi Kebebasan Sipil Makin Menyusut

“Pertumbuhan
investasi juga turun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana mau
dongkrak pertumbuhan ekonomi kalau pertumbuhan investasinya di bawah
pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.(jpg)

Institute Development Of
Economics And Finance (INDEF) menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
kuartal II 2019 sebesar 5,05 persen tidak sesuai ekspektasi. Realisasi
pertumbuhan ekonomi yang diperoleh harusnya bisa lebih tinggi dari yang
dipaparkan Badan Pusat Statistik (BPS). Sebab pada periode itu, terdapat dua
peristiwa besar yaitu momentum puasa dan lebaran.

Sebagaimana
diketahui, BPS mencatat realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II
2019, melambat. Pada periode tersebut, ekonomi hanya tumbuh sebesar 5,05 persen secara
tahunan (year
on year
/yoy). Realisasi itu jauh lebih rendah dibandingkan dengan
kuartal-II 2018 yang pernah mencapai 5,27 persen.

Menurut Wakil
Direktur Ekonomi INDEF, Eko Listiyanto, momentum lebaran 2019 tak berkontribusi
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Bukan hanya tahun ini, akan
tetapi pada tujuh tahun lalu, pemerintah belum mampu memanfaatkan momentum
lebaran dan puasa untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Terima 3 Nama Bakal Calon Hakim MK

“Pemerintah
selalu mengatakan bahwa dalam momentum lebaran, ekonomi akan tumbuh lebih baik.
Tetapi faktanya tidak selalu. Selama lebaran sebetulnya kadang bisa naik,
stabil, bahkan lebih rendah,” kata Eko saat menggelar konferensi pers di
Jakarta, Rabu (7/8).

Di saat
bersamaan, lanjut dia, pelaksanaan pemilu serentak 2019 juga belum mampu
mendongkel pertumbuhan ekonomi nasional. Sama dengan lebaran dan puasa,
momentum pilpres kerap kali digadang-gadang oleh pemerintah untuk dapat
meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sayangnya,
tak banyak perubahan signifikan pada makro ekonomi nasional. Hanya sektor
pengeluaran konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang diketahui
mengalami sedikit adanya peningkatan. Sedangkan secara keseluruhan, belum
terasa ke negara.

Baca Juga :  Dilaporkan Luhut, Haris Azhar: Kondisi Kebebasan Sipil Makin Menyusut

“Pertumbuhan
investasi juga turun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana mau
dongkrak pertumbuhan ekonomi kalau pertumbuhan investasinya di bawah
pertumbuhan ekonomi nasional,” pungkasnya.(jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru