27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Kirim 79 Dai ke Pelosok Indonesia

 Masyarakat di daerah pinggiran atau pelosok
kerap tidak mendapat pendidikan dan pengajaran agama yang memadai. Hal itu
dipicu oleh kondisi mereka yang jauh dari pusat kota.

Agar masyarakat di pedalaman mendapat ilmu
agama yang memadai, Global Zakat-ACT dan Mahad Aly (perguruan tinggi) Al Nuaimy
melepas 79 orang mahasiswanya untuk berdakwah. Mereka disebar ke daerah pelosok
yang tersebar di 24 provinsi.

Direktur Mahad Ali An Nuaimy Ustad Itang
Rusmana menyebut, pengiriman dai ke pelosok bagian dari program Dai Nusantara.
Progrma itu diinisiasi oleh Global Zakat – ACT. Tujuannya untuk membangun
masyarakat melalui dakwah di pelosok negeri. Mahasiswa yang dikirim itu, selama
setahun tidak hanya dituntut untuk mengajarkan hal yang sifatnya agama, tetapi
juga meningkatkan taraf hidup di masyarakat.

Baca Juga :  Viral Tanda SOS Muncul di Lokasi Jatuhnya SJ-182, Ini Respons Polisi

“Kami mengambil contoh dari program
sebelumnya. Ada Dai kami yang di Desa Brang Kolong, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dai kami di sana mampu membangun pesantren. Bahkan mereka juga memberikan
lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat,” jelas Ustad Itang dalam keterangan
persnya, Rabu (8/5).

Ustad Itang menyebut, sebelum berangkat ke
daerah pelosok, para mahasiswa juga dibekali dengan beberapa materi khusus
untuk menjalankan program Dai Nusantara Global Zakat – ACT.

Di antaranya kemampuan untuk berinteraksi dengan
masyarakat lokal, sosial mapping, memahami potensi konflik yang ada di
masyarakat, mencatat tokoh-tokoh penting di masyarakat. “Lebih penting lagi
kemampuan mengidentifikasi masalah di masyarakat,” terangnya.

Vice President ACT Ibnu Hajar menambahkan,
program Dai Nusantara merupakan jawaban dari beragam permasalahan di
tepian-tepian negeri. Program itu difokuskan pada usaha pengembangan
masyarakat, di samping pada pendidikan agama.

Baca Juga :  Ini Keinginan Gubernur Kepada Menkopolhukam

“Kami ingin para Dai ini bukan hanya
mengajarkan tentang Islam tetapi juga bersahabat dengan masyarakat. Memahami
permasalahan di tengah masyarakat, menemukan dan mengelola potensi-potensi
hebat masyarakat. Lalu mendampingi masyarakat menyiapkan program-program
terbaik untuk menuju masyarakat mandiri,” kata Ibnu.

Pelepasan Dai Nusantara yang berlangsung pada
Sabtu (4/5) dilakukan oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Mantan Presiden PKS itu mengapresiasi program
Dai Nusantara. Menurut dia, seharusnya umat Islam Indonesia memang menghadirkan
kerja sama yang sangat baik. “Menyiapkan sumber daya manusia yang terbaik dan
kondisi yang terbaik,” tandasnya.(jpc)

 

 Masyarakat di daerah pinggiran atau pelosok
kerap tidak mendapat pendidikan dan pengajaran agama yang memadai. Hal itu
dipicu oleh kondisi mereka yang jauh dari pusat kota.

Agar masyarakat di pedalaman mendapat ilmu
agama yang memadai, Global Zakat-ACT dan Mahad Aly (perguruan tinggi) Al Nuaimy
melepas 79 orang mahasiswanya untuk berdakwah. Mereka disebar ke daerah pelosok
yang tersebar di 24 provinsi.

Direktur Mahad Ali An Nuaimy Ustad Itang
Rusmana menyebut, pengiriman dai ke pelosok bagian dari program Dai Nusantara.
Progrma itu diinisiasi oleh Global Zakat – ACT. Tujuannya untuk membangun
masyarakat melalui dakwah di pelosok negeri. Mahasiswa yang dikirim itu, selama
setahun tidak hanya dituntut untuk mengajarkan hal yang sifatnya agama, tetapi
juga meningkatkan taraf hidup di masyarakat.

Baca Juga :  Viral Tanda SOS Muncul di Lokasi Jatuhnya SJ-182, Ini Respons Polisi

“Kami mengambil contoh dari program
sebelumnya. Ada Dai kami yang di Desa Brang Kolong, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Dai kami di sana mampu membangun pesantren. Bahkan mereka juga memberikan
lapangan pekerjaan kepada masyarakat setempat,” jelas Ustad Itang dalam keterangan
persnya, Rabu (8/5).

Ustad Itang menyebut, sebelum berangkat ke
daerah pelosok, para mahasiswa juga dibekali dengan beberapa materi khusus
untuk menjalankan program Dai Nusantara Global Zakat – ACT.

Di antaranya kemampuan untuk berinteraksi dengan
masyarakat lokal, sosial mapping, memahami potensi konflik yang ada di
masyarakat, mencatat tokoh-tokoh penting di masyarakat. “Lebih penting lagi
kemampuan mengidentifikasi masalah di masyarakat,” terangnya.

Vice President ACT Ibnu Hajar menambahkan,
program Dai Nusantara merupakan jawaban dari beragam permasalahan di
tepian-tepian negeri. Program itu difokuskan pada usaha pengembangan
masyarakat, di samping pada pendidikan agama.

Baca Juga :  Ini Keinginan Gubernur Kepada Menkopolhukam

“Kami ingin para Dai ini bukan hanya
mengajarkan tentang Islam tetapi juga bersahabat dengan masyarakat. Memahami
permasalahan di tengah masyarakat, menemukan dan mengelola potensi-potensi
hebat masyarakat. Lalu mendampingi masyarakat menyiapkan program-program
terbaik untuk menuju masyarakat mandiri,” kata Ibnu.

Pelepasan Dai Nusantara yang berlangsung pada
Sabtu (4/5) dilakukan oleh Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid.

Mantan Presiden PKS itu mengapresiasi program
Dai Nusantara. Menurut dia, seharusnya umat Islam Indonesia memang menghadirkan
kerja sama yang sangat baik. “Menyiapkan sumber daya manusia yang terbaik dan
kondisi yang terbaik,” tandasnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru