33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Sudah 50 CJH Wafat

Masa Armuzna (Arafah,
Muzdalifah, dan Mina) segera tiba. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jamaah
yang meninggal pada fase tersebut selalu banyak. Karena itu, Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan terus melakukan
persiapan.

Klinik Kesehatan Haji
Indonesia (KKHI) Makkah membuat perbandingan jumlah jamaah meninggal sampai
hari ke-28 (2 Agustus) masa operasional haji. Tahun ini tercatat sudah ada 50
jamaah yang meninggal. Pada periode yang sama di musim haji 2018, ada 62 orang
jamaah yang meninggal. Sebelumnya, di musim haji 2017, ada 90 jamaah yang
meninggal, sedangkan pada 2016 tercatat ada 58 jamaah yang wafat.

Menteri Agama Lukman
Hakim Saifuddin menjelaskan, turunnya angka kematian sampai masa operasional
hari ke-28 itu disebabkan banyak faktor. “Di antaranya adalah upaya preventif
sejak di tanah air,” katanya kemarin (4/8).

Baca Juga :  Bertambah 292 Orang, Kasus Covid-19 Menjadi 10.843

Kepala Seksi Kesehatan
Daerah Kerja Makkah Muhammad Imran menyatakan, tren kematian jamaah biasanya
naik setelah masa Armuzna. “Biasanya jamaah gelombang kedua yang rawan,”
ujarnya.

Mereka biasanya
memforsir kegiatan umrah sunah setelah masa Armuzna. Sebab, mereka ingin umrah
sesering-seringnya sebelum diarahkan menuju Madinah.

Sementara itu,
rombongan DPR melakukan kunjungan ke KKHI Makkah. Rombongan yang dipimpin Ketua
Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong itu menjalankan tugas sebagai pengawas
penyelenggaraan haji. Di antara mereka ada anggota Komisi VIII DPR Hasan
Aminuddin. Mantan bupati Probolinggo tersebut mengapresiasi layanan kesehatan
untuk jamaah.

Hasan menyambut baik
karena tahun ini jumlah dokter spesialis lebih banyak ketimbang dokter umum.
Tahun ini dokter spesialis di KKHI Makkah berjumlah 23 orang. Sedangkan dokter
umumnya 12 orang.

Baca Juga :  Parah! Bu Guru Dikeroyok Orang Tua Siswa Saat Mengajar

Menurut Hasan,
komposisi itu ideal. Sebab, mayoritas jamaah yang dirawat adalah lansia.
“Jamaah lansia membutuhkan tenaga dokter spesialis. Saya berharap tenaga
kesehatan bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada jamaah,” kata
politikus Partai Nasdem itu.(jpg)

 

Masa Armuzna (Arafah,
Muzdalifah, dan Mina) segera tiba. Pengalaman tahun-tahun sebelumnya, jamaah
yang meninggal pada fase tersebut selalu banyak. Karena itu, Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi bidang kesehatan terus melakukan
persiapan.

Klinik Kesehatan Haji
Indonesia (KKHI) Makkah membuat perbandingan jumlah jamaah meninggal sampai
hari ke-28 (2 Agustus) masa operasional haji. Tahun ini tercatat sudah ada 50
jamaah yang meninggal. Pada periode yang sama di musim haji 2018, ada 62 orang
jamaah yang meninggal. Sebelumnya, di musim haji 2017, ada 90 jamaah yang
meninggal, sedangkan pada 2016 tercatat ada 58 jamaah yang wafat.

Menteri Agama Lukman
Hakim Saifuddin menjelaskan, turunnya angka kematian sampai masa operasional
hari ke-28 itu disebabkan banyak faktor. “Di antaranya adalah upaya preventif
sejak di tanah air,” katanya kemarin (4/8).

Baca Juga :  Bertambah 292 Orang, Kasus Covid-19 Menjadi 10.843

Kepala Seksi Kesehatan
Daerah Kerja Makkah Muhammad Imran menyatakan, tren kematian jamaah biasanya
naik setelah masa Armuzna. “Biasanya jamaah gelombang kedua yang rawan,”
ujarnya.

Mereka biasanya
memforsir kegiatan umrah sunah setelah masa Armuzna. Sebab, mereka ingin umrah
sesering-seringnya sebelum diarahkan menuju Madinah.

Sementara itu,
rombongan DPR melakukan kunjungan ke KKHI Makkah. Rombongan yang dipimpin Ketua
Komisi VIII DPR Ali Taher Parasong itu menjalankan tugas sebagai pengawas
penyelenggaraan haji. Di antara mereka ada anggota Komisi VIII DPR Hasan
Aminuddin. Mantan bupati Probolinggo tersebut mengapresiasi layanan kesehatan
untuk jamaah.

Hasan menyambut baik
karena tahun ini jumlah dokter spesialis lebih banyak ketimbang dokter umum.
Tahun ini dokter spesialis di KKHI Makkah berjumlah 23 orang. Sedangkan dokter
umumnya 12 orang.

Baca Juga :  Parah! Bu Guru Dikeroyok Orang Tua Siswa Saat Mengajar

Menurut Hasan,
komposisi itu ideal. Sebab, mayoritas jamaah yang dirawat adalah lansia.
“Jamaah lansia membutuhkan tenaga dokter spesialis. Saya berharap tenaga
kesehatan bisa memberikan pelayanan yang maksimal kepada jamaah,” kata
politikus Partai Nasdem itu.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru