25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Menkeu Akui Tak Bisa Andalkan Kebijakan Fiskal dan Moneter Lagi

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku, Indonesia tidak dapat mengandalkan kebijakan makro ekonomi seperti kebijakan fiskal dan moneter dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak perekonomian global. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menekankan pentingnya reformasi struktural.

“Satu hal yang harus kita akui bersama kita enggak bisa bergantung pada kebijakan fiskal dan moneter. Tapi, harus melakukan reformasi struktural,” ujarnya dalam acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (5/2).

Sri Mulyani menilai, reformasi struktural merupakan langkah yang lebih tepat dalam mengurus perekonomian dibandingkan melalui jalan pintas. Meskipun begitu, dia mengakui, di tengah banyaknya tantangan yang menghadang saat ini, hal itu tidak mudah untuk dilakukan.

Baca Juga :  Satu Lagi Prajurit TNI Tewas Ditembak Separatis Papua

Dia menilai reformasi struktural dapat membangun pondasi yang kuat dalam membentengi ekonomi domestik dari gejolak global. Reformasi struktural dapat diambil dari keberhasilan kebijakan dari reformasi sebelumnya.

Sri Mulyani melihat, dalam satu dekade terakhir banyak negara kehabisan amunisi dan strategi dalam menghadapi perlambatan ekonomi global. Hal itu cukup mengkhawatirkan meskipun Indonesia mampu mencatat pertumbuhan yang positif hingga akhir tahun lalu.

“Jadi, pertama kita harus lihat hasil yang lahir dengan adanya kebijakan ekonomi dan kebijakan apa yang berhasil menunjang. Selanjutnya perbaikan lapangan kerja dan penuntasan kemiskinan,” pungkasnya.(jpc)

 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku, Indonesia tidak dapat mengandalkan kebijakan makro ekonomi seperti kebijakan fiskal dan moneter dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah gejolak perekonomian global. Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menekankan pentingnya reformasi struktural.

“Satu hal yang harus kita akui bersama kita enggak bisa bergantung pada kebijakan fiskal dan moneter. Tapi, harus melakukan reformasi struktural,” ujarnya dalam acara Mandiri Investment Forum di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu (5/2).

Sri Mulyani menilai, reformasi struktural merupakan langkah yang lebih tepat dalam mengurus perekonomian dibandingkan melalui jalan pintas. Meskipun begitu, dia mengakui, di tengah banyaknya tantangan yang menghadang saat ini, hal itu tidak mudah untuk dilakukan.

Baca Juga :  Satu Lagi Prajurit TNI Tewas Ditembak Separatis Papua

Dia menilai reformasi struktural dapat membangun pondasi yang kuat dalam membentengi ekonomi domestik dari gejolak global. Reformasi struktural dapat diambil dari keberhasilan kebijakan dari reformasi sebelumnya.

Sri Mulyani melihat, dalam satu dekade terakhir banyak negara kehabisan amunisi dan strategi dalam menghadapi perlambatan ekonomi global. Hal itu cukup mengkhawatirkan meskipun Indonesia mampu mencatat pertumbuhan yang positif hingga akhir tahun lalu.

“Jadi, pertama kita harus lihat hasil yang lahir dengan adanya kebijakan ekonomi dan kebijakan apa yang berhasil menunjang. Selanjutnya perbaikan lapangan kerja dan penuntasan kemiskinan,” pungkasnya.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru