25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bamsoet Mundur, Airlangga Bakal Menang Aklamasi di Munas Golkar

Pemilihan
ketua umum Golkar akan dilakukan secara aklamasi, dengan menunjuk Airlangga
Hartanto kembali sebagai pemimpin untuk 5 tahun mendatang. Itu dilakukan
setelah Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan mundur dari bursa Calon Ketua
Umum di Munas Golkar 2019.

“Kemungkinan
besar arahnya kepada aklamasi. Mekanisme sesuai dengan AD/ART tetap harus
dilalui. Proses persidangan tetap akan dilaksanakan,” kata Ketua DPP Partai
Golkar Ace Hasan Sadziliy kepada wartawan, Selasa (3/12).

Sementara
itu, Komite Pemilihan Munas Golkar Maman Abdurahman mengatakan, dari 9 nama
caketum yang mendaftar, hanya 5 nama yang menemuhi syarat. Mereka adalah
Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam, Ali Yahya dan Agun
Gunanjar.

“Keempat
nama yang lainnya belum memenuhi syarat yaitu Pak Indra Bambang Utoyo, Pak
Achmad Annama, Pak Aris Mandji, satu lagi Derek Lopatty,” kata Maman.

Maman
menjelaskan, tidak lolosnya empat caketum karena berbagai alasan. Misalnya,
Bambang Utoyo karena tidak menyanggupi syarat pernyataan untuk tidak membuat
partai baru apabila kalah bersaing. Termasuk syarat minimal menjadi pengurus
Golkar 5 tahun yang tidak dipenuhi.

Baca Juga :  Prajurit TNI yang Nekat Mudik Bakal Kena Sanksi Disiplin Militer

Sedangkan
Derek Lopatty gagal karena alasan prestasi. Sementara Aris Mandji gagal karena
pernah menjadi caleg di partai lain.

“Komite
pemilihan betul-betul bedasarkan fakta dan data syarat-syarat administrasi yang
ada,” imbuh Maman.

Sementara
itu, Ketua Panitia Munas Golkar Adies Karding mengatakan, selain Bamsoet, Ali
Yahya juga mundur sebagai caketum Golkar. Alasannya diduga karena kesulitan
mendapat dukungan dari 30 persen suara DPD.

“Mungkin
kurang kesiapan karena terkait persyaratan 30 persen dukungan, kalau susah
didapat percuma juga maju. Mungkin itu ya saya juga kurang tahu, yang saya
dengar beliau sudah mengundurkan diri,” pungkasnya.

Sebelumnya,
secara mendadak Bamsoet akhirnya memutuskan mundur dari pencalonannya sebagai
Ketum Golkar. Keputusan itu diambil usai dirinya menggelar pertemuan tertutup
dengan Airlangga Hartarto dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan.

Baca Juga :  Mobilitas Tinggi, Usia Produktif Paling Banyak Terjangkit Covid-19

Pertemuan
yang digelar di kantor Kemenko Maritim, Selasa (3/12) itu juga dihadiri oleh
Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie atau yang biasa disapa Ical.

“Saat ini
yang ada adalah pro Golkar dan pro Indonesia Maju. Maka, dengan semangat
rekonsiliasi yang kita sepakati bersama, demi menjaga soliditas, keutuhan
Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum
Golkar,” ujar Bamsoet di hadapan Luhut dan Airlangga.

Bamsoet
menuturkan, kekompakan ini penting demi menyongsong Pemilu 2024 dan Pilkada
2020. Oleh sebab itu, ia mengesampingkan keinginannya untuk maju sebagai
Caketum Golkar. (jpc)

 

Pemilihan
ketua umum Golkar akan dilakukan secara aklamasi, dengan menunjuk Airlangga
Hartanto kembali sebagai pemimpin untuk 5 tahun mendatang. Itu dilakukan
setelah Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyatakan mundur dari bursa Calon Ketua
Umum di Munas Golkar 2019.

“Kemungkinan
besar arahnya kepada aklamasi. Mekanisme sesuai dengan AD/ART tetap harus
dilalui. Proses persidangan tetap akan dilaksanakan,” kata Ketua DPP Partai
Golkar Ace Hasan Sadziliy kepada wartawan, Selasa (3/12).

Sementara
itu, Komite Pemilihan Munas Golkar Maman Abdurahman mengatakan, dari 9 nama
caketum yang mendaftar, hanya 5 nama yang menemuhi syarat. Mereka adalah
Airlangga Hartarto, Bambang Soesatyo, Ridwan Hisjam, Ali Yahya dan Agun
Gunanjar.

“Keempat
nama yang lainnya belum memenuhi syarat yaitu Pak Indra Bambang Utoyo, Pak
Achmad Annama, Pak Aris Mandji, satu lagi Derek Lopatty,” kata Maman.

Maman
menjelaskan, tidak lolosnya empat caketum karena berbagai alasan. Misalnya,
Bambang Utoyo karena tidak menyanggupi syarat pernyataan untuk tidak membuat
partai baru apabila kalah bersaing. Termasuk syarat minimal menjadi pengurus
Golkar 5 tahun yang tidak dipenuhi.

Baca Juga :  Prajurit TNI yang Nekat Mudik Bakal Kena Sanksi Disiplin Militer

Sedangkan
Derek Lopatty gagal karena alasan prestasi. Sementara Aris Mandji gagal karena
pernah menjadi caleg di partai lain.

“Komite
pemilihan betul-betul bedasarkan fakta dan data syarat-syarat administrasi yang
ada,” imbuh Maman.

Sementara
itu, Ketua Panitia Munas Golkar Adies Karding mengatakan, selain Bamsoet, Ali
Yahya juga mundur sebagai caketum Golkar. Alasannya diduga karena kesulitan
mendapat dukungan dari 30 persen suara DPD.

“Mungkin
kurang kesiapan karena terkait persyaratan 30 persen dukungan, kalau susah
didapat percuma juga maju. Mungkin itu ya saya juga kurang tahu, yang saya
dengar beliau sudah mengundurkan diri,” pungkasnya.

Sebelumnya,
secara mendadak Bamsoet akhirnya memutuskan mundur dari pencalonannya sebagai
Ketum Golkar. Keputusan itu diambil usai dirinya menggelar pertemuan tertutup
dengan Airlangga Hartarto dan Menko Maritim Luhut Pandjaitan.

Baca Juga :  Mobilitas Tinggi, Usia Produktif Paling Banyak Terjangkit Covid-19

Pertemuan
yang digelar di kantor Kemenko Maritim, Selasa (3/12) itu juga dihadiri oleh
Ketua Dewan Pembina Golkar Aburizal Bakrie atau yang biasa disapa Ical.

“Saat ini
yang ada adalah pro Golkar dan pro Indonesia Maju. Maka, dengan semangat
rekonsiliasi yang kita sepakati bersama, demi menjaga soliditas, keutuhan
Golkar, saya menyatakan tidak meneruskan pencalonan saya sebagai kandidat Ketum
Golkar,” ujar Bamsoet di hadapan Luhut dan Airlangga.

Bamsoet
menuturkan, kekompakan ini penting demi menyongsong Pemilu 2024 dan Pilkada
2020. Oleh sebab itu, ia mengesampingkan keinginannya untuk maju sebagai
Caketum Golkar. (jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru