26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dampak Gempa 6,9 SR, 7 Unit Rumah Teridentifikasi Rusak Berat

Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan pendataan terkait gempa
bumi bermagnitudo 6,9 skala richter (SR) yang terjadi di Laut Samudera Hindia
Selatan. Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB
pada Jumat (2/8) pukul 22.10 WIB, tercatat tujuh rumah rusak berat, tiga rumah
rusak sedang, dan lima lainnya rusak ringan.

“Data rumah
rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat,”
kata Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam
keterangannya, Jumat (2/8) malam.

Agus
menjelaskan, sebanyak lima unit rumah rusak berat di Desa Neglasari dan satu
unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Rumah rusak
berat lainnya tercatat satu unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy,
Bandung Barat. Selain itu, kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan
Cipatat dan Cililin.

Baca Juga :  KPK Kembali Garap Romahurmuziy, Ini Kasusnya

Satu rumah
rusak ringan di Desa Cirawa Mekar, Kecamatan Cipatat, sedangkan empat lainnya
di Kecamatan Cililin. Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan
rusak sedang di Kabupaten Sukabumi.

“Rincian
kerusakan satu unit di Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu dan satu lagi di Desa
Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis
Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan,”
ucap Agus.

“Di Kota Bogor,
BPBD setempat melaporkan satu unit rumah mengalami retak-retak,” jelas Agus.

Sebelumnya,
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengakhiri peringatan
dini tsunami yang terpusat di Laut Samudera Hindia Selatan pada pukul 21.35
WIB. Gempa bumi yang semula ditaksir bermagnitudo 7,4 skala richter (SR)
setelah dilakukan pemutakhiran menjadi berkekuatan 6,9 SR.

Baca Juga :  Menanti Gebrakan Kabinet Indonesia Maju untuk Tuntaskan 2 PR

“Hasil analisis
BMKG berkekuatan 7,4 SR yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi berkuatan 6,9
SR,” kata Kepala BMKG Dwikorita di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (2/8) malam
WIB.

Dwikorita
menjelaskan, gempa bumi yang terjadi sekitar pukul 19.35 WIB termasuk gempa
bumi dangkal. Tepatnya berlokasi di laut pada kedalaman 4,8 kilometer pada
jarak 164 kilometer arah barat daya Kota Pandeglang, Banten.
Hingga pukul 21.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya gempa
bumi susulan. Bahkan tidak ada pergerakan muka air laut yang signifikan.

“Berdasarkan
monitoring muka air laut melalui alat pantau pasang surut muka air laut, tidak
ada indikasi perubahan muka laut yang signifikan,” tutur Dwikorita..(jpg)

Badan
Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mulai melakukan pendataan terkait gempa
bumi bermagnitudo 6,9 skala richter (SR) yang terjadi di Laut Samudera Hindia
Selatan. Data sementara yang dihimpun Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB
pada Jumat (2/8) pukul 22.10 WIB, tercatat tujuh rumah rusak berat, tiga rumah
rusak sedang, dan lima lainnya rusak ringan.

“Data rumah
rusak berat teridentifikasi di wilayah Kabupaten Cianjur dan Bandung Barat,”
kata Plh Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo dalam
keterangannya, Jumat (2/8) malam.

Agus
menjelaskan, sebanyak lima unit rumah rusak berat di Desa Neglasari dan satu
unit di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Agrabinta, Kabupaten Cianjur. Rumah rusak
berat lainnya tercatat satu unit di Desa Sirnagalih, Kecamatan Cipeundeuy,
Bandung Barat. Selain itu, kerusakan di kabupaten ini juga terjadi di Kecamatan
Cipatat dan Cililin.

Baca Juga :  KPK Kembali Garap Romahurmuziy, Ini Kasusnya

Satu rumah
rusak ringan di Desa Cirawa Mekar, Kecamatan Cipatat, sedangkan empat lainnya
di Kecamatan Cililin. Sementara itu, dua unit rumah mengalami rusak ringan dan
rusak sedang di Kabupaten Sukabumi.

“Rincian
kerusakan satu unit di Desa Jayabakti Kecamatan Cidahu dan satu lagi di Desa
Sukatani, Kecamatan Parakansalak. Kerusakan juga terjadi pada bangunan Majelis
Ta’lim di Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, dengan kategori rusak ringan,”
ucap Agus.

“Di Kota Bogor,
BPBD setempat melaporkan satu unit rumah mengalami retak-retak,” jelas Agus.

Sebelumnya,
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengakhiri peringatan
dini tsunami yang terpusat di Laut Samudera Hindia Selatan pada pukul 21.35
WIB. Gempa bumi yang semula ditaksir bermagnitudo 7,4 skala richter (SR)
setelah dilakukan pemutakhiran menjadi berkekuatan 6,9 SR.

Baca Juga :  Menanti Gebrakan Kabinet Indonesia Maju untuk Tuntaskan 2 PR

“Hasil analisis
BMKG berkekuatan 7,4 SR yang selanjutnya dimutakhirkan menjadi berkuatan 6,9
SR,” kata Kepala BMKG Dwikorita di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (2/8) malam
WIB.

Dwikorita
menjelaskan, gempa bumi yang terjadi sekitar pukul 19.35 WIB termasuk gempa
bumi dangkal. Tepatnya berlokasi di laut pada kedalaman 4,8 kilometer pada
jarak 164 kilometer arah barat daya Kota Pandeglang, Banten.
Hingga pukul 21.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya gempa
bumi susulan. Bahkan tidak ada pergerakan muka air laut yang signifikan.

“Berdasarkan
monitoring muka air laut melalui alat pantau pasang surut muka air laut, tidak
ada indikasi perubahan muka laut yang signifikan,” tutur Dwikorita..(jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru