28.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kapolri Baru Diultimatum Sebulan Tuntaskan Kasus Novel

JAKARTA-Jenderal Idham Azis menyampaikan
terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memercayainya memimpin
Korps Bhayangkara.

“Saya mensyukuri
nikmat yang Allah telah berikan kepada saya sehingga dipercayakan oleh Bapak Presiden
untuk mengemban amanah selaku kapolri. Saya juga ucapkan terima kasih kepada
Bapak Presiden Jokowi,” kata Idham di Istana Negara, Jumat (1/11).

Pelantikan komisaris
jenderal polisi yang sekaligus mendapat kenaikan pangkat menjadi jenderal
bintang empat, didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 97/Polri Tahun 2019
tentang Pengangkatan Kepala Kepolisian RI.

Sebagai kapolri yang baru menggantikan Tito
Karnavian, Idham juga meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat, agar dirinya
bisa menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Saya akan meningkatkan dan melanjutkan
pemantapan kerja sama dengan TNI, untuk bersama-menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Presiden Jokowi mengeluarkan ultimatum untuk
Kapolri Jenderal 
Idham Azis, agar segera mengungkap kasus
penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Dalam acara ramah tamah
dengan jurnalis di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11), Jokowi menyebut bahwa
batas waktu yang diberikan kepada mantan Kabareskrim Polri itu sampai Desember
2019.

Baca Juga :  Kapolri Mutasi 6 Kapolda, Salah Satunya Kalimantan Tengah, Ini Daftarnya

“Saya sudah
sampaikan ke kapolri yang baru, saya beri waktu sampai awal Desember. Saya
sampaikan, awal Desember,” ucap Jokowi.

Ditanya soal
kemungkinan dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen, karena
penyelidikan oleh polisi sudah cukup lama, suami Iriana itu tidak merespons.

Idham Azis dilantik dan
diambil sumpahnya sebagai kapolri oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada
Jumat (1/11) pagi. Dia menggantikan posisi Tito Karnavian yang ditunjuk
presiden sebagai menteri dalam negeri.

Sebelumnya, Tito juga
pernah mendapat ultimatum dari Jokowi untuk mengungkap pelaku penyiraman air
keras terhadap Novel, selama tiga bulan yang berakhir 19 Oktober 2019. Namun,
perkara tersebut juga belum tuntas hingga Tito ditunjuk jadi menteri. 

 Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito
Karnavian mengucapkan selamat kepada Jenderal Idham Azis yang baru saja
dilantik menjadi kapolri di Istana Negara, kemarin. Menurut Tito, banyak tugas
menanti Idham setelah menjabat sebagai orang nomor satu di Polri.

Baca Juga :  Mau Take Off, Rem Blong, Pesawat Asian One Kecelakaan di Nduga

“Selamat atas
pelantikan Bapak Idham Azis sebagai kapolri. Banyak pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh Pak Idham,” ucap Tito di Istana Negara.

Sebagai mantan kapolri,
Tito mengetahui tugas berat segera menanti Idham. Tito mengatakan, Idham perlu
mengurusi tata kelola kepegawaian di Polri.

“Jadi kapolri tidak gampang, karena internal
saja harus mengurusi sekitar 460 ribu orang, eksternal ada 34 polda, 500 lebih
polres, dan hampir 5000 polsek yang tersebar di semua wilayah. Kemudian
pelaksanaan tugas pokok kamtibnas sambil pelayanan kepada publik,” lanjut
Tito.

Oleh karena itu, Tito
memastikan Kemendagri akan menjalin kerja sama dengan Polri. Mantan Kapolda
Metro Jaya itu mengharapkan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) di
semua wilayah bisa lebih kompak.

“Saya selaku mendagri tentunya akan
mendorong para kepala daerah untuk membangun sinergi yang bagus dengan
kepolisian, dengan TNI, kejati, pengadilan tinggi, dan ketua DPRD. Kalau forkopimda
kompak, daerah itu akan aman-aman saja,” tandasnya. (fat/mg10/jpnn/ce/ala)

JAKARTA-Jenderal Idham Azis menyampaikan
terima kasih kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memercayainya memimpin
Korps Bhayangkara.

“Saya mensyukuri
nikmat yang Allah telah berikan kepada saya sehingga dipercayakan oleh Bapak Presiden
untuk mengemban amanah selaku kapolri. Saya juga ucapkan terima kasih kepada
Bapak Presiden Jokowi,” kata Idham di Istana Negara, Jumat (1/11).

Pelantikan komisaris
jenderal polisi yang sekaligus mendapat kenaikan pangkat menjadi jenderal
bintang empat, didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 97/Polri Tahun 2019
tentang Pengangkatan Kepala Kepolisian RI.

Sebagai kapolri yang baru menggantikan Tito
Karnavian, Idham juga meminta dukungan dan doa dari seluruh masyarakat, agar dirinya
bisa menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya.

“Saya akan meningkatkan dan melanjutkan
pemantapan kerja sama dengan TNI, untuk bersama-menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Presiden Jokowi mengeluarkan ultimatum untuk
Kapolri Jenderal 
Idham Azis, agar segera mengungkap kasus
penyiraman air keras terhadap penyidik KPK Novel Baswedan.

Dalam acara ramah tamah
dengan jurnalis di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (1/11), Jokowi menyebut bahwa
batas waktu yang diberikan kepada mantan Kabareskrim Polri itu sampai Desember
2019.

Baca Juga :  Kapolri Mutasi 6 Kapolda, Salah Satunya Kalimantan Tengah, Ini Daftarnya

“Saya sudah
sampaikan ke kapolri yang baru, saya beri waktu sampai awal Desember. Saya
sampaikan, awal Desember,” ucap Jokowi.

Ditanya soal
kemungkinan dibentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Independen, karena
penyelidikan oleh polisi sudah cukup lama, suami Iriana itu tidak merespons.

Idham Azis dilantik dan
diambil sumpahnya sebagai kapolri oleh Presiden Jokowi di Istana Negara pada
Jumat (1/11) pagi. Dia menggantikan posisi Tito Karnavian yang ditunjuk
presiden sebagai menteri dalam negeri.

Sebelumnya, Tito juga
pernah mendapat ultimatum dari Jokowi untuk mengungkap pelaku penyiraman air
keras terhadap Novel, selama tiga bulan yang berakhir 19 Oktober 2019. Namun,
perkara tersebut juga belum tuntas hingga Tito ditunjuk jadi menteri. 

 Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito
Karnavian mengucapkan selamat kepada Jenderal Idham Azis yang baru saja
dilantik menjadi kapolri di Istana Negara, kemarin. Menurut Tito, banyak tugas
menanti Idham setelah menjabat sebagai orang nomor satu di Polri.

Baca Juga :  Mau Take Off, Rem Blong, Pesawat Asian One Kecelakaan di Nduga

“Selamat atas
pelantikan Bapak Idham Azis sebagai kapolri. Banyak pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh Pak Idham,” ucap Tito di Istana Negara.

Sebagai mantan kapolri,
Tito mengetahui tugas berat segera menanti Idham. Tito mengatakan, Idham perlu
mengurusi tata kelola kepegawaian di Polri.

“Jadi kapolri tidak gampang, karena internal
saja harus mengurusi sekitar 460 ribu orang, eksternal ada 34 polda, 500 lebih
polres, dan hampir 5000 polsek yang tersebar di semua wilayah. Kemudian
pelaksanaan tugas pokok kamtibnas sambil pelayanan kepada publik,” lanjut
Tito.

Oleh karena itu, Tito
memastikan Kemendagri akan menjalin kerja sama dengan Polri. Mantan Kapolda
Metro Jaya itu mengharapkan forum komunikasi pimpinan daerah (forkopimda) di
semua wilayah bisa lebih kompak.

“Saya selaku mendagri tentunya akan
mendorong para kepala daerah untuk membangun sinergi yang bagus dengan
kepolisian, dengan TNI, kejati, pengadilan tinggi, dan ketua DPRD. Kalau forkopimda
kompak, daerah itu akan aman-aman saja,” tandasnya. (fat/mg10/jpnn/ce/ala)

Terpopuler

Artikel Terbaru