33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pengganti Mahathir Mohamad Ditentukan Lewat Voting di Parlemen

Raja
Malaysia Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah menyerah. Dia
tidak bisa menentukan siapa yang bakal menjadi perdana menteri (PM) pengganti
Mahathir Mohamad. Usahanya memanggil satu per satu anggota parlemen tak
membuahkan hasil. Sebab, tidak ada kandidat yang meraih suara mayoritas.

Ada 222
anggota parlemen di Malaysia. Satu per satu diajak berbicara oleh Abdullah
untuk mencari tahu kubu mana yang didukung. Mahathir, Anwar Ibrahim, ataukah
memilih pemilu ulang. Agar bisa berkuasa, setiap kubu membutuhkan dukungan dari
112 anggota parlemen. Sepertinya tidak ada satu pun kubu yang mendapatkan
dukungan sebanyak itu.

Yang
di-Pertuan Agong Malaysia itu pun akhirnya menyerahkan keputusan pada parlemen
dengan cara voting secara terbuka. Pengambilan suara tersebut dilakukan pada
Senin (2/3).

Baca Juga :  Tempat Paling Keren Saat Wisata Sambil Jalan Kaki di 7 Negara

’’Jika
parlemen gagal menemukan orang yang didukung suara mayoritas, kita harus
melakukan pemilu percepatan,’’ kata Mahathir dalam konferensi pers Kamis (27/2)
seperti dikutip Agence France-Presse. Beberapa jam sebelumnya, dia sempat
dipanggil Abdullah ke istana.

Setelah
pengunduran dirinya pada Senin (24/2), kini Mahathir menjabat PM sementara. Dia
mendapatkan dukungan cukup besar untuk tetap menjadi PM. Politikus 94 tahun itu
juga terang-terangan menyatakan ingin tetap memegang jabatannya.

Bagi
pendukung Anwar, Mahathir seperti menusuk pisau dari belakang. Sebab, sejak
awal bergabung dengan koalisi Pakatan Harapan, sudah ada perjanjian bahwa dia
akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar setelah dua tahun. Namun, Mahathir
berusaha menjegal Anwar dengan menyatakan ingin membentuk pemerintahan bersatu
tanpa adanya koalisi partai. Namun, idenya itu ditolak partai-partai yang lain.
Sebab, Mahathir bakal memiliki kuasa yang besar untuk memilih menteri kabinet
dari partai mana pun sekehendak hatinya.

Baca Juga :  Mulai 1 April, Air Asia Indonesia Stop Sementara Seluruh Penerbangan

Mahathir
juga berpeluang tidak terpilih. Sebab, partai yang dipimpinnya, Parti Pribumi
Bersatu Malaysia (Bersatu), mungkin akan mengusung Muhyiddin Yassin. Dia adalah
menteri dalam negeri sekaligus sekutu Mahathir. Dilansir Malaysia Kini, anggota
Bersatu Redzuan Yusof menegaskan bahwa partainya 100 persen mendukung
Muhyiddin. Jika itu terjadi, Mahathir harus rela mundur. ’’Jika semua orang memilihnya,
saya tidak keberatan,’’ ujar Mahathir.(jpc)

 

Raja
Malaysia Al Sultan Abdullah Ri’ayatuddin Al Mustafa Billah Shah menyerah. Dia
tidak bisa menentukan siapa yang bakal menjadi perdana menteri (PM) pengganti
Mahathir Mohamad. Usahanya memanggil satu per satu anggota parlemen tak
membuahkan hasil. Sebab, tidak ada kandidat yang meraih suara mayoritas.

Ada 222
anggota parlemen di Malaysia. Satu per satu diajak berbicara oleh Abdullah
untuk mencari tahu kubu mana yang didukung. Mahathir, Anwar Ibrahim, ataukah
memilih pemilu ulang. Agar bisa berkuasa, setiap kubu membutuhkan dukungan dari
112 anggota parlemen. Sepertinya tidak ada satu pun kubu yang mendapatkan
dukungan sebanyak itu.

Yang
di-Pertuan Agong Malaysia itu pun akhirnya menyerahkan keputusan pada parlemen
dengan cara voting secara terbuka. Pengambilan suara tersebut dilakukan pada
Senin (2/3).

Baca Juga :  Tempat Paling Keren Saat Wisata Sambil Jalan Kaki di 7 Negara

’’Jika
parlemen gagal menemukan orang yang didukung suara mayoritas, kita harus
melakukan pemilu percepatan,’’ kata Mahathir dalam konferensi pers Kamis (27/2)
seperti dikutip Agence France-Presse. Beberapa jam sebelumnya, dia sempat
dipanggil Abdullah ke istana.

Setelah
pengunduran dirinya pada Senin (24/2), kini Mahathir menjabat PM sementara. Dia
mendapatkan dukungan cukup besar untuk tetap menjadi PM. Politikus 94 tahun itu
juga terang-terangan menyatakan ingin tetap memegang jabatannya.

Bagi
pendukung Anwar, Mahathir seperti menusuk pisau dari belakang. Sebab, sejak
awal bergabung dengan koalisi Pakatan Harapan, sudah ada perjanjian bahwa dia
akan menyerahkan jabatannya kepada Anwar setelah dua tahun. Namun, Mahathir
berusaha menjegal Anwar dengan menyatakan ingin membentuk pemerintahan bersatu
tanpa adanya koalisi partai. Namun, idenya itu ditolak partai-partai yang lain.
Sebab, Mahathir bakal memiliki kuasa yang besar untuk memilih menteri kabinet
dari partai mana pun sekehendak hatinya.

Baca Juga :  Mulai 1 April, Air Asia Indonesia Stop Sementara Seluruh Penerbangan

Mahathir
juga berpeluang tidak terpilih. Sebab, partai yang dipimpinnya, Parti Pribumi
Bersatu Malaysia (Bersatu), mungkin akan mengusung Muhyiddin Yassin. Dia adalah
menteri dalam negeri sekaligus sekutu Mahathir. Dilansir Malaysia Kini, anggota
Bersatu Redzuan Yusof menegaskan bahwa partainya 100 persen mendukung
Muhyiddin. Jika itu terjadi, Mahathir harus rela mundur. ’’Jika semua orang memilihnya,
saya tidak keberatan,’’ ujar Mahathir.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru