26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Donald Trump Pastikan Pimpinan ISIS Tewas Saat Penyergapan

PRESIDEN AS Donald Trump memberikan kepastian soal
tewasnya pemimpin ISIS (Negara Islam Iraq dan Syria) Abu Bakar Al Baghdadi
dalam operasi penyergapan di barat laut Syria.

Dia mengatakan bahwa pasukan khusus AS berhasil menyelesaikan misi untuk
menekuk Baghdadi pada Sabtu malam (26/10). Mereka terbang dengan helikopter
selama 1 jam 10 menit menuju Desa Barisha, Syria, di dekat perbatasan Turki.
”Kami berterima kasih kepada Rusia, Iraq, Turki, dan Syria karena sudah
memberikan izin penerbangan ini. Kami terbang cepat dan rendah,” kata suami
Melania itu.

Trump menambahkan, dirinya sudah mendapatkan petunjuk mengenai keberadaan
Baghdadi sebulan belakangan. Namun, operasi tersebut sedikit tertunda. Sebab,
pemimpin tertinggi ISIS itu sering berubah pikiran dalam sekejap.

”Kami terpaksa membatalkan operasi dua sampai tiga kali karena dia
memutuskan untuk mengubah lokasi,” ungkap sang taipan.

Keputusan untuk mengeksekusi operasi tersebut datang karena lokasi
persembunyian kali ini tak punya banyak jalur rahasia. Menurut Trump, ada
terowongan bawah tanah di sekitar bangunan. Namun, di terowongan itu banyak
yang buntu. Satu-satunya jalan keluar juga sudah dijaga tentara.

Baca Juga :  Ksatria, PM Selandia Baru Minta Maaf, Sempat Tak Pakai Masker di Depan

Trump yang menyaksikan operasi lewat situation room di Gedung Putih
menceritakan bahwa Baghdadi kabur ke terowongan sambil berteriak dan merengek.
Dia membawa dua anak-anak sambil dikejar anjing pelacak.

Hidup sang ”hantu”, nama alias untuk Baghdadi, berakhir saat dia terjebak
di salah satu ujung terowongan. Dia meledakkan diri dengan rompi bom yang
dibawanya. Dua anak yang mendampinginya tak selamat.

”Tubuhnya termutilasi, tapi kami sudah melakukan tes DNA di tempat. Saya
pastikan dia adalah Baghdadi,” imbuh Trump.

Operasi AS itu jelas mengagetkan seluruh dunia. Banyak yang menganggap
Trump sudah menyerah dengan urusan ISIS di Syria. Sebab, dia baru-baru ini
menarik tentara AS di Syria. Hanya meninggalkan satu tim untuk menjaga lapangan
minyak.

Saat ini pasukan khusus sudah mendarat di tempat aman dan membawa tahanan
yang menyerah, sebelas anak-anak, dan bagian tubuh Baghdadi. Trump mengaku
bakal merilis jumlah korban dalam waktu dekat.

Baca Juga :  Presiden Brasil Dapat Julukan Musuh Pendidikan

Kematian Baghdadi disambut gembira sejumlah pihak . Termasuk etnis Kurdi
yang masih dendam karena dikhianati AS. Menurut laporan Bud Wichers,
kontributor Jawa Pos di Syria, hati masyarakat lokal sedikit lega dengan kabar
tersebut.

”Warga di Derik senang saat melihat berita pagi ini. Meskipun, mereka masih
tertekan dengan pasukan FSA (Free Syrian Army) dan Turki,” ungkapnya.

Derik merupakan salah satu kota mayoritas umat Kristen di timur laut Syria.
Saat ISIS berkuasa, mereka termasuk salah satu komunitas yang paling menderita.

”Saya sudah kehilangan banyak keluarga karena Daesh (nama lain ISIS). Anda
tidak tahu betapa bahagianya saya bangun mendengar kabar ini,” ungkap Hamid,
salah seorang warga lokal.

Sayang, tak semua gembira. Beberapa juga khawatir sisa anggota ISIS bakal
mencari cara balas dendam. Mazloum Abdi, salah seorang komandan Syrian
Democratic Force, juga resah dengan kemungkinan itu. ”Sel-sel tidur ISIS pasti
akan bangkit dengan kabar ini,” ungkap dia kepada Agence France-Presse. (JPG/KPC)

PRESIDEN AS Donald Trump memberikan kepastian soal
tewasnya pemimpin ISIS (Negara Islam Iraq dan Syria) Abu Bakar Al Baghdadi
dalam operasi penyergapan di barat laut Syria.

Dia mengatakan bahwa pasukan khusus AS berhasil menyelesaikan misi untuk
menekuk Baghdadi pada Sabtu malam (26/10). Mereka terbang dengan helikopter
selama 1 jam 10 menit menuju Desa Barisha, Syria, di dekat perbatasan Turki.
”Kami berterima kasih kepada Rusia, Iraq, Turki, dan Syria karena sudah
memberikan izin penerbangan ini. Kami terbang cepat dan rendah,” kata suami
Melania itu.

Trump menambahkan, dirinya sudah mendapatkan petunjuk mengenai keberadaan
Baghdadi sebulan belakangan. Namun, operasi tersebut sedikit tertunda. Sebab,
pemimpin tertinggi ISIS itu sering berubah pikiran dalam sekejap.

”Kami terpaksa membatalkan operasi dua sampai tiga kali karena dia
memutuskan untuk mengubah lokasi,” ungkap sang taipan.

Keputusan untuk mengeksekusi operasi tersebut datang karena lokasi
persembunyian kali ini tak punya banyak jalur rahasia. Menurut Trump, ada
terowongan bawah tanah di sekitar bangunan. Namun, di terowongan itu banyak
yang buntu. Satu-satunya jalan keluar juga sudah dijaga tentara.

Baca Juga :  Ksatria, PM Selandia Baru Minta Maaf, Sempat Tak Pakai Masker di Depan

Trump yang menyaksikan operasi lewat situation room di Gedung Putih
menceritakan bahwa Baghdadi kabur ke terowongan sambil berteriak dan merengek.
Dia membawa dua anak-anak sambil dikejar anjing pelacak.

Hidup sang ”hantu”, nama alias untuk Baghdadi, berakhir saat dia terjebak
di salah satu ujung terowongan. Dia meledakkan diri dengan rompi bom yang
dibawanya. Dua anak yang mendampinginya tak selamat.

”Tubuhnya termutilasi, tapi kami sudah melakukan tes DNA di tempat. Saya
pastikan dia adalah Baghdadi,” imbuh Trump.

Operasi AS itu jelas mengagetkan seluruh dunia. Banyak yang menganggap
Trump sudah menyerah dengan urusan ISIS di Syria. Sebab, dia baru-baru ini
menarik tentara AS di Syria. Hanya meninggalkan satu tim untuk menjaga lapangan
minyak.

Saat ini pasukan khusus sudah mendarat di tempat aman dan membawa tahanan
yang menyerah, sebelas anak-anak, dan bagian tubuh Baghdadi. Trump mengaku
bakal merilis jumlah korban dalam waktu dekat.

Baca Juga :  Presiden Brasil Dapat Julukan Musuh Pendidikan

Kematian Baghdadi disambut gembira sejumlah pihak . Termasuk etnis Kurdi
yang masih dendam karena dikhianati AS. Menurut laporan Bud Wichers,
kontributor Jawa Pos di Syria, hati masyarakat lokal sedikit lega dengan kabar
tersebut.

”Warga di Derik senang saat melihat berita pagi ini. Meskipun, mereka masih
tertekan dengan pasukan FSA (Free Syrian Army) dan Turki,” ungkapnya.

Derik merupakan salah satu kota mayoritas umat Kristen di timur laut Syria.
Saat ISIS berkuasa, mereka termasuk salah satu komunitas yang paling menderita.

”Saya sudah kehilangan banyak keluarga karena Daesh (nama lain ISIS). Anda
tidak tahu betapa bahagianya saya bangun mendengar kabar ini,” ungkap Hamid,
salah seorang warga lokal.

Sayang, tak semua gembira. Beberapa juga khawatir sisa anggota ISIS bakal
mencari cara balas dendam. Mazloum Abdi, salah seorang komandan Syrian
Democratic Force, juga resah dengan kemungkinan itu. ”Sel-sel tidur ISIS pasti
akan bangkit dengan kabar ini,” ungkap dia kepada Agence France-Presse. (JPG/KPC)

Terpopuler

Artikel Terbaru