30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Terjebak di Wuhan, Mahasiswa Indonesia Keluhkan Harga Pangan Meroket

Sebanyak 93 orang
mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Wuhan, Tiongkok, memastikan diri
mereka masih aman dan sehat. Mereka pun senantiasa menunggu informasi dan
perkembangan lebih lanjut.

Meski begitu, tentunya
sebagai mahasiswa perantau di negeri orang, mereka harus tetap bertahan di
tengah wabah isu virus korona yang menyebar antar lintas negara. Mahasiswa pun
mulai mengeluhkan harga pangan.

Selain sedang perayaan
Imlek, virus korona membuat toko-toko pedagang di sana semakin sepi. Hanya ada
beberapa toko kelontong yang masih buka. Bahan makanan yang mulai sulit dengan
stok terbatas, membuat harga pangan di sana meroket. Sebab pemerintah setempat
mengisolasi wilayah tersebut yang berpenduduk 11 juta orang.

“Kami semua masih aman
dan sehat. Memang situasi terkini seperti yang diberitakan bahwa semua
transportasi disetop, MRT, pesawat, dan lainnya. Tapi untuk pangan masih aman,
meskipun keterbatasan stok pangan membuat harga di sini gila-gilaan naiknya.
Berkali-kali lipat,” kata mahasiswa Indonesia di Wuhan saat berbincang
dengan JawaPos.com lewat telepon, Gerard Ertandy, Yuliannova
Lestari, dan Muhammad Aris Ichwanto, Minggu malam (26/1).

Baca Juga :  Takut Air, 65 Tahun Pria Ini Tak Pernah Mandi

Mereka mencontohkan
harga sayuran yang naik drastis. Misalnya membeli kubis, buncis, dan terong
harganya mencapai Rp 200 ribuan. Mereka belum mengetahui sampai kapan stok
pangan masih aman meskipun kini semuanya masih tercukupi.

“Karena memang sedang
Imlek juga, sepi banget semua toko banyak yang tutup dan sepi banget. Kayak
Lebaran di Indonesia kan, semua pada tutup karena mau berkumpul sama keluarga.
Ditambah lagi isu virus ini, jadi naiknya 2-3 kali lipat. Ya ditambah makan mi instan
deh,” kara mereka tertawa.

Untuk kebutuhan pangan
lainnya seperti protein juga masih cukup meski pasokan terbatas. Tentunya pasar
induk di Wuhan lama kelamaan bisa saja kesulitan mendapatkan pasokan karena
akses transportasi yang dihentikan.

Baca Juga :  Militer Myanmar Brutal, Fakta Terungkap dalam Puluhan Video

Stok Obat Aman

Untuk stok obat-obatan
dan masker juga aman. Mahasiswa Indonesia selalu berkoordinasi dengan pihak
kampus untuk melaporkan kondisi kesehatan terbaru. Pihak kampus juga selalu
memberikan upaya preventif yang baik.

“Kampus memberikan
masker dan segala upaya preventif. Lalu kami juga sudah sedia obat flu sejak
beberapa hari lalu. Kemudian berbagai vitamin C untuk daya tahan tubuh,” kata
mereka.

Saat berbincang
dengan JawaPos.com, para mahasiswa asal Indonesia terdengar tenang,
tetap tertawa, dan dewasa menghadapi isu wabah virus korona. Mereka meminta
kepada para keluarga masing-masing khususnya orang tua untuk tidak panik
berlebihan dengan kondisi mereka.

“Kami enggak pernah
lepas kontak selalu memberi kabar kepada keluarga, orang tua kami. Sambil menunggu
berkoordinasi dengan pihak kampus, KBRI dan pihak pemerintah di sini, intinya
kami tetap meminta doakan kami semua ya,” ungkap mereka.(jpc)

 

Sebanyak 93 orang
mahasiswa Indonesia yang menempuh studi di Wuhan, Tiongkok, memastikan diri
mereka masih aman dan sehat. Mereka pun senantiasa menunggu informasi dan
perkembangan lebih lanjut.

Meski begitu, tentunya
sebagai mahasiswa perantau di negeri orang, mereka harus tetap bertahan di
tengah wabah isu virus korona yang menyebar antar lintas negara. Mahasiswa pun
mulai mengeluhkan harga pangan.

Selain sedang perayaan
Imlek, virus korona membuat toko-toko pedagang di sana semakin sepi. Hanya ada
beberapa toko kelontong yang masih buka. Bahan makanan yang mulai sulit dengan
stok terbatas, membuat harga pangan di sana meroket. Sebab pemerintah setempat
mengisolasi wilayah tersebut yang berpenduduk 11 juta orang.

“Kami semua masih aman
dan sehat. Memang situasi terkini seperti yang diberitakan bahwa semua
transportasi disetop, MRT, pesawat, dan lainnya. Tapi untuk pangan masih aman,
meskipun keterbatasan stok pangan membuat harga di sini gila-gilaan naiknya.
Berkali-kali lipat,” kata mahasiswa Indonesia di Wuhan saat berbincang
dengan JawaPos.com lewat telepon, Gerard Ertandy, Yuliannova
Lestari, dan Muhammad Aris Ichwanto, Minggu malam (26/1).

Baca Juga :  Takut Air, 65 Tahun Pria Ini Tak Pernah Mandi

Mereka mencontohkan
harga sayuran yang naik drastis. Misalnya membeli kubis, buncis, dan terong
harganya mencapai Rp 200 ribuan. Mereka belum mengetahui sampai kapan stok
pangan masih aman meskipun kini semuanya masih tercukupi.

“Karena memang sedang
Imlek juga, sepi banget semua toko banyak yang tutup dan sepi banget. Kayak
Lebaran di Indonesia kan, semua pada tutup karena mau berkumpul sama keluarga.
Ditambah lagi isu virus ini, jadi naiknya 2-3 kali lipat. Ya ditambah makan mi instan
deh,” kara mereka tertawa.

Untuk kebutuhan pangan
lainnya seperti protein juga masih cukup meski pasokan terbatas. Tentunya pasar
induk di Wuhan lama kelamaan bisa saja kesulitan mendapatkan pasokan karena
akses transportasi yang dihentikan.

Baca Juga :  Militer Myanmar Brutal, Fakta Terungkap dalam Puluhan Video

Stok Obat Aman

Untuk stok obat-obatan
dan masker juga aman. Mahasiswa Indonesia selalu berkoordinasi dengan pihak
kampus untuk melaporkan kondisi kesehatan terbaru. Pihak kampus juga selalu
memberikan upaya preventif yang baik.

“Kampus memberikan
masker dan segala upaya preventif. Lalu kami juga sudah sedia obat flu sejak
beberapa hari lalu. Kemudian berbagai vitamin C untuk daya tahan tubuh,” kata
mereka.

Saat berbincang
dengan JawaPos.com, para mahasiswa asal Indonesia terdengar tenang,
tetap tertawa, dan dewasa menghadapi isu wabah virus korona. Mereka meminta
kepada para keluarga masing-masing khususnya orang tua untuk tidak panik
berlebihan dengan kondisi mereka.

“Kami enggak pernah
lepas kontak selalu memberi kabar kepada keluarga, orang tua kami. Sambil menunggu
berkoordinasi dengan pihak kampus, KBRI dan pihak pemerintah di sini, intinya
kami tetap meminta doakan kami semua ya,” ungkap mereka.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru