30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jaga Jarak Tak Mencegah Covid-19, jika Ruangan Penuh Sesak

SETIAP orang
direkomendasikan untuk menjaga jarak 1-2 meter untuk mencegah Covid-19. Namun,
para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat
mengungkapkan sebuah penelitian bahwa orang tetap tidak aman dari Covid-19
meski mereka berjarak enam kaki atau 1,8 meter.

Studi MIT yang berjudul ‘Pedoman untuk
Membatasi Penularan Covid-19 di Udara dalam Ruangan’ mengungkapkan tidak ada
manfaat dari kebijakan jaga jarak 1,8 meter di bawah tindakan saat ini. Bahkan
ketika orang terus memakai masker.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, seorang
insinyur kimia MIT dan guru matematika terapan Martin Z Bazant yang memimpin
penelitian tersebut, mengatakan bahwa aturan jarak seperti itu tidak memiliki
dasar fisik. Itu karena udara yang dihirup seseorang saat mengenakan masker
cenderung fluktuatif. Dengan demikian, orang tersebut akan lebih terpapar.

Baca Juga :  Penembakan Brutal di Colorado, 6 Tewas, Pelaku Kemudian Bunuh Diri

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
(CDC) AS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, semakin lama
seseorang berada di dalam dengan orang yang terinfeksi, semakin besar peluang
penularan, terlepas dari apakah mereka mengikuti langkah-langkah jarak sosial.
Studi tersebut mengatakan bahwa memasang kipas atau membuka jendela akan
efektif mengurangi risiko tertular Covid-19. Batas hunian dalam ruangan juga
dipertanyakan, menekankan bahwa sebanyak 20 orang berkumpul dalam satu ruangan
selama satu menit masih boleh.

Bazant lebih lanjut mengatakan kepada CNBC
bahwa banyak area dalam ruangan seharusnya tidak ditutup. Dia mengatakan bahwa
jika ruangan dalam ruangan besar dan ventilasi yang baik, ruangan seperti itu
masih aman walaupun penuh orang.

“Namun aturan jarak sosial enam kaki, akan
mengakibatkan bisnis dan sekolah tutup, membuat pedoman seperti itu tidak masuk
akal,” katanya seperti dilansir dari Science Times, Senin (26/4).

Baca Juga :  Biden Segera Cabut Larangan Masuk Negara Muslim

Bazant menyatakan bahwa pentingnya jarak
sosial salah tempat sejak awal. Dia mengatakan WHO atau CDC belum memberikan
pembenaran untuk tindakan tersebut. Organisasi-organisasi ini hanya membenarkan
penekanan pada jarak sosial dari studi tentang batuk dan bersin di mana
partikel terbesar dapat mengendap di lantai dan menularkan virus.

Bazant, bersama dengan John Bush, seorang
guru matematika terapan MIT, memimpin penelitian juga memperhitungkan berbagai
masalah yang dapat menyebabkan penularan, kata sebuah laporan berita Fox5 New
York. Indikator waktu yang dihabiskan di dalam area, sirkulasi dan filterasi
udara, imunisasi, strain varian, penggunaan masker, dan bahkan aktivitas
seperti bernapas, berbicara, dan makan.

SETIAP orang
direkomendasikan untuk menjaga jarak 1-2 meter untuk mencegah Covid-19. Namun,
para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology Amerika Serikat
mengungkapkan sebuah penelitian bahwa orang tetap tidak aman dari Covid-19
meski mereka berjarak enam kaki atau 1,8 meter.

Studi MIT yang berjudul ‘Pedoman untuk
Membatasi Penularan Covid-19 di Udara dalam Ruangan’ mengungkapkan tidak ada
manfaat dari kebijakan jaga jarak 1,8 meter di bawah tindakan saat ini. Bahkan
ketika orang terus memakai masker.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC, seorang
insinyur kimia MIT dan guru matematika terapan Martin Z Bazant yang memimpin
penelitian tersebut, mengatakan bahwa aturan jarak seperti itu tidak memiliki
dasar fisik. Itu karena udara yang dihirup seseorang saat mengenakan masker
cenderung fluktuatif. Dengan demikian, orang tersebut akan lebih terpapar.

Baca Juga :  Penembakan Brutal di Colorado, 6 Tewas, Pelaku Kemudian Bunuh Diri

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit
(CDC) AS dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, semakin lama
seseorang berada di dalam dengan orang yang terinfeksi, semakin besar peluang
penularan, terlepas dari apakah mereka mengikuti langkah-langkah jarak sosial.
Studi tersebut mengatakan bahwa memasang kipas atau membuka jendela akan
efektif mengurangi risiko tertular Covid-19. Batas hunian dalam ruangan juga
dipertanyakan, menekankan bahwa sebanyak 20 orang berkumpul dalam satu ruangan
selama satu menit masih boleh.

Bazant lebih lanjut mengatakan kepada CNBC
bahwa banyak area dalam ruangan seharusnya tidak ditutup. Dia mengatakan bahwa
jika ruangan dalam ruangan besar dan ventilasi yang baik, ruangan seperti itu
masih aman walaupun penuh orang.

“Namun aturan jarak sosial enam kaki, akan
mengakibatkan bisnis dan sekolah tutup, membuat pedoman seperti itu tidak masuk
akal,” katanya seperti dilansir dari Science Times, Senin (26/4).

Baca Juga :  Biden Segera Cabut Larangan Masuk Negara Muslim

Bazant menyatakan bahwa pentingnya jarak
sosial salah tempat sejak awal. Dia mengatakan WHO atau CDC belum memberikan
pembenaran untuk tindakan tersebut. Organisasi-organisasi ini hanya membenarkan
penekanan pada jarak sosial dari studi tentang batuk dan bersin di mana
partikel terbesar dapat mengendap di lantai dan menularkan virus.

Bazant, bersama dengan John Bush, seorang
guru matematika terapan MIT, memimpin penelitian juga memperhitungkan berbagai
masalah yang dapat menyebabkan penularan, kata sebuah laporan berita Fox5 New
York. Indikator waktu yang dihabiskan di dalam area, sirkulasi dan filterasi
udara, imunisasi, strain varian, penggunaan masker, dan bahkan aktivitas
seperti bernapas, berbicara, dan makan.

Terpopuler

Artikel Terbaru