30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Tak Ketahuan, Jaringan NASA Setahun Diretas dengan Komputer Murah

SEORANG peretas menggunakan komputer kecil nan murah untuk menyusup
ke jaringan Jet Propulsion Laboratory NASA. Peretas tersebut mencuri data
sensitif dan memaksa terputusnya sementara sistem penerbangan luar angkasa.

Hal tersebut diungkap pihak NASA
dalam laporannya yang dirilis awal pekan ini. Dalam laporan itu dijelaskan, serangan
siber terjadi pasa April 2018 dan tidak terdeteksi selama hampir satu tahun.

Penyelidikan masih berlangsung
untuk menemukan pelaku peretasan tersebut.

Pihak NASA menemukan bahwa
peretasan dilakukan dengan sebuah Raspberry Pi, yakni perangkat berukuran kartu
kredit yang dijual dengan harga sekitar 35 dolar AS. Perangkat itu biasanya
dihubungkan ke televisi rumah dan digunakan untuk mengajarkan pengkodean kepada
anak-anak dan mempromosikan komputasi di negara-negara berkembang.

Baca Juga :  Lampaui Cina dan Italia, Kasus Corona di AS Tertinggi di Dunia

Sebelum terdeteksi, penyerang
dapat melakukan exfiltrate 23 file yang berjumlah sekitar 500 megabyte data.
Data yang diretas termasuk dua file terbatas dari misi Laboratorium Sains Mars,
yang menangani Curiosity Rover, dan informasi yang berkaitan dengan Peraturan
Lalu Lintas Internasional dalam Senjata yang membatasi ekspor teknologi
pertahanan dan militer Amerika Serikat.

“Lebih penting lagi,
penyerang berhasil mengakses dua dari tiga jaringan JPL utama,” kata
laporan dari Kantor Inspektur Jenderal NASA itu.

“Para pejabat khawatir para
penyerang siber dapat bergerak lateral dari gateway ke sistem misi mereka, yang
berpotensi mendapatkan akses dan memulai sinyal berbahaya ke misi penerbangan
luar angkasa manusia yang menggunakan sistem itu,” sambungnya seperti
dimuat AFP. (rmol/kpc)

Baca Juga :  Dianggap Membawa Covid-19, Korea Utara Basmi Kucing Liar dan Merpati

SEORANG peretas menggunakan komputer kecil nan murah untuk menyusup
ke jaringan Jet Propulsion Laboratory NASA. Peretas tersebut mencuri data
sensitif dan memaksa terputusnya sementara sistem penerbangan luar angkasa.

Hal tersebut diungkap pihak NASA
dalam laporannya yang dirilis awal pekan ini. Dalam laporan itu dijelaskan, serangan
siber terjadi pasa April 2018 dan tidak terdeteksi selama hampir satu tahun.

Penyelidikan masih berlangsung
untuk menemukan pelaku peretasan tersebut.

Pihak NASA menemukan bahwa
peretasan dilakukan dengan sebuah Raspberry Pi, yakni perangkat berukuran kartu
kredit yang dijual dengan harga sekitar 35 dolar AS. Perangkat itu biasanya
dihubungkan ke televisi rumah dan digunakan untuk mengajarkan pengkodean kepada
anak-anak dan mempromosikan komputasi di negara-negara berkembang.

Baca Juga :  Lampaui Cina dan Italia, Kasus Corona di AS Tertinggi di Dunia

Sebelum terdeteksi, penyerang
dapat melakukan exfiltrate 23 file yang berjumlah sekitar 500 megabyte data.
Data yang diretas termasuk dua file terbatas dari misi Laboratorium Sains Mars,
yang menangani Curiosity Rover, dan informasi yang berkaitan dengan Peraturan
Lalu Lintas Internasional dalam Senjata yang membatasi ekspor teknologi
pertahanan dan militer Amerika Serikat.

“Lebih penting lagi,
penyerang berhasil mengakses dua dari tiga jaringan JPL utama,” kata
laporan dari Kantor Inspektur Jenderal NASA itu.

“Para pejabat khawatir para
penyerang siber dapat bergerak lateral dari gateway ke sistem misi mereka, yang
berpotensi mendapatkan akses dan memulai sinyal berbahaya ke misi penerbangan
luar angkasa manusia yang menggunakan sistem itu,” sambungnya seperti
dimuat AFP. (rmol/kpc)

Baca Juga :  Dianggap Membawa Covid-19, Korea Utara Basmi Kucing Liar dan Merpati

Terpopuler

Artikel Terbaru