33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Donald Trump Galau, Perang Militer dengan Iran Batal

PRESIDEN AS Donald Trump galau. The New York Times melaporkan bahwa
dia memberikan perintah untuk menyerang Iran Kamis malam (20/6). Dia ingin
membalas. Sebab, Iran menembak jatuh drone (pesawat pengintai tanpa awak)
Global Hawk milik AS pagi harinya.

Namun, setelah berdiskusi panjang
dengan para penasihat keamanannya, keputusan untuk menyerang Iran itu akhirnya
dibatalkan.

“Pesawat sudah di udara dan
kapal-kapal sudah di posisi. Tapi, tidak ada misil yang ditembakkan ketika ada
perintah untuk mundur.” Demikian bunyi laporan The New York Times yang
mengutip salah seorang pejabat senior AS, Sabtu (22/6/2019).

Target serangannya, antara lain,
radar dan sistem pertahanan udara milik Iran. Rencananya balasan itu dilakukan
sebelum subuh kemarin, Jumat (21/6) untuk meminimalkan korban jiwa, baik dari
kalangan militer maupun sipil.

Trump membatalkan perintah itu
setelah salah seorang petinggi Pentagon memperingatkan bahwa serangan bakal
mengakibatkan meningkatnya ketegangan. Risiko keamanan pasukan AS yang
ditempatkan di wilayah Timur Tengah bakal meningkat.

Baca Juga :  Pria Tuli Gugat Situs Porno Karena Video Tak Pakai Teks

Associated Press melaporkan hal
serupa dengan detail berbeda. Versi AP, justru Pentagon yang memberikan saran
untuk menyerang balik. Namun, Trump menolak setelah rapat dengan para petinggi
kongres dan penasihat keamanan.

“AS tak punya keinginan
untuk perang dengan Iran,” ujar Kepala House of Representatives Nancy
Pelosi yang tak mendukung serangan balik.

Sikap Trump juga terus berubah.
Saat kali pertama mendengar Iran menembak jatuh pesawat pengintainya, dia
berang. Menurut dia, Iran sudah membuat kesalahan besar.

Namun, setelah rapat, dia
melunak. Pertempuran dengan Iran memang bukan opsi yang menguntungkan bagi AS.
Sebab, itu bisa meningkatkan harga minyak mentah dunia.

“Saya sulit memercayai bahwa
(serangan) itu disengaja,” ujar presiden ke-45 AS itu. Sikap dia tersebut
membuat publik sulit menebak langkah apa yang akan diambil Gedung Putih
selanjutnya. Belum diketahui juga apakah pembatalan serangan itu bersifat
sementara atau selamanya.

Baca Juga :  Kemenlu dan TNI-AU Evakuasi WNI dari Afghanistan

Meski tak lagi menyerang, AS
tetap bersikukuh bahwa Iran sengaja menembak jatuh Global Hawk yang tengah
berada di perairan internasional. Saat itu posisi pesawat tersebut 34 kilometer
dari wilayah Iran.

Washington tak ingin kejadian
serupa terulang dan menimbulkan korban jiwa. Administrasi Penerbangan Federal
(FAA) AS Kamis malam melarang maskapai asal AS terbang di atas Teluk Persia dan
Teluk Oman yang berada di dekat Iran sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas
Araghchi menyatakan bahwa Iran tak ingin terjadi perang dan konflik di Teluk
Persia. Namun, mereka juga tidak akan diam saja. “Republik Islam Iran
tidak akan ragu sedetik pun untuk membela wilayahnya dari semua agresi,”
tegas Araghchi seperti dikutip Agence France-Presse. (sha/c10/dos/jpnn/kpc)

PRESIDEN AS Donald Trump galau. The New York Times melaporkan bahwa
dia memberikan perintah untuk menyerang Iran Kamis malam (20/6). Dia ingin
membalas. Sebab, Iran menembak jatuh drone (pesawat pengintai tanpa awak)
Global Hawk milik AS pagi harinya.

Namun, setelah berdiskusi panjang
dengan para penasihat keamanannya, keputusan untuk menyerang Iran itu akhirnya
dibatalkan.

“Pesawat sudah di udara dan
kapal-kapal sudah di posisi. Tapi, tidak ada misil yang ditembakkan ketika ada
perintah untuk mundur.” Demikian bunyi laporan The New York Times yang
mengutip salah seorang pejabat senior AS, Sabtu (22/6/2019).

Target serangannya, antara lain,
radar dan sistem pertahanan udara milik Iran. Rencananya balasan itu dilakukan
sebelum subuh kemarin, Jumat (21/6) untuk meminimalkan korban jiwa, baik dari
kalangan militer maupun sipil.

Trump membatalkan perintah itu
setelah salah seorang petinggi Pentagon memperingatkan bahwa serangan bakal
mengakibatkan meningkatnya ketegangan. Risiko keamanan pasukan AS yang
ditempatkan di wilayah Timur Tengah bakal meningkat.

Baca Juga :  Pria Tuli Gugat Situs Porno Karena Video Tak Pakai Teks

Associated Press melaporkan hal
serupa dengan detail berbeda. Versi AP, justru Pentagon yang memberikan saran
untuk menyerang balik. Namun, Trump menolak setelah rapat dengan para petinggi
kongres dan penasihat keamanan.

“AS tak punya keinginan
untuk perang dengan Iran,” ujar Kepala House of Representatives Nancy
Pelosi yang tak mendukung serangan balik.

Sikap Trump juga terus berubah.
Saat kali pertama mendengar Iran menembak jatuh pesawat pengintainya, dia
berang. Menurut dia, Iran sudah membuat kesalahan besar.

Namun, setelah rapat, dia
melunak. Pertempuran dengan Iran memang bukan opsi yang menguntungkan bagi AS.
Sebab, itu bisa meningkatkan harga minyak mentah dunia.

“Saya sulit memercayai bahwa
(serangan) itu disengaja,” ujar presiden ke-45 AS itu. Sikap dia tersebut
membuat publik sulit menebak langkah apa yang akan diambil Gedung Putih
selanjutnya. Belum diketahui juga apakah pembatalan serangan itu bersifat
sementara atau selamanya.

Baca Juga :  Kemenlu dan TNI-AU Evakuasi WNI dari Afghanistan

Meski tak lagi menyerang, AS
tetap bersikukuh bahwa Iran sengaja menembak jatuh Global Hawk yang tengah
berada di perairan internasional. Saat itu posisi pesawat tersebut 34 kilometer
dari wilayah Iran.

Washington tak ingin kejadian
serupa terulang dan menimbulkan korban jiwa. Administrasi Penerbangan Federal
(FAA) AS Kamis malam melarang maskapai asal AS terbang di atas Teluk Persia dan
Teluk Oman yang berada di dekat Iran sampai ada pemberitahuan selanjutnya.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran Abbas
Araghchi menyatakan bahwa Iran tak ingin terjadi perang dan konflik di Teluk
Persia. Namun, mereka juga tidak akan diam saja. “Republik Islam Iran
tidak akan ragu sedetik pun untuk membela wilayahnya dari semua agresi,”
tegas Araghchi seperti dikutip Agence France-Presse. (sha/c10/dos/jpnn/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru