27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Italia Perpanjang Lockdown, WHO Uji Coba Vaksin

Jumlah negara
yang mengisolasi diri terus bertambah. Begitu pula jumlah figur publik yang
menjadi korban.

Mulai kemarin tengah malam (19/3), Selandia Baru menutup
perbatasannya untuk semua warga asing. Sementara itu, di Monako, Pangeran
Albert diumumkan positif tertular virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Di Selandia Baru, meski tidak ada korban meninggal dari 28
kasus, Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern punya pemikiran lain. ’’Saya tidak
mau menoleransi risiko di perbatasan kami,’’ ujar Ardern dalam sesi konferensi
pers.

Kebijakan serupa pernah diambil Taiwan dan Hongkong yang berbuah
lumayan manis.

Meski dekat dengan Tiongkok yang merupakan pusat munculnya
virus, angka kejadian di dua wilayah tersebut terbilang rendah.

Orang yang baru mendarat di Selandia Baru atau di tengah
perjalanan menuju negara tersebut tetap boleh masuk. Yang tidak akan diizinkan
masuk adalah yang baru berangkat setelah larangan berlaku.

Kapal-kapal kargo juga diperbolehkan masuk agar stok barang
tetap aman. Dengan begitu, tidak ada alasan untuk melakukan panic
buying
.

Langkah serupa diambil Australia. Mereka tidak ingin menambah
jumlah infeksi Covid-19 dari penularan lintas negara. Semua warga asing yang
tidak memegang kartu kependudukan Australia dilarang masuk terhitung mulai
pukul 21.00 malam ini.

Di Italia, lockdown diperpanjang.
Seharusnya karantina satu negara itu berakhir 25 Maret, tapi diubah menjadi 3
April. ”Blokade total akan terus berlangsung,” tegas PM Italia Giuseppe Conte
seperti dikutip CNBC.

Italia memang tak bisa berbuat banyak. Infeksi dan kematian
akibat virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, tersebut terus melejit. Hingga
Rabu (18/3), ada 35.713 orang yang tertular dan 2.978 lainnya meninggal.

Baca Juga :  Pecahkan Rekor Dunia, Perempuan In Lahirkan Bayi Kembar Sepuluh

Gubernur Lombardy Attilio Fontana mengungkapkan, rumah sakit di
wilayahnya sebentar lagi tidak bisa menampung pasien baru. Lombardy menjadi
pusat penularan di Italia.

”Sayangnya, jumlah penularan tidak kunjung turun. Ia malah terus
naik,” ujar Fontana.

Meski tak separah Italia, nasib negara-negara Asia juga tidak
lebih baik. Di Malaysia, penularan terus merangkak naik. Saat ini ada 790 orang
yang positif tertular dan 2 orang meninggal. Lebih dari separonya adalah Jamaah
Tabligh yang menggelar acara di Masjid Jamek Sri Petaling awal Maret lalu.

Pemerintah sudah menghubungi 10.553 jamaah yang ikut acara
tersebut. Sebanyak 4.986 orang sudah diperiksa, 513 di antaranya dinyatakan
positif. Salah seorang jamaah yang berusia 34 tahun termasuk korban meninggal.
Kementerian Kesehatan menyerukan agar jamaah yang belum diperiksa segera datang
ke rumah sakit.

Sebanyak 83 warga Malaysia yang hadir dalam acara Jamaah Tabligh
di Gowa, Sulawesi Selatan, akan langsung dikarantina begitu sampai. ”Ini wajib
karena mereka baru tiba dari negara yang memiliki banyak kasus Covid-19
(Indonesia, Red),” tegas Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba seperti dilansir Channel
News Asia
.

Sampai detik ini, vaksin maupun obat untuk Covid-19 belum
tersedia. Padahal, kasus di seluruh dunia mencapai 220 ribu orang dan angka
kematiannya mendekati 9 ribu orang.

Baca Juga :  Tiongkok Bongkar Mafia Pemalsu Vaksin Covid-19, Rumah Sakit Dirugikan

Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemarin mengungkapkan
bahwa uji coba pertama vaksin Covid-19 sudah dimulai. Pengetesan tersebut
dilakukan 60 hari setelah mereka mendapat urutan genetik virus dari Tiongkok.

Namun, Ghebreyesus tidak mengungkap dengan persis lokasi uji
coba. Vaksin itu tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Kalau toh berhasil,
dibutuhkan waktu 12–18 bulan agar vaksin tersebut tersedia untuk umum.

Ghebreyesus menegaskan bahwa banyak uji coba skala kecil dengan
berbagai metodologi yang dilakukan. Tapi, itu tidak memberikan gambaran yang
jelas dan kuat tentang perawatan untuk pasien Covid-19.

Karena itulah, WHO bekerja sama dengan beberapa pihak melakukan
penelitian di beberapa negara. Pengobatan yang belum diuji dibandingkan satu
dengan yang lain.

Sementara itu, Kerajaan Monako mengonfirmasi bahwa Pangeran
Albert II positif tertular virus korona. Agence France-Presse melaporkan,
kondisi kesehatan Pangeran Albert II masih bagus dan tidak perlu dikhawatirkan.

Pemimpin yang berusia 62 tahun itu akan tetap bekerja dari
kediamannya. Dia tidak menjalani karantina di rumah sakit. Tiga hari sebelumnya
Perdana Menteri Monako Serge Telle juga dinyatakan positif Covid-19. Dia
dirawat di rumah dengan pengawasan dari Princess Grace Hospital Centre.(jpc)

 

Jumlah negara
yang mengisolasi diri terus bertambah. Begitu pula jumlah figur publik yang
menjadi korban.

Mulai kemarin tengah malam (19/3), Selandia Baru menutup
perbatasannya untuk semua warga asing. Sementara itu, di Monako, Pangeran
Albert diumumkan positif tertular virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Di Selandia Baru, meski tidak ada korban meninggal dari 28
kasus, Perdana Menteri (PM) Jacinda Ardern punya pemikiran lain. ’’Saya tidak
mau menoleransi risiko di perbatasan kami,’’ ujar Ardern dalam sesi konferensi
pers.

Kebijakan serupa pernah diambil Taiwan dan Hongkong yang berbuah
lumayan manis.

Meski dekat dengan Tiongkok yang merupakan pusat munculnya
virus, angka kejadian di dua wilayah tersebut terbilang rendah.

Orang yang baru mendarat di Selandia Baru atau di tengah
perjalanan menuju negara tersebut tetap boleh masuk. Yang tidak akan diizinkan
masuk adalah yang baru berangkat setelah larangan berlaku.

Kapal-kapal kargo juga diperbolehkan masuk agar stok barang
tetap aman. Dengan begitu, tidak ada alasan untuk melakukan panic
buying
.

Langkah serupa diambil Australia. Mereka tidak ingin menambah
jumlah infeksi Covid-19 dari penularan lintas negara. Semua warga asing yang
tidak memegang kartu kependudukan Australia dilarang masuk terhitung mulai
pukul 21.00 malam ini.

Di Italia, lockdown diperpanjang.
Seharusnya karantina satu negara itu berakhir 25 Maret, tapi diubah menjadi 3
April. ”Blokade total akan terus berlangsung,” tegas PM Italia Giuseppe Conte
seperti dikutip CNBC.

Italia memang tak bisa berbuat banyak. Infeksi dan kematian
akibat virus yang berasal dari Wuhan, Tiongkok, tersebut terus melejit. Hingga
Rabu (18/3), ada 35.713 orang yang tertular dan 2.978 lainnya meninggal.

Baca Juga :  Pecahkan Rekor Dunia, Perempuan In Lahirkan Bayi Kembar Sepuluh

Gubernur Lombardy Attilio Fontana mengungkapkan, rumah sakit di
wilayahnya sebentar lagi tidak bisa menampung pasien baru. Lombardy menjadi
pusat penularan di Italia.

”Sayangnya, jumlah penularan tidak kunjung turun. Ia malah terus
naik,” ujar Fontana.

Meski tak separah Italia, nasib negara-negara Asia juga tidak
lebih baik. Di Malaysia, penularan terus merangkak naik. Saat ini ada 790 orang
yang positif tertular dan 2 orang meninggal. Lebih dari separonya adalah Jamaah
Tabligh yang menggelar acara di Masjid Jamek Sri Petaling awal Maret lalu.

Pemerintah sudah menghubungi 10.553 jamaah yang ikut acara
tersebut. Sebanyak 4.986 orang sudah diperiksa, 513 di antaranya dinyatakan
positif. Salah seorang jamaah yang berusia 34 tahun termasuk korban meninggal.
Kementerian Kesehatan menyerukan agar jamaah yang belum diperiksa segera datang
ke rumah sakit.

Sebanyak 83 warga Malaysia yang hadir dalam acara Jamaah Tabligh
di Gowa, Sulawesi Selatan, akan langsung dikarantina begitu sampai. ”Ini wajib
karena mereka baru tiba dari negara yang memiliki banyak kasus Covid-19
(Indonesia, Red),” tegas Menteri Kesehatan Malaysia Adham Baba seperti dilansir Channel
News Asia
.

Sampai detik ini, vaksin maupun obat untuk Covid-19 belum
tersedia. Padahal, kasus di seluruh dunia mencapai 220 ribu orang dan angka
kematiannya mendekati 9 ribu orang.

Baca Juga :  Tiongkok Bongkar Mafia Pemalsu Vaksin Covid-19, Rumah Sakit Dirugikan

Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus kemarin mengungkapkan
bahwa uji coba pertama vaksin Covid-19 sudah dimulai. Pengetesan tersebut
dilakukan 60 hari setelah mereka mendapat urutan genetik virus dari Tiongkok.

Namun, Ghebreyesus tidak mengungkap dengan persis lokasi uji
coba. Vaksin itu tidak akan tersedia dalam waktu dekat. Kalau toh berhasil,
dibutuhkan waktu 12–18 bulan agar vaksin tersebut tersedia untuk umum.

Ghebreyesus menegaskan bahwa banyak uji coba skala kecil dengan
berbagai metodologi yang dilakukan. Tapi, itu tidak memberikan gambaran yang
jelas dan kuat tentang perawatan untuk pasien Covid-19.

Karena itulah, WHO bekerja sama dengan beberapa pihak melakukan
penelitian di beberapa negara. Pengobatan yang belum diuji dibandingkan satu
dengan yang lain.

Sementara itu, Kerajaan Monako mengonfirmasi bahwa Pangeran
Albert II positif tertular virus korona. Agence France-Presse melaporkan,
kondisi kesehatan Pangeran Albert II masih bagus dan tidak perlu dikhawatirkan.

Pemimpin yang berusia 62 tahun itu akan tetap bekerja dari
kediamannya. Dia tidak menjalani karantina di rumah sakit. Tiga hari sebelumnya
Perdana Menteri Monako Serge Telle juga dinyatakan positif Covid-19. Dia
dirawat di rumah dengan pengawasan dari Princess Grace Hospital Centre.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru