28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Amerika dan Inggris Imbau Warganya Hati-hati Jelang Pengumuman Pemilu

Menjelang pengumuman
rekapitulasi suara Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei nanti,
sejumlah negara mengeluarkan imbauan penting keamanan (Travel Advice)
bagi warganya yang berkunjung atau berada di Indonesia. Pengumuman 
Travel
Advice
 didasari karena kekhawatiran aksi protes atau unjuk rasa yang
ramai mewarnai rekapitulasi suara nanti.

Inggris adalah negara
pertama yang mengeluarkan peringatan tersebut, disusul oleh Amerika Serikat.
Dalam laman resmi Pemerintah AS dan Inggris, diumumkan imbauan agar para
warganya waspada saat tanggal 22 Mei nanti. Begitu juga dengan arus lalu lintas
atau pengalihan arus yang harus diperhatikan.

Dalam laman Pemerintah
Inggris, warganya yang berada di Indonesia diminta untuk menghindari senua
protes dan aksi demonstrasi. Ada imbauan juga agar menghindari sejumlah ruas
jalan yang berisiko terjadinya bentrok dengan massa.

“Pemilihan umum yang
diadakan di Indonesia pada 17 April dengan hasil resmi akan ditetapkan dan
diumumkan pada 22 Mei; Anda harus menghindari semua protes, demonstrasi politik
karena ada risiko kekerasan,” seperti dikutip dari laman Gov.UK, Sabtu
(18/5).

Senada diungkapkan
Pemerintah AS yang mengimbau warganya agar menghindari area di mana demonstrasi
atau aksi politik terjadi dan berhati-hati jika berada di kerumunan massa.
Pemerintah AS juga mengimbau warganya agar tetap memantau isu terkini dari
liputan media tentang peristiwa segala peristiwa, tetap mewaspadai lingkungan
dan tingkatkan keamanan diri setiap saat.

Baca Juga :  Jepang Karantina 78 WNI di Kapal Pesiar

“Pada 22 Mei 2019,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi pemilihan presiden dan
parlemen Indonesia. Pejabat kepolisian Indonesia secara terbuka menyebutkan
risiko terorisme meningkat sehubungan dengan finalisasi hasil pemilu,” seperti
ditulis dalam laman US Embassy.

Warga AS diminta untuk
waspada jika berada di situs publik di Jakarta Pusat, termasuk kompleks KPU di
Menteng, dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jalan Thamrin. Demonstrasi juga
dapat terjadi di kantor terkait pemilihan di kota-kota lain, termasuk Surabaya
dan Medan. Maka warga AS diminta untuk selalu memperbarui informasi seputar
pengalihan arus lalu lintas saat 22 Mei nanti.

Sementara itu,
kepada JawaPos.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas)
Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menghimbau agar masyarakat senantiasa
bekerjasama untuk mewujudkan situasi aman. Salah satunya dengan tidak melakukan
aksi massa dalam jumlah besar pada 22 Mei mendatang.

Baca Juga :  India vs Pakistan Bentrok di Kashmir

“Ya sama-sama kita
menghimbau kepada masyarakt untuk tidak usah berkumpul dengan jumlah yang
banyak,” ujar Dedi.

Menurutnya,
penyampaian aspirasi lebih baik dilakukan sesuai jalur konstitusi yang telah
disediakan. Dengan tidak melakukan perkumpulan massa dengan jumlah besar sama
dengan membantu aparat mencegah kerusuhan maupun aksi terorisme terjadi.

Pasalnya dari
pemeriksaan terhadap 29 tersangka teroris yang belum lama ini ditangkap, baik
itu yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung, JAD Bekasi dan
JAD Jawa Tengah semuanya sudah merencanakan aksi amaliyah saat terjadi aksi
massa pada 22 Mei mendatang.

Mereka memang
manfaatkan kondisi itu untuk melancarkan aksinya. Sasarannya pun bisa siapa
saja termasuk aparat penegak hukum. “Tadi sudah disampaikan bahwa ancaman nyata
saat ini yang ada di depan mata adalah ancaman serangan terorisme,” imbuhnya.

Meski begitu,
penyandan bintang satu polri ini memastikan aparat terus bekerja keras
melakukan berbagai upaya untuk menjamin keamanan seluruh rakyat. Berbagai
penegakkan hukum terhadap terduga teroris pun terus dilakukan.

“Polri sudah melakukan
langkah preventif strike, sudah melakukan upaya penegakkan hukum, penangkapan.
Kemudian melakukan tindakam hukum lainnya,” pungkas Dedi.(jpc)

 

 

Menjelang pengumuman
rekapitulasi suara Pemilu oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada 22 Mei nanti,
sejumlah negara mengeluarkan imbauan penting keamanan (Travel Advice)
bagi warganya yang berkunjung atau berada di Indonesia. Pengumuman 
Travel
Advice
 didasari karena kekhawatiran aksi protes atau unjuk rasa yang
ramai mewarnai rekapitulasi suara nanti.

Inggris adalah negara
pertama yang mengeluarkan peringatan tersebut, disusul oleh Amerika Serikat.
Dalam laman resmi Pemerintah AS dan Inggris, diumumkan imbauan agar para
warganya waspada saat tanggal 22 Mei nanti. Begitu juga dengan arus lalu lintas
atau pengalihan arus yang harus diperhatikan.

Dalam laman Pemerintah
Inggris, warganya yang berada di Indonesia diminta untuk menghindari senua
protes dan aksi demonstrasi. Ada imbauan juga agar menghindari sejumlah ruas
jalan yang berisiko terjadinya bentrok dengan massa.

“Pemilihan umum yang
diadakan di Indonesia pada 17 April dengan hasil resmi akan ditetapkan dan
diumumkan pada 22 Mei; Anda harus menghindari semua protes, demonstrasi politik
karena ada risiko kekerasan,” seperti dikutip dari laman Gov.UK, Sabtu
(18/5).

Senada diungkapkan
Pemerintah AS yang mengimbau warganya agar menghindari area di mana demonstrasi
atau aksi politik terjadi dan berhati-hati jika berada di kerumunan massa.
Pemerintah AS juga mengimbau warganya agar tetap memantau isu terkini dari
liputan media tentang peristiwa segala peristiwa, tetap mewaspadai lingkungan
dan tingkatkan keamanan diri setiap saat.

Baca Juga :  Jepang Karantina 78 WNI di Kapal Pesiar

“Pada 22 Mei 2019,
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengumumkan hasil resmi pemilihan presiden dan
parlemen Indonesia. Pejabat kepolisian Indonesia secara terbuka menyebutkan
risiko terorisme meningkat sehubungan dengan finalisasi hasil pemilu,” seperti
ditulis dalam laman US Embassy.

Warga AS diminta untuk
waspada jika berada di situs publik di Jakarta Pusat, termasuk kompleks KPU di
Menteng, dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jalan Thamrin. Demonstrasi juga
dapat terjadi di kantor terkait pemilihan di kota-kota lain, termasuk Surabaya
dan Medan. Maka warga AS diminta untuk selalu memperbarui informasi seputar
pengalihan arus lalu lintas saat 22 Mei nanti.

Sementara itu,
kepada JawaPos.com, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas)
Mabes Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo menghimbau agar masyarakat senantiasa
bekerjasama untuk mewujudkan situasi aman. Salah satunya dengan tidak melakukan
aksi massa dalam jumlah besar pada 22 Mei mendatang.

Baca Juga :  India vs Pakistan Bentrok di Kashmir

“Ya sama-sama kita
menghimbau kepada masyarakt untuk tidak usah berkumpul dengan jumlah yang
banyak,” ujar Dedi.

Menurutnya,
penyampaian aspirasi lebih baik dilakukan sesuai jalur konstitusi yang telah
disediakan. Dengan tidak melakukan perkumpulan massa dengan jumlah besar sama
dengan membantu aparat mencegah kerusuhan maupun aksi terorisme terjadi.

Pasalnya dari
pemeriksaan terhadap 29 tersangka teroris yang belum lama ini ditangkap, baik
itu yang tergabung dalam Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Lampung, JAD Bekasi dan
JAD Jawa Tengah semuanya sudah merencanakan aksi amaliyah saat terjadi aksi
massa pada 22 Mei mendatang.

Mereka memang
manfaatkan kondisi itu untuk melancarkan aksinya. Sasarannya pun bisa siapa
saja termasuk aparat penegak hukum. “Tadi sudah disampaikan bahwa ancaman nyata
saat ini yang ada di depan mata adalah ancaman serangan terorisme,” imbuhnya.

Meski begitu,
penyandan bintang satu polri ini memastikan aparat terus bekerja keras
melakukan berbagai upaya untuk menjamin keamanan seluruh rakyat. Berbagai
penegakkan hukum terhadap terduga teroris pun terus dilakukan.

“Polri sudah melakukan
langkah preventif strike, sudah melakukan upaya penegakkan hukum, penangkapan.
Kemudian melakukan tindakam hukum lainnya,” pungkas Dedi.(jpc)

 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru