30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Penculik Tiga Nelayan Indonesia di Perairan Malaysia Minta Tebusan

KUALA LUMPUR – Kelompok penculik tiga nelayan Indonesia baru-baru
ini di perairan Sabah, Malaysia, disebut telah menghubungi salah satu pihak
keluarga korban. Pelaku dilaporkan meminta uang tebusan jika sandera ingin
segera dibebaskan.

Komisioner Kepolisian Sabah, Datuk
Omar Mammah mengatakan, berdasarkan keterangan pemerintah Filipina, kelompok
bersenjata yang menculik ketiga WNI itu telah mengontak keluarga beberapa hari
setelah peristiwa penyanderaan.

“Kelompok penyandera mendesak
keluarga untuk mengumpulkan uang tebusan secepat mungkin. Tapi kami belum
diberitahu berapa jumlah tebusan yang mereka (penyandera) minta,” kata Omar
seperti dikutip The Star, Kamis (3/10).

Sementara itu, Direktur
Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Joedha Nugraha,
mengatakan pihaknya belum menerima informasi resmi terkait tuntutan tebusan itu
dari pihak berwenang Malaysia dan Filipina.

Baca Juga :  Dikecam karena Postingan Instagram Stories

Meski demikian, Joedha mengatakan
perwakilan RI di Malaysia dan Filipina masih terus berkomunikasi dengan
otoritas di kedua negara mengenai kondisi para WNI yang disandera.

Penculikan terjadi pada 23
September lalu, ketika tiga nelayan Indonesia yang bernama Maharudin Lunani
(48), anak Muharudin yakni Muhammad Farhan (270, dan anak buah kapal lainnya
bernama Samiun Maniu (27) melaut menggunakan kapal pukat di perairan Lahad
Datu, Sabah, bersama sebuah kapal lainnya.

Mereka lantas didekati dua kapal
kecil yang diduga adalah kawanan perompak. Sekitar pukul 23.58 waktu setempat,
dua kapal itu merapat ke bagian buritan kapal. Ketiga WNI saat itu sedang
memancing udang.

Tujuh orang bersenjata lantas
merangsek masuk kapal ketiga WNI tersebut dan menculik mereka. Kepolisian
Malaysia menuturkan para perompak menggunakan senjata api laras panjang AK 47,
M16 Double Body M203 dan sebuah pistol.

Baca Juga :  India Blokir Puluhan Aplikasi dari Cina, Terbaru TikTok

Ketiga nelayan asal Buton,
Sulawesi Tenggara itu dilaporkan dibawa ke arah Pulau Tawi-Tawi, Filipina.
Daerah itu diduga menjadi salah satu basis kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang
terkenal kerap menyandera nelayan di sekitar perairan Sabah dan Filipina
selatan untuk meminta tebusan.

Pada 2 Oktober lalu, Komando
Keamanan Sabah Timur (Esscom) dilaporkan telah mengerahkan sejumlah tim ke
wilayah-wilayah utama pencarian. Pengerahan itu dilakukan Malaysia setelah
mendapat laporan intelijen dari Filipina yang mengindikasikan, bahwa kelompok
penyandera sedang dalam perjalanan untuk melakukan penculikan lagi. (der/fin/kpc)

KUALA LUMPUR – Kelompok penculik tiga nelayan Indonesia baru-baru
ini di perairan Sabah, Malaysia, disebut telah menghubungi salah satu pihak
keluarga korban. Pelaku dilaporkan meminta uang tebusan jika sandera ingin
segera dibebaskan.

Komisioner Kepolisian Sabah, Datuk
Omar Mammah mengatakan, berdasarkan keterangan pemerintah Filipina, kelompok
bersenjata yang menculik ketiga WNI itu telah mengontak keluarga beberapa hari
setelah peristiwa penyanderaan.

“Kelompok penyandera mendesak
keluarga untuk mengumpulkan uang tebusan secepat mungkin. Tapi kami belum
diberitahu berapa jumlah tebusan yang mereka (penyandera) minta,” kata Omar
seperti dikutip The Star, Kamis (3/10).

Sementara itu, Direktur
Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kementerian Luar Negeri, Joedha Nugraha,
mengatakan pihaknya belum menerima informasi resmi terkait tuntutan tebusan itu
dari pihak berwenang Malaysia dan Filipina.

Baca Juga :  Dikecam karena Postingan Instagram Stories

Meski demikian, Joedha mengatakan
perwakilan RI di Malaysia dan Filipina masih terus berkomunikasi dengan
otoritas di kedua negara mengenai kondisi para WNI yang disandera.

Penculikan terjadi pada 23
September lalu, ketika tiga nelayan Indonesia yang bernama Maharudin Lunani
(48), anak Muharudin yakni Muhammad Farhan (270, dan anak buah kapal lainnya
bernama Samiun Maniu (27) melaut menggunakan kapal pukat di perairan Lahad
Datu, Sabah, bersama sebuah kapal lainnya.

Mereka lantas didekati dua kapal
kecil yang diduga adalah kawanan perompak. Sekitar pukul 23.58 waktu setempat,
dua kapal itu merapat ke bagian buritan kapal. Ketiga WNI saat itu sedang
memancing udang.

Tujuh orang bersenjata lantas
merangsek masuk kapal ketiga WNI tersebut dan menculik mereka. Kepolisian
Malaysia menuturkan para perompak menggunakan senjata api laras panjang AK 47,
M16 Double Body M203 dan sebuah pistol.

Baca Juga :  India Blokir Puluhan Aplikasi dari Cina, Terbaru TikTok

Ketiga nelayan asal Buton,
Sulawesi Tenggara itu dilaporkan dibawa ke arah Pulau Tawi-Tawi, Filipina.
Daerah itu diduga menjadi salah satu basis kelompok bersenjata Abu Sayyaf yang
terkenal kerap menyandera nelayan di sekitar perairan Sabah dan Filipina
selatan untuk meminta tebusan.

Pada 2 Oktober lalu, Komando
Keamanan Sabah Timur (Esscom) dilaporkan telah mengerahkan sejumlah tim ke
wilayah-wilayah utama pencarian. Pengerahan itu dilakukan Malaysia setelah
mendapat laporan intelijen dari Filipina yang mengindikasikan, bahwa kelompok
penyandera sedang dalam perjalanan untuk melakukan penculikan lagi. (der/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru