31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Luar Biasa, Jepang Sediakan Vaksin COVID-19 Gratis untuk Semua Warga

TOKYO – Pemerintah Jepang kemungkinan akan
menawarkan vaksinasi COVID-19 secara gratis kepada semua penduduk sehingga
potensi angka kematian dan mereka yang mengalami gejala parah serta membutuhkan
rawat inap di rumah sakit dapat diturunkan, ungkap sejumlah sumber yang
mengetahui persoalan itu pada Rabu (2/9).

Menurut sumber tersebut, karena sifat COVID-19
yang sangat menular dan potensinya yang dapat membuat pasien mengalami gejala
sangat parah, pemerintah ingin agar sebanyak mungkin warga mendapat vaksinasi.
Dalam pertemuan yang diadakan pada pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo
Abe mengumumkan bahwa pemerintah berencana memastikan mendapat jumlah vaksin
COVID-19 yang mencukupi bagi seluruh warga negara pada paruh pertama 2021
mendatang, sebagai bagian dari sejumlah langkah dan protokol baru dalam
memerangi penyebaran penyakit itu di Jepang.

“Vaksin-vaksin itu akan dibeli
menggunakan dana cadangan dari anggaran tahun fiskal saat ini hingga Maret 2021,”
kata pemerintah.

Sebelumnya, pada bulan ini, pemerintah Jepang
memaparkan bahwa pihaknya telah bersepakat dengan perusahaan farmasi Inggris,
AstraZeneca Plc., untuk menerima 120 juta dosis vaksin coronavirus potensial
yang sedang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford. Jepang juga telah
mencapai kesepakatan dengan Pfizer Inc. dan mitranya dari Jerman, BioNTech SE,
untuk menerima 120 juta dosis vaksin potensial mereka, asalkan pengembangannya
terbukti berhasil.

Dalam sebuah pertemuan terkait langkah-langkah
baru dalam memerangi penyebaran coronavirus, diputuskan juga bahwa sebagai
langkah pencegahan untuk mengatasi kemungkinan epidemi influenza melanda pada
musim dingin bersamaan dengan kemungkinan munculnya gelombang kedua penyebaran
virus corona, maka kapasitas pengujian COVID-19 akan ditingkatkan secara
signifikan. Salah satu fokus dari protokol pengujian yang diperluas oleh
pemerintah Jepang adalah mereka yang bekerja dalam sistem kesehatan, karena
terdeteksi adanya peningkatan infeksi di kalangan penyedia layanan kesehatan,
misalnya mereka yang bekerja di panti wreda.

Selain para petugas kesehatan tersebut, kaum
lansia yang memiliki gejala mendasar juga akan diprioritaskan untuk mendapat
vaksinasi COVID-19, bergantung pada kota tempat mereka tinggal, ujar sumber
yang mengetahui permasalahan tersebut.

Selain itu, mereka yang teruji positif
COVID-19 namun tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan,
akan diminta melakukan karantina mandiri di rumah atau fasilitas-fasilitas
rujukan berdasarkan panduan dari pemerintah Jepang yang telah direvisi. Dengan
demikian, mereka yang menderita gejala lebih parah dapat diprioritaskan bila
menyangkut alokasi tempat tidur di rumah sakit dan sumber daya staf medis. Jika
Jepang benar-benar dilanda serangan ganda wabah influenza dan gelombang kedua
infeksi coronavirus baru selama musim dingin, pemerintah ingin memastikan bahwa
fasilitas medis mencukupi dan sistem kesehatan yang ada tidak goyah. Banyak
negara, yang beberapa di antaranya saling bekerja sama, telah mencoba
mengembangkan kandidat vaksin COVID-19 dengan cepat dan beberapa di antaranya
kini berada dalam tahap akhir dan final uji klinis, atau, dalam beberapa kasus,
menunggu persetujuan pemakaian darurat dari pihak regulator.
 

Baca Juga :  Sebelum Merampok, Rela Jadi Patung Sampai Toko Tutup

TOKYO – Pemerintah Jepang kemungkinan akan
menawarkan vaksinasi COVID-19 secara gratis kepada semua penduduk sehingga
potensi angka kematian dan mereka yang mengalami gejala parah serta membutuhkan
rawat inap di rumah sakit dapat diturunkan, ungkap sejumlah sumber yang
mengetahui persoalan itu pada Rabu (2/9).

Menurut sumber tersebut, karena sifat COVID-19
yang sangat menular dan potensinya yang dapat membuat pasien mengalami gejala
sangat parah, pemerintah ingin agar sebanyak mungkin warga mendapat vaksinasi.
Dalam pertemuan yang diadakan pada pekan lalu, Perdana Menteri Jepang Shinzo
Abe mengumumkan bahwa pemerintah berencana memastikan mendapat jumlah vaksin
COVID-19 yang mencukupi bagi seluruh warga negara pada paruh pertama 2021
mendatang, sebagai bagian dari sejumlah langkah dan protokol baru dalam
memerangi penyebaran penyakit itu di Jepang.

“Vaksin-vaksin itu akan dibeli
menggunakan dana cadangan dari anggaran tahun fiskal saat ini hingga Maret 2021,”
kata pemerintah.

Sebelumnya, pada bulan ini, pemerintah Jepang
memaparkan bahwa pihaknya telah bersepakat dengan perusahaan farmasi Inggris,
AstraZeneca Plc., untuk menerima 120 juta dosis vaksin coronavirus potensial
yang sedang dikembangkan bersama dengan Universitas Oxford. Jepang juga telah
mencapai kesepakatan dengan Pfizer Inc. dan mitranya dari Jerman, BioNTech SE,
untuk menerima 120 juta dosis vaksin potensial mereka, asalkan pengembangannya
terbukti berhasil.

Dalam sebuah pertemuan terkait langkah-langkah
baru dalam memerangi penyebaran coronavirus, diputuskan juga bahwa sebagai
langkah pencegahan untuk mengatasi kemungkinan epidemi influenza melanda pada
musim dingin bersamaan dengan kemungkinan munculnya gelombang kedua penyebaran
virus corona, maka kapasitas pengujian COVID-19 akan ditingkatkan secara
signifikan. Salah satu fokus dari protokol pengujian yang diperluas oleh
pemerintah Jepang adalah mereka yang bekerja dalam sistem kesehatan, karena
terdeteksi adanya peningkatan infeksi di kalangan penyedia layanan kesehatan,
misalnya mereka yang bekerja di panti wreda.

Selain para petugas kesehatan tersebut, kaum
lansia yang memiliki gejala mendasar juga akan diprioritaskan untuk mendapat
vaksinasi COVID-19, bergantung pada kota tempat mereka tinggal, ujar sumber
yang mengetahui permasalahan tersebut.

Selain itu, mereka yang teruji positif
COVID-19 namun tidak menunjukkan gejala, atau hanya menunjukkan gejala ringan,
akan diminta melakukan karantina mandiri di rumah atau fasilitas-fasilitas
rujukan berdasarkan panduan dari pemerintah Jepang yang telah direvisi. Dengan
demikian, mereka yang menderita gejala lebih parah dapat diprioritaskan bila
menyangkut alokasi tempat tidur di rumah sakit dan sumber daya staf medis. Jika
Jepang benar-benar dilanda serangan ganda wabah influenza dan gelombang kedua
infeksi coronavirus baru selama musim dingin, pemerintah ingin memastikan bahwa
fasilitas medis mencukupi dan sistem kesehatan yang ada tidak goyah. Banyak
negara, yang beberapa di antaranya saling bekerja sama, telah mencoba
mengembangkan kandidat vaksin COVID-19 dengan cepat dan beberapa di antaranya
kini berada dalam tahap akhir dan final uji klinis, atau, dalam beberapa kasus,
menunggu persetujuan pemakaian darurat dari pihak regulator.
 

Baca Juga :  Sebelum Merampok, Rela Jadi Patung Sampai Toko Tutup

Terpopuler

Artikel Terbaru