Demi dapur terus ngebul, pemilik wahana bermain di
Pujasera memilih membuka usahanya
kembali. Meski, riuhnya tawa dan kegembiraan anak-anak yang menikmati wahana
belum terlihat.
AGUS JAYA, Palangka
Raya
“LIHAT kebun ku penuh dengan
bunga, ada yang putih dan ada yang merah. Setiap hari ku siram semua, Mawar,
melati semuanya indah†penggalan lirik
lagu anak-anak berjudul Lihat Kebunku karya Pak Kasur mengiringi wahana bermain
komedi putar yang dinaiki satu orang bocah. Malam itu, Jumat (26/6). Di tempat
hiburan dan jajanan Pujasera, Jalan Yos Sudarso.
Kerlap-kerlip lampu hias membuat malam itu
berwarna. Malam itu sepi sekali. Hanya ibu dan dua anaknya yang kebetulan
berkunjung. Operator
permainan itu mengaku pengunjung begitu
sepi.
“Sepi mas, enggak
ada pengunjungnya,“ucap Erlani, pemilik
dari wahana permainan komedi putar.
Setelah lebih dua
bulan tutup, Pujasera dibuka
lagi sekitar tiga pekan yang lalu.
Adapun alasan Erlani membuka kembali
wahana permainan anak anak ini karena terpaksa akibat desakan kebutuhan ekonomi
yang harus ditanggung. Bagaimana pun, dapur harus tetap ngebul.
“Bahan dapurnya
sudah habis,†ucap bapak dari empat orang anak ini kepada Kalteng Pos (Grup prokalteng.co).
Dengan dibantu tiga orang karyawan yang
masih tersisa, Erlani mencoba menjalankan kembali usaha. Meski, sampai saat ini, masih jarang sekali warga yang
datang.
“Mungkin,
orang banyak masih takut datang ke luar rumah membawa anak-anak seperti ke
tempat ini,â€sebutnya.
Akibatnya sepinya pengunjung,
pendapatan yang ia peroleh pun hanya cukup untuk menutupi biaya operasional
taman hiburan tersebut. Bahkan Erlani
mengaku sering tekor. Sehingga ia dan karyawan harus gigit jari.
Erlani sendiri sebenarnya ingin
mengikuti instruksi pemerintah, dengan tetap menutup usahanya. Terlebih kasus Covid-19 di Palangka Raya masih belum
terkendali. Namun, tidak ada pilihan lain. Pekerjaan lain
tidak ada.
Erlani mengaku selama
menutup usahanya tidak ada sama sekali bantuan
sosial datang dari pemerintah. Pernah bersama
teman– temannya sesama pemilik
UMKM yang membuka usaha di Pujasera sudah
menyampaikan permohonan kepada pemerintah agar mereka mendapat bantuan sosial sebagai masyarakat
yang terdampak akibat pandemi Covid–19.
Permohonan untuk memperoleh bantuan
sosial itu mereka sampaikan baik secara langsung ke Dinas Sosial Kota
Palangka Raya maupun melalui pihak Perusda Banama
Tingang selaku pengelola Pujasera. Namun
permohonan yang mereka ajukan sampai saat ini belum mendapatkan perhatian dari
pihak yang terkait.
Sepinya pengunjung
juga dirasakan pemilik
wahana permainan odong–odong, Ngatio. “Dulu waktu disuruh
tutup ,di sini ini sepi seperti kaya di kuburan mas,“
kata pria yang akrab dipanggil pakde Tio ini.
Pria yang
mengaku tinggal di Jalan Tengku Umar ini menyebut wahana
permainan odong–odong miliknya kembali melayani bersamaan
waktunya dengan permainan komedi putar miliki Erlani. Sepi? Iya. Pengunjung masih bisa dihitung dengan jari setiap harinya.
“Sengaja saya
buka, berharap barang kali ada bisa dapat
penghasilan untuk bertahan, ini sambil
melakukan servis kecil–kecilan supaya odong–odong
ini tidak berkarat karena lama tidak dipakai,†ucapnya.
Demi menarik minat anak–anak
untuk datang ke tempat
itu, Ngatio memasang tarif Rp10 ribu sepuasnya.
Menurut Ngatio ini ini dilakukan
sebagai upaya promosi sekaligus memberikan hiburan dan kegembiraan bagi anak
anak yang mungkin telah jenuh gara–gara lama
tinggal di rumah akibat pedemi covid ini.
Selain demi untuk mendapatkan
penghasilan untuk dirinya sendiri, Ngatio juga mengatakan bahwa dibukanya
tempat hiburan permainan ini juga atas permintaan dari beberapa pedagang
makanan yang masih berjualan di sekitar tempat tersebut.
“Karena awalnya ada permintaan dari
teman teman pemilik warung makan yang masih membuka usaha disini agar tempat
permainan juga di buka untuk menarik pengunjung datang.
Namun Ngatio mengakui bahwa usaha
tersebut belum membuahkan hasil yang menggembirakan, terbukti masih sepi nya orang
yang datang ke tempat tersebut.
Bahkan gara–gara
suasana yang masih sepi ini,sebagian warung makan
yang ada di tempat tersebut memilih untuk menutup
warungnya. Sedangkan yang lain memilih untuk memindahkan usaha warung makannya ke
pinggir Jalan Yos Sudarso.
Ngatio sendiri mengaku bingung dengan
kelanjutan usahanya di tempat tersebut.
Apalagi saat mendengar kabar bahwa Palangka Raya akan kembali melakukan PSBB lagi.
Tentunya ini akan berdampak lagi dengan usaha tempat hiburan anak–anak
dan kegiatan usaha rumah makan yang ada di lingkungan Pujasera
tersebut.
Baik Ngatio maupun
Erlani berharap kembali ada perhatian dan bantuan dari pemerintah kota bagi
pelaku UMKM di Pujasera ini. Apalagi menurut mereka,
UMKM yang berada di lingkungan Pujasera tersebut adalah bagian dari binaan Perusda
Banama Tingang Makmur sendiri.
“Jadi kami mohon bapak gubernur
Kalteng dan bapak wali kota ikut membantu
kami di sini,†ungkap
Ngatio dengan penuh harap.
Ngatio juga sempat mengaku gara–gara pusing
karena tidak memiliki uang akibat dirinya tidak bekerja, ia
sempat nekat membawa seluruh anak– anaknya ke
Polda Kalteng untuk meminta bantuan sosial dari pihak Polda Kalteng.
“Itu dilakukan demi untuk
bisa membeli susu dan biaya hidup anak–anak saya
yang masih kecil,†ujar Ngatio menceritakan pengalaman
tersebut.
Untungnya
pihak aparat kepolisian dari Polda Kalteng bersedia mengulurkan bantuan waktu itu.