28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Sumpah Pemuda, Bukti Kemampuan Pemuda Lepaskan Ego Untuk NKRI

PALANGKA RAYA – Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan
sebuah ikrar manifestasi peran nyata pemuda turut memperjuangkan kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kejumudan karena pengaruh bangsa
kolonial. Pada 91 tahun silam, para pemuda dari Sabang sampai Merauke telah
mengalahkan ego masing-masing dengan satu tujuan bersama.

Demikian dikemukakan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka
Raya, Riko Rahman menyambut peringatan 91 tahun Hari Sumpah Pemuda yang akan
jatuh pada Senin lusa. “Dalam momentum ini semua kalangan pemuda berkumpul
untuk menyatukan tekat dan semangat dari berbagai macam golongan, suku, ras,
agama demi satu tujuan Indonesia,” ungkap Riko Rahman, Sabtu (26/10/2019).

Menurut mahasiswa pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka
Raya itu, Sumpah Pemuda tidak saja hanya menjadi bukti peran pemuda dalam
perjuangan bangsa. Tetapi juga bukti bahwa perjuangan-perjuangan yang
berlandaskan ego kedaerahan, kelompok, golongan dan SARA, tidak akan pernah berhasil
maksimal.

Baca Juga :  Kaum Perempuan Didorong Meningkatkan Literasi Hukum

Nilai-nilai semangat dan keikhlasan para pemuda untuk melepas ego dan
bersatu membangun bangsa itu, imbuh dia, sudah semestinya terus digaungkan dan
diimplementasikan hingga saat ini dan masa mendatang.

Riko mengakui, saat ini tantangan para pemuda untuk mampu bersatu dengan nilai
nilai semangat juang dan persatuan pemuda 1928 tidak mudah. Seiring perkembangan
zaman dalam berbagai aspek, menjadikan tantangan yang cukup berat.

“Kalau dulu para pemuda berjuang dengan segudang tantangan dalam melawan
bangsa penjajah, maka hari ini pemuda disuguhkan dengan segudang tantangan
dalam melawan kebodohan dan pembodohan,” tegas Riko.

Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pemuda sejatinya semakin memegang peran
sentral dalam membangun citra diri dan bangsa. Untuk itu, dia berharap momentum
Sumpah Pemuda 28 Oktober 2019 ini tidak hanya sekadar menjadi ajang untuk
kegiatan-kegiatan seremonial, tetapi harus lebih menyentuh peran substantif para
pemuda dalam menyatukan persepsi dan gagasan nyata untuk pembangunan serta
menjaga persatuan kesatuan bangsa.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Carter Pesawat PP untuk JCH Menuju Embarkasi

“Di era digitalisasi dan informasi saat ini yang begitu cepat, setiap orang
dengan mudah memproduksi informasi. Di sisi ini kita sebagai pemuda harus
selektif, jangan sampai pemuda malah ikut mempertajam perpecahan, dengan
menyebarkan ujaran kebencian dari informasi yang belum jelas kebenarannya.
Semoga momentum peringatan Sumpah Pemuda dapat menjadi gairah pemuda millenial
hari ini untuk tetap semangat dalam menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI,” harap
Riko. (nto)

PALANGKA RAYA – Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 merupakan
sebuah ikrar manifestasi peran nyata pemuda turut memperjuangkan kemerdekaan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari kejumudan karena pengaruh bangsa
kolonial. Pada 91 tahun silam, para pemuda dari Sabang sampai Merauke telah
mengalahkan ego masing-masing dengan satu tujuan bersama.

Demikian dikemukakan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palangka
Raya, Riko Rahman menyambut peringatan 91 tahun Hari Sumpah Pemuda yang akan
jatuh pada Senin lusa. “Dalam momentum ini semua kalangan pemuda berkumpul
untuk menyatukan tekat dan semangat dari berbagai macam golongan, suku, ras,
agama demi satu tujuan Indonesia,” ungkap Riko Rahman, Sabtu (26/10/2019).

Menurut mahasiswa pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palangka
Raya itu, Sumpah Pemuda tidak saja hanya menjadi bukti peran pemuda dalam
perjuangan bangsa. Tetapi juga bukti bahwa perjuangan-perjuangan yang
berlandaskan ego kedaerahan, kelompok, golongan dan SARA, tidak akan pernah berhasil
maksimal.

Baca Juga :  Kaum Perempuan Didorong Meningkatkan Literasi Hukum

Nilai-nilai semangat dan keikhlasan para pemuda untuk melepas ego dan
bersatu membangun bangsa itu, imbuh dia, sudah semestinya terus digaungkan dan
diimplementasikan hingga saat ini dan masa mendatang.

Riko mengakui, saat ini tantangan para pemuda untuk mampu bersatu dengan nilai
nilai semangat juang dan persatuan pemuda 1928 tidak mudah. Seiring perkembangan
zaman dalam berbagai aspek, menjadikan tantangan yang cukup berat.

“Kalau dulu para pemuda berjuang dengan segudang tantangan dalam melawan
bangsa penjajah, maka hari ini pemuda disuguhkan dengan segudang tantangan
dalam melawan kebodohan dan pembodohan,” tegas Riko.

Lebih lanjut dikatakannya, saat ini pemuda sejatinya semakin memegang peran
sentral dalam membangun citra diri dan bangsa. Untuk itu, dia berharap momentum
Sumpah Pemuda 28 Oktober 2019 ini tidak hanya sekadar menjadi ajang untuk
kegiatan-kegiatan seremonial, tetapi harus lebih menyentuh peran substantif para
pemuda dalam menyatukan persepsi dan gagasan nyata untuk pembangunan serta
menjaga persatuan kesatuan bangsa.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Carter Pesawat PP untuk JCH Menuju Embarkasi

“Di era digitalisasi dan informasi saat ini yang begitu cepat, setiap orang
dengan mudah memproduksi informasi. Di sisi ini kita sebagai pemuda harus
selektif, jangan sampai pemuda malah ikut mempertajam perpecahan, dengan
menyebarkan ujaran kebencian dari informasi yang belum jelas kebenarannya.
Semoga momentum peringatan Sumpah Pemuda dapat menjadi gairah pemuda millenial
hari ini untuk tetap semangat dalam menjaga kesatuan dan keutuhan NKRI,” harap
Riko. (nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru