27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Dampak Corona, Dari Tidak Dibayar Sampai Makan Nasi Garam

PALANGKA RAYA – Dengan adanya wabah pandemi Covid-19 atau
virus corona yang merebak di tanah air, masyarakat kalangan menengah kebawah
pastinya terkena dampak sosial maupun ekonomi.

Dampak yang muncul dari Covid-19 inu memang sangat terasa,
terlebih kepada masyarakat yang harus bekerja di luar. Seperti pedagang
emperan, sopir angkutan, dan pekerjaan lainnya.

Seperti yang dirasakan penjahit sepatu di Jalan Hiu Putih
Induk Palangka Raya bernama Udin (50). Semenjak Virus Corona membuat masyarakat
resah dan diberlakukan berbagai macam aturan terkait Covid, berdampak kepada pendapatannya
menjadi tak menentu.

Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, pria yang sudah 25
tahun menjadi penjahit sepatu ini harus mengirit stok beras. Tak jarang ia
hanya makan nasi dengan garam saja jika tidak ada orang yang menjahit sepatu.

Baca Juga :  Kembangkan Sukamara, Ben-Ujang Komitmen Bakal Selesaikan Jembatan Jel

“Kalau pendapatan ya tidak menentu mas. Sehari kadang
tidak ada yang jahit sepatu, kadang ada yang bilang diambil sore tapi diambil 3
hari lagi,” katanya kepada Kaltengpos.co, Kamis (16/4).

Mirisnya lagi ia menceritakan ada beberapa orang hanya
memintanya menjahit sepatu secara cuma cuma atau tidak dibayar.

Ditengah wabah Corona ini, bantuan sosial dari pemerintah
maupun swasta yang diberikan kepada masyarakat kalangan bawah sangat berarti
sekali. Udin mengatakan dirinya sudah mendapat beberapa bantuan dari Kepolisian
dan swasta.

“Sudah 4 kali dikasih sembako, bisa buat makan
alhamdulillah, dari bapak Polisi dan orang biasa, kalau orang Pemerintahan
belum ada mas,” tutupnya. 

PALANGKA RAYA – Dengan adanya wabah pandemi Covid-19 atau
virus corona yang merebak di tanah air, masyarakat kalangan menengah kebawah
pastinya terkena dampak sosial maupun ekonomi.

Dampak yang muncul dari Covid-19 inu memang sangat terasa,
terlebih kepada masyarakat yang harus bekerja di luar. Seperti pedagang
emperan, sopir angkutan, dan pekerjaan lainnya.

Seperti yang dirasakan penjahit sepatu di Jalan Hiu Putih
Induk Palangka Raya bernama Udin (50). Semenjak Virus Corona membuat masyarakat
resah dan diberlakukan berbagai macam aturan terkait Covid, berdampak kepada pendapatannya
menjadi tak menentu.

Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, pria yang sudah 25
tahun menjadi penjahit sepatu ini harus mengirit stok beras. Tak jarang ia
hanya makan nasi dengan garam saja jika tidak ada orang yang menjahit sepatu.

Baca Juga :  Kembangkan Sukamara, Ben-Ujang Komitmen Bakal Selesaikan Jembatan Jel

“Kalau pendapatan ya tidak menentu mas. Sehari kadang
tidak ada yang jahit sepatu, kadang ada yang bilang diambil sore tapi diambil 3
hari lagi,” katanya kepada Kaltengpos.co, Kamis (16/4).

Mirisnya lagi ia menceritakan ada beberapa orang hanya
memintanya menjahit sepatu secara cuma cuma atau tidak dibayar.

Ditengah wabah Corona ini, bantuan sosial dari pemerintah
maupun swasta yang diberikan kepada masyarakat kalangan bawah sangat berarti
sekali. Udin mengatakan dirinya sudah mendapat beberapa bantuan dari Kepolisian
dan swasta.

“Sudah 4 kali dikasih sembako, bisa buat makan
alhamdulillah, dari bapak Polisi dan orang biasa, kalau orang Pemerintahan
belum ada mas,” tutupnya. 

Terpopuler

Artikel Terbaru