30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ajak Pelajar Bangun Karakter

PALANGKA RAYA – Di sela kesibukannya, Kepala MTsN
1 Kota Palangka Raya Rita Sukaesih, menyempatkan diri untuk memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada ratusan pelajar. Hal itu dilakukannya pada
saat kegiatan Jumat beriman dan pentas kreativitas siswa di halaman madrasah
tercinta, baru-baru ini.

Dalam
sambutannya, ia mengajak peserta didik untuk membangun karakter. Pasalnya,
dalam membangun karakter tidak semudah membangun rumah, jembatan, jalan.

“Membangun
karakter adalah bentuk hakikat jiwa seseorang yang terus berkelanjutan agar
menjadi lebih baik dan mulia, membangun karakter banyak komponen yang harus
dilibatkan instusi lembaga pendidikan, orang tua dan masyaraka,” ujarnya.

Dengan
keterlibatan seluruh komponen tersebut, maka membangun karakter akan berjalan
dengan ideal dengan harapan bersama. “Disiplin diri merupakan hal yang
terpenting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter diri seseorang,”
tegasnya.

Baca Juga :  Kisah Andreansyah, Cintai Profesi Berawal dari Hobi

Rita
menambahkan membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau
memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga membentuk unik, menarik, dan berbeda
atau dapat dibedakan dengan orang lain.

“Ibarat
huruf aflabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain,
demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter
tercela),” ucap Rita.

Kepala
madrasah mengutip pernyataan seorang hakim Agung di Amerika, Antonim Scalia menunjukkan
dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan
pengetahuan (brains and learning). Kecerdasan dan pengetahuan (termasuk
informas, redi) itu sendiri memang dapat di perjualbelikan.

Masalahnya,
ujar Rita, bila orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukkan
karakter terpuji, maka tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi lebih dan
semakin buruk. “Dengan kata lain knowledge is power akan menjadi lebih sempurna
jika dipadukan dengan karakter individu yang paripurna,” tambahnya.

Baca Juga :  Animator Transformer Chris Lie jadi Mentor di ICEFEST 2019

Hal
ini lah, dikatakan Rita, yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini. “Untuk
bangkit dan menciptakan sumber daya manusia ke depan yang lebih baik,”ucapnya.(hms/ila/CTK)

PALANGKA RAYA – Di sela kesibukannya, Kepala MTsN
1 Kota Palangka Raya Rita Sukaesih, menyempatkan diri untuk memberikan tambahan
ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada ratusan pelajar. Hal itu dilakukannya pada
saat kegiatan Jumat beriman dan pentas kreativitas siswa di halaman madrasah
tercinta, baru-baru ini.

Dalam
sambutannya, ia mengajak peserta didik untuk membangun karakter. Pasalnya,
dalam membangun karakter tidak semudah membangun rumah, jembatan, jalan.

“Membangun
karakter adalah bentuk hakikat jiwa seseorang yang terus berkelanjutan agar
menjadi lebih baik dan mulia, membangun karakter banyak komponen yang harus
dilibatkan instusi lembaga pendidikan, orang tua dan masyaraka,” ujarnya.

Dengan
keterlibatan seluruh komponen tersebut, maka membangun karakter akan berjalan
dengan ideal dengan harapan bersama. “Disiplin diri merupakan hal yang
terpenting dalam setiap upaya membangun dan membentuk karakter diri seseorang,”
tegasnya.

Baca Juga :  Kisah Andreansyah, Cintai Profesi Berawal dari Hobi

Rita
menambahkan membangun karakter (character building) adalah proses mengukir atau
memahat jiwa sedemikian rupa, sehingga membentuk unik, menarik, dan berbeda
atau dapat dibedakan dengan orang lain.

“Ibarat
huruf aflabet yang tak pernah sama antara yang satu dengan yang lain,
demikianlah orang-orang yang berkarakter dapat dibedakan satu dengan yang
lainnya (termasuk dengan yang tidak/belum berkarakter atau berkarakter
tercela),” ucap Rita.

Kepala
madrasah mengutip pernyataan seorang hakim Agung di Amerika, Antonim Scalia menunjukkan
dengan tepat bagaimana karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan
pengetahuan (brains and learning). Kecerdasan dan pengetahuan (termasuk
informas, redi) itu sendiri memang dapat di perjualbelikan.

Masalahnya,
ujar Rita, bila orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukkan
karakter terpuji, maka tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi lebih dan
semakin buruk. “Dengan kata lain knowledge is power akan menjadi lebih sempurna
jika dipadukan dengan karakter individu yang paripurna,” tambahnya.

Baca Juga :  Animator Transformer Chris Lie jadi Mentor di ICEFEST 2019

Hal
ini lah, dikatakan Rita, yang dibutuhkan bangsa Indonesia saat ini. “Untuk
bangkit dan menciptakan sumber daya manusia ke depan yang lebih baik,”ucapnya.(hms/ila/CTK)

Terpopuler

Artikel Terbaru