33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

KREATIF ! Fresh Express, Bantu IRT Belanja Lebih Praktis

PALANGKA RAYA- Pengembangan
bisnis berbasis teknologi mulai bermunculan di Kalimantan Tengah. Apalagi di
Kota Palangka Raya. Salah satunya muncul aplikasi dari sektor perdagangan
elektronik yaitu Fresh Express. Meskipun terbilang baru, tetapi penggunanya
sudah banyak.

Di salah satu
kamar kos yang berada di gang setapak Jalan Sumbawa, Fresh Express mulai
berkembang. Tidak ada yang menduga kalau kos ini ‘sarangnya’ bagi kurir Fresh
Express bekerja. Meski terbilang sederhana, tetapi di dalamnya ada berbagai
perlengkapan penunjang bisnis berbasis online ini.

Dalam merintis bisnis, Fajar,
Founder Fresh Express, menceritakan ia pernah jatuh bangun dalam membuka
bisnis. Hanya, tidak membuatnya patah semangat. Sebenarnya, untuk perdagangan
berbasis teknologi dibuat pertama olehnya di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau. Depot
Sayur.

Fajar ini pun ingin
mengembangkannya di Kota Palangka Raya, ibu kota Bumi Tambun Bungai (julukan
bagi Kalimantan Tengah). Apalagi, diakuinya kota ini sasaran dari bisnis ini
pun terbilang menjanjikan. Akhirnya, bergantilah nama menjadi Fresh Express.

Diceritakan Fajar
tujuan pembuatan aplikasi ini didasari murni untuk membantu ibu rumah tangga
(IRT). Pasalnya, sekalipun sudah ada pasar besar dan toko sembako, tetap saja,
ada IRT yang terkendala setiap hari berbelanja keluar rumah. Bahkan, kehadiran
pedagang sayur yang berkeliling rumah kini mulai jarang. Ditambah lagi rasa mager
alias malas gerak.

Dengan hadirnya
aplikasi ini, akhirnya IRT bisa bebas berbelanja kebutuhan dapur. Kapan saja,
di mana saja dan berapa pun jumlahnya. “Barang yang didapat adalah kualitas
terbaik,” ucap pria kelahiran Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi
Kalimantan Selatan.

Kebutuhan dapur yang
dijual beragam. Tidak hanya sayur mayur. Adapula daging, ikan, beras, hingga
buah-buahan. Terkait harga, tutur pria yang besar di Pangkalan Bun, Kabupaten
Kotawaringin Barat ini menuturkan tidak ada yang berbeda dari harga di pasaran.
Kalau ada kenaikan, ia dengan sigap memberitahukan kepada pemesan.

Baca Juga :  Terkesan dengan Batik dan Busana Etnik, Rencankaan Hadir di FBIM 2021

“Pasti saya beritahu
dulu melalui telepon. Bisa jadi batal tetapi bisa jadi pemesanan berlanjut,”
ujar pria yang memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 Pertanian ini.

Ting! Nada dering pesan
berbunyi dari handphone miliknya. Ternyata ada pemesan yang ingin membeli
kebutuhan dapur. Saat itu, Fajar pun memperlihatkan cara menerima pesanan dan
cara memesan. Bagi IRT, aplikasi ini tidaklah rumit.

Barang kebutuhan dapur
sudah dikelompokan. Jempol tinggal mengarah pada masing-masing kelompok.  Seperti daging, akan muncul pilihan ayam,
sapi dan kambing. Baru kemudian ada pilihan ukuran berat barang beserta harga.

Kebetulan pemesan saat
itu tidak minta langsung diantar, tetapi untuk keesokan hari. Sembari sibuk
mencatat pesanan, Fajar bercerita jam kerja mereka ini dimulai pukul 01.00 WIB.
“Ya karena pasar biasanya tidak begitu ramai, tidak antre. Jadi kami bisa
nyaman berbelanja,” ujarnya seraya mengatakan pedagang merasa terbantu juga
karena ada alternatif pendistribusian barang.

Usai berkeliaran di
pasar, barulah kru mengemasnya dengan rapi dan bersih menggunakan kemasan yang
sudah disiapkan. Setelah itu, tugas kurir yang mengantarkan ke pemesan. Ada
yang lokasinya berada di jalan pelosok yang rumit dicari, tetapi ini menjadi
cerita tersendiri karena bisa mengenal langsung beberapa sudut Kota Cantik
(julukan bagi Palangka Raya).

“Rata-rata pemesan
tidak pernah komplain soal harga, tetapi mereka akan komplain kalau
belanjaannya terlambat. Jadi tepat waktu itu penting,” tegasnya.

Bahkan kini, pengguna
aplikasi ini sudah mencapai 756 orang. Setiap hari ia bisa mengantar sekitar 8
sampai 10 pembeli, tetapi siklus ini tidak menentu. “Kami pernah juga ada orang
yang membeli dengan total harga belanjaan cukup banyak,” ucap Fajar lagi.

Baca Juga :  Sumbang Pelindung Wajah dan Donasikan Royalti Lagu

Sebenarnya, diakui
Fajar, bisnis ini baru eksis di awal Januari 2019 dan sempat vakum di Agustus. Kini
kembali dirintis lagi. Meski demikian, ternyata pelanggan pun tetap setia.
Apalagi kalangan IRT.

Di balik pembuatan
bisnis ini, Fajar menginginkan Kalteng juga bisa dikenal dengan berbagai
inovasi bisnis yang digagas anak muda. Unik dan menarik. Apalagi inovasi bisnis
ini tidak membutuhkan modal besar hingga ratusan juta. Fajar menuturkan yang
terpenting adalah kemauan.

Di sela perbincangan,
ia sempat menyelipkan keinginan dan harapan adanya investor yang ingin ikut
mengembangkan bisnis ini. Bukan itu saja, ia berharap ada dukungan dari
pemerintah. “Apalagi saya punya mimpi dan rencana ingin mengembangkannya di
luar Kota Palangka Raya,” tutup Fajar.

Gaung bersambut dari
Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian
(Disdagperin). Dikatakan Kepala Bidang Dalam Negeri Disdagperin Kalteng, Jenta
bahwa pihaknya memang belum memiliki program untuk menghubungkan antarpelaku
UKM seperti Fajar ini dengan investor atau orang yang memiliki modal. 

“Tapi memang nanti ada
arah ke sana,” ujar Jenta memastikan. Ia tidak memungkiri sekarang era ekonomi
dan segala sesuatu tidak lagi ada di pasar setiap hari.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kalteng
Ina Prayawati, yang membidangi perekonomian dan sumber daya alam, menilai UKM
yang potensial memang harus mendapat perhatian pemerintah ke depannya. Baik
dalam membantu menghubungkan investor dengan UKM atau pelatihan manajemen
usaha. Dia mengaku sangat mendukung UKM di Kalteng bisa berkembang. Kasus
seperti Fresh Express yang memerlukan investor atau pendampingan manajamen
usaha tentu banyak terjadi di berbagai daerah.(ila/uni/ram)

PALANGKA RAYA- Pengembangan
bisnis berbasis teknologi mulai bermunculan di Kalimantan Tengah. Apalagi di
Kota Palangka Raya. Salah satunya muncul aplikasi dari sektor perdagangan
elektronik yaitu Fresh Express. Meskipun terbilang baru, tetapi penggunanya
sudah banyak.

Di salah satu
kamar kos yang berada di gang setapak Jalan Sumbawa, Fresh Express mulai
berkembang. Tidak ada yang menduga kalau kos ini ‘sarangnya’ bagi kurir Fresh
Express bekerja. Meski terbilang sederhana, tetapi di dalamnya ada berbagai
perlengkapan penunjang bisnis berbasis online ini.

Dalam merintis bisnis, Fajar,
Founder Fresh Express, menceritakan ia pernah jatuh bangun dalam membuka
bisnis. Hanya, tidak membuatnya patah semangat. Sebenarnya, untuk perdagangan
berbasis teknologi dibuat pertama olehnya di Nanga Bulik, Kabupaten Lamandau. Depot
Sayur.

Fajar ini pun ingin
mengembangkannya di Kota Palangka Raya, ibu kota Bumi Tambun Bungai (julukan
bagi Kalimantan Tengah). Apalagi, diakuinya kota ini sasaran dari bisnis ini
pun terbilang menjanjikan. Akhirnya, bergantilah nama menjadi Fresh Express.

Diceritakan Fajar
tujuan pembuatan aplikasi ini didasari murni untuk membantu ibu rumah tangga
(IRT). Pasalnya, sekalipun sudah ada pasar besar dan toko sembako, tetap saja,
ada IRT yang terkendala setiap hari berbelanja keluar rumah. Bahkan, kehadiran
pedagang sayur yang berkeliling rumah kini mulai jarang. Ditambah lagi rasa mager
alias malas gerak.

Dengan hadirnya
aplikasi ini, akhirnya IRT bisa bebas berbelanja kebutuhan dapur. Kapan saja,
di mana saja dan berapa pun jumlahnya. “Barang yang didapat adalah kualitas
terbaik,” ucap pria kelahiran Pelaihari, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi
Kalimantan Selatan.

Kebutuhan dapur yang
dijual beragam. Tidak hanya sayur mayur. Adapula daging, ikan, beras, hingga
buah-buahan. Terkait harga, tutur pria yang besar di Pangkalan Bun, Kabupaten
Kotawaringin Barat ini menuturkan tidak ada yang berbeda dari harga di pasaran.
Kalau ada kenaikan, ia dengan sigap memberitahukan kepada pemesan.

Baca Juga :  Terkesan dengan Batik dan Busana Etnik, Rencankaan Hadir di FBIM 2021

“Pasti saya beritahu
dulu melalui telepon. Bisa jadi batal tetapi bisa jadi pemesanan berlanjut,”
ujar pria yang memiliki latar belakang pendidikan Strata 1 Pertanian ini.

Ting! Nada dering pesan
berbunyi dari handphone miliknya. Ternyata ada pemesan yang ingin membeli
kebutuhan dapur. Saat itu, Fajar pun memperlihatkan cara menerima pesanan dan
cara memesan. Bagi IRT, aplikasi ini tidaklah rumit.

Barang kebutuhan dapur
sudah dikelompokan. Jempol tinggal mengarah pada masing-masing kelompok.  Seperti daging, akan muncul pilihan ayam,
sapi dan kambing. Baru kemudian ada pilihan ukuran berat barang beserta harga.

Kebetulan pemesan saat
itu tidak minta langsung diantar, tetapi untuk keesokan hari. Sembari sibuk
mencatat pesanan, Fajar bercerita jam kerja mereka ini dimulai pukul 01.00 WIB.
“Ya karena pasar biasanya tidak begitu ramai, tidak antre. Jadi kami bisa
nyaman berbelanja,” ujarnya seraya mengatakan pedagang merasa terbantu juga
karena ada alternatif pendistribusian barang.

Usai berkeliaran di
pasar, barulah kru mengemasnya dengan rapi dan bersih menggunakan kemasan yang
sudah disiapkan. Setelah itu, tugas kurir yang mengantarkan ke pemesan. Ada
yang lokasinya berada di jalan pelosok yang rumit dicari, tetapi ini menjadi
cerita tersendiri karena bisa mengenal langsung beberapa sudut Kota Cantik
(julukan bagi Palangka Raya).

“Rata-rata pemesan
tidak pernah komplain soal harga, tetapi mereka akan komplain kalau
belanjaannya terlambat. Jadi tepat waktu itu penting,” tegasnya.

Bahkan kini, pengguna
aplikasi ini sudah mencapai 756 orang. Setiap hari ia bisa mengantar sekitar 8
sampai 10 pembeli, tetapi siklus ini tidak menentu. “Kami pernah juga ada orang
yang membeli dengan total harga belanjaan cukup banyak,” ucap Fajar lagi.

Baca Juga :  Sumbang Pelindung Wajah dan Donasikan Royalti Lagu

Sebenarnya, diakui
Fajar, bisnis ini baru eksis di awal Januari 2019 dan sempat vakum di Agustus. Kini
kembali dirintis lagi. Meski demikian, ternyata pelanggan pun tetap setia.
Apalagi kalangan IRT.

Di balik pembuatan
bisnis ini, Fajar menginginkan Kalteng juga bisa dikenal dengan berbagai
inovasi bisnis yang digagas anak muda. Unik dan menarik. Apalagi inovasi bisnis
ini tidak membutuhkan modal besar hingga ratusan juta. Fajar menuturkan yang
terpenting adalah kemauan.

Di sela perbincangan,
ia sempat menyelipkan keinginan dan harapan adanya investor yang ingin ikut
mengembangkan bisnis ini. Bukan itu saja, ia berharap ada dukungan dari
pemerintah. “Apalagi saya punya mimpi dan rencana ingin mengembangkannya di
luar Kota Palangka Raya,” tutup Fajar.

Gaung bersambut dari
Pemerintah Provinsi Kalteng melalui Dinas Perdagangan dan Perindustrian
(Disdagperin). Dikatakan Kepala Bidang Dalam Negeri Disdagperin Kalteng, Jenta
bahwa pihaknya memang belum memiliki program untuk menghubungkan antarpelaku
UKM seperti Fajar ini dengan investor atau orang yang memiliki modal. 

“Tapi memang nanti ada
arah ke sana,” ujar Jenta memastikan. Ia tidak memungkiri sekarang era ekonomi
dan segala sesuatu tidak lagi ada di pasar setiap hari.

Sementara itu, Anggota Komisi II DPRD Kalteng
Ina Prayawati, yang membidangi perekonomian dan sumber daya alam, menilai UKM
yang potensial memang harus mendapat perhatian pemerintah ke depannya. Baik
dalam membantu menghubungkan investor dengan UKM atau pelatihan manajemen
usaha. Dia mengaku sangat mendukung UKM di Kalteng bisa berkembang. Kasus
seperti Fresh Express yang memerlukan investor atau pendampingan manajamen
usaha tentu banyak terjadi di berbagai daerah.(ila/uni/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru