28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Efek MJO dan Gelombang Rossby, Potensi Hujan di Kalteng Meningkat

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Badan Metereologi dan Geofisika Palangka Raya mengungkapkan, meningkatnya curah hujan yang terus terjadi di sebagian wilayah Kalteng.

Hujan disertai angin dalam seminggu terakhir terjadi, menanggapi hal tersebut Roland Binery Prakirawan Cuaca BMKG Palangka Raya mengatakan, sebelumnya berdasarkan informasi jika wilayah Kalimantan Tengah tahun ini diprakirakan masuk musim kemarau antara akhir bulan Mei hingga awal bulan Juli dan berlangsung hingga akhir bulan September.

"Namun kondisi cuaca dan iklim yang sangat dinamis saat ini mengakibatkan mundurnya musim kemarau di beberapa wilayah terutama di wilayah Kalimantan Tengah bagian utara dan barat," ucapnya, Senin (23/8/2021).

Dari data curah hujan yang di analisis, wilayah yang sudah mengalami musim kemarau antara lain Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan dan Barito Timur.

Baca Juga :  Rentang Tiga Hari, Lima Hotspot Karhutla Muncul di Palangka Raya

"Sedangkan wilayah lain diprakirakan masuk musim kemarau mundur di bulan September, namun juga berpotensi tidak mengalami musim kemarau dikarenakan kondisi atmosfer global saat ini mengarah pada terjadinya kejadian La Nina yang diketahui akan menambah curah hujan di wilayah Indonesia," katanya.

Selain itu, pada bulan Agustus ini curah hujan meningkat dikarenakan dinamika gelombang atmosfer, BMKG telah mengidentifikasi adanya peningkatan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuatorial.

"MJO dan Gelombang Rossby Ekuatorial adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah yang dilewatinya," lanjutnya.

Dapat diperkirakan hingga akhir bulan Agustus, kondisi atmosfer di wilayah Kalimantan Tengah cenderung labil dan mendukung pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga :  IOF Kalteng Peduli Lawan Covid-19

"Diimbau untuk masyarakat Kalimantan Tengah agar mewaspadai peningkatan curah hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor," ungkapnya.

PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO – Badan Metereologi dan Geofisika Palangka Raya mengungkapkan, meningkatnya curah hujan yang terus terjadi di sebagian wilayah Kalteng.

Hujan disertai angin dalam seminggu terakhir terjadi, menanggapi hal tersebut Roland Binery Prakirawan Cuaca BMKG Palangka Raya mengatakan, sebelumnya berdasarkan informasi jika wilayah Kalimantan Tengah tahun ini diprakirakan masuk musim kemarau antara akhir bulan Mei hingga awal bulan Juli dan berlangsung hingga akhir bulan September.

"Namun kondisi cuaca dan iklim yang sangat dinamis saat ini mengakibatkan mundurnya musim kemarau di beberapa wilayah terutama di wilayah Kalimantan Tengah bagian utara dan barat," ucapnya, Senin (23/8/2021).

Dari data curah hujan yang di analisis, wilayah yang sudah mengalami musim kemarau antara lain Kabupaten Kapuas, Pulang Pisau, Barito Selatan dan Barito Timur.

Baca Juga :  Rentang Tiga Hari, Lima Hotspot Karhutla Muncul di Palangka Raya

"Sedangkan wilayah lain diprakirakan masuk musim kemarau mundur di bulan September, namun juga berpotensi tidak mengalami musim kemarau dikarenakan kondisi atmosfer global saat ini mengarah pada terjadinya kejadian La Nina yang diketahui akan menambah curah hujan di wilayah Indonesia," katanya.

Selain itu, pada bulan Agustus ini curah hujan meningkat dikarenakan dinamika gelombang atmosfer, BMKG telah mengidentifikasi adanya peningkatan aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby Ekuatorial.

"MJO dan Gelombang Rossby Ekuatorial adalah fenomena dinamika atmosfer yang mengindikasikan adanya potensi pertumbuhan awan hujan dalam skala yang luas di sekitar wilayah yang dilewatinya," lanjutnya.

Dapat diperkirakan hingga akhir bulan Agustus, kondisi atmosfer di wilayah Kalimantan Tengah cenderung labil dan mendukung pertumbuhan awan hujan.

Baca Juga :  IOF Kalteng Peduli Lawan Covid-19

"Diimbau untuk masyarakat Kalimantan Tengah agar mewaspadai peningkatan curah hujan yang dapat mengakibatkan bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor," ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru