27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ini Sejarahnya, Kalteng Ditetapkan Ibu Kota saat Rapat Dewan Nasional

PALANGKA RAYA– Jejak
sejarah Kalteng sebagai lokasi ibu kota Indonesia, dibuktikan dengan keberadaan
tugu dewan nasional di Museum Balanga, Jalan Tjilik Riwut km 2 Palangka Raya.
Tugu setinggi kurang lebih lima meter dengan maskot sebuah guci itu menjadi
gagasan awal pembangunan calon ibu kota masa depan oleh Soekarno. 

Untuk mengingat kembali
jejak sejarah pembangunan tugu dewan nasional itu, Yayasan Gerakan Bersatu
Berbuat Manggatang Utus (GB2-MU) Kalteng mengunjungi halaman Museum Balanga, Kamis
sore (22/8.

Mereka menapaktilasi
tugu dewan nasional yang menjadi cikal-bakal penanda Palangka Raya sebagai
calon ibu kota baru menggantikan Jakarta.

Ketika menapaktilasi
tugu dewan nasional, GB2-MU yang dipimpin oleh Lukas itu menyampaikan dari awal
mengenai sejarah pembangunan monument tersebut. Lukas menyebutkan sejarah ini
ada dalam buku berjudul Kronik Kalimantan dan pernyataan dari almarhum Prof
Roeslan Abdulgani yang kala sebagai wakil dewan nasional dan menjadi atasan
Gubernur Kalteng Tjilik Riwut. Pernyataan tersebut diabadikan oleh Cucu Tjilik
Riwut Clara Anindita.

Baca Juga :  Unggul Perolehan Suara, Muhammad Alfian Mawardi Resmi Pimpin KNPI Kalteng

“Penetapan calon ibu
kota juga ditetapkan dalam sebuah rapat dewan nasional yang diketuai oleh
Presiden Soekarno. Tjilik Riwut yang kala itu adalah Gubernur Kalteng sebagai
anggota dewan nasional,”ungkap Lukas kepada wartawan di kawasan tugu dewan
nasional, kemarin.

Pada tahun 1958,
Presiden Sokerno memerintahkan Prof Roeslan Abdulgani untuk meresmikan tugu
dewan nasional itu. “(Tugu) ini sebagai penanda bahwa inilah tempat atau lokasi
calon ibu kota negara dimasa depan. Dan sekarang sudah saatnya Kalteng akan
menjadi ibu kota negara,” tuturnya.

Sementara dalam video
Prof Roeslan Abdulgani yang diabadikan oleh Cucu Tjilik Riwut Clara Anindita
beberapa bulan sebelum meninggal, ia memisahkan bahwa Tjilik Riwut selalu
memperjuangkan kepentingan daerah tetapi tetap dalam bingkai NKRI. Hal itu yang
kemudian sangat dihargai Presiden Soekarno saat itu.

“Salah satu yang
diusulkan Tjilik Riwut saat melakukan rapat di dewan nasional, menjadikan kota
Jakarta menjadi kota yang baik. Karena kepentingan asing sudah banyak, maka ibu
kota harus dipindahkan keluar Jakarta,” tutur Alm Prof Roeslan dalam video yang
tadi malam sudah ditonton 4.492 kali itu.

Baca Juga :  Buruan Daftar ! Jalan Sehat Kalteng Pos Banjir Doorprize Lho

Usulan dari Tjilik
Riwut langsung diterima oleh seluruh dewan nasional. Kemudian Bung Karno
membentuk panitia untuk menyelidiki hal itu karena sangat tertarik dengan
usulan tersebut. “Ini merupakan gagasan yang sangat berani dan melihat masa
depan. Namun sayangnya hal itu tidak dilanjutkan oleh kabinet dalam meneruskan
gagasan pemindahan ibu kota tersebut,” sesalnya.

Terpisah, selaku salah
satu putri dari Tjilik Riwut, Nila Riwut mengungkapkan keputusan yang akan
diambil presiden kedepan merupakan kehendak dari Yang Maha Kuasa untuk
memindahkan ibu kota  baik di Kaltim dan
di Kalteng.

“Kita melihat bahwa Kalteng sudah sangat
siap untuk menjadi ibu kota negara, tetapi tentu membutuhkan proses yang cukup
panjang,”ungkapnya sembari menyebut sebelum ada pernyataan resmi dari
pemerintah pusat melalui presiden maka semua isu yang beredar belum dapat
dipastikan alias hoaks. (nue/ala/jpg)

PALANGKA RAYA– Jejak
sejarah Kalteng sebagai lokasi ibu kota Indonesia, dibuktikan dengan keberadaan
tugu dewan nasional di Museum Balanga, Jalan Tjilik Riwut km 2 Palangka Raya.
Tugu setinggi kurang lebih lima meter dengan maskot sebuah guci itu menjadi
gagasan awal pembangunan calon ibu kota masa depan oleh Soekarno. 

Untuk mengingat kembali
jejak sejarah pembangunan tugu dewan nasional itu, Yayasan Gerakan Bersatu
Berbuat Manggatang Utus (GB2-MU) Kalteng mengunjungi halaman Museum Balanga, Kamis
sore (22/8.

Mereka menapaktilasi
tugu dewan nasional yang menjadi cikal-bakal penanda Palangka Raya sebagai
calon ibu kota baru menggantikan Jakarta.

Ketika menapaktilasi
tugu dewan nasional, GB2-MU yang dipimpin oleh Lukas itu menyampaikan dari awal
mengenai sejarah pembangunan monument tersebut. Lukas menyebutkan sejarah ini
ada dalam buku berjudul Kronik Kalimantan dan pernyataan dari almarhum Prof
Roeslan Abdulgani yang kala sebagai wakil dewan nasional dan menjadi atasan
Gubernur Kalteng Tjilik Riwut. Pernyataan tersebut diabadikan oleh Cucu Tjilik
Riwut Clara Anindita.

Baca Juga :  Unggul Perolehan Suara, Muhammad Alfian Mawardi Resmi Pimpin KNPI Kalteng

“Penetapan calon ibu
kota juga ditetapkan dalam sebuah rapat dewan nasional yang diketuai oleh
Presiden Soekarno. Tjilik Riwut yang kala itu adalah Gubernur Kalteng sebagai
anggota dewan nasional,”ungkap Lukas kepada wartawan di kawasan tugu dewan
nasional, kemarin.

Pada tahun 1958,
Presiden Sokerno memerintahkan Prof Roeslan Abdulgani untuk meresmikan tugu
dewan nasional itu. “(Tugu) ini sebagai penanda bahwa inilah tempat atau lokasi
calon ibu kota negara dimasa depan. Dan sekarang sudah saatnya Kalteng akan
menjadi ibu kota negara,” tuturnya.

Sementara dalam video
Prof Roeslan Abdulgani yang diabadikan oleh Cucu Tjilik Riwut Clara Anindita
beberapa bulan sebelum meninggal, ia memisahkan bahwa Tjilik Riwut selalu
memperjuangkan kepentingan daerah tetapi tetap dalam bingkai NKRI. Hal itu yang
kemudian sangat dihargai Presiden Soekarno saat itu.

“Salah satu yang
diusulkan Tjilik Riwut saat melakukan rapat di dewan nasional, menjadikan kota
Jakarta menjadi kota yang baik. Karena kepentingan asing sudah banyak, maka ibu
kota harus dipindahkan keluar Jakarta,” tutur Alm Prof Roeslan dalam video yang
tadi malam sudah ditonton 4.492 kali itu.

Baca Juga :  Buruan Daftar ! Jalan Sehat Kalteng Pos Banjir Doorprize Lho

Usulan dari Tjilik
Riwut langsung diterima oleh seluruh dewan nasional. Kemudian Bung Karno
membentuk panitia untuk menyelidiki hal itu karena sangat tertarik dengan
usulan tersebut. “Ini merupakan gagasan yang sangat berani dan melihat masa
depan. Namun sayangnya hal itu tidak dilanjutkan oleh kabinet dalam meneruskan
gagasan pemindahan ibu kota tersebut,” sesalnya.

Terpisah, selaku salah
satu putri dari Tjilik Riwut, Nila Riwut mengungkapkan keputusan yang akan
diambil presiden kedepan merupakan kehendak dari Yang Maha Kuasa untuk
memindahkan ibu kota  baik di Kaltim dan
di Kalteng.

“Kita melihat bahwa Kalteng sudah sangat
siap untuk menjadi ibu kota negara, tetapi tentu membutuhkan proses yang cukup
panjang,”ungkapnya sembari menyebut sebelum ada pernyataan resmi dari
pemerintah pusat melalui presiden maka semua isu yang beredar belum dapat
dipastikan alias hoaks. (nue/ala/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru