30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Kurang dari 1 Detik, Aplikasi Ini Mampu Kenali Wajah Dibalik Masker

PROKALTENG.CO – Perusahaan teknologi asal Jepang NEC mengembangkan
aplikasi mengenali wajah, bahkan ketika menggunakan masker. Aplikasi ini
membaca wajah dengan mengenali bagian yang tak tertutup, seperti mata.

Proses verifikasi pun berjalan
singkat. Kurang dari satu detik, aplikasi ini mampu mengenali wajah dengan
tingkat akurasi mencapai 99 persen, kata NEC.

Polisi setempat kini menggunakan
aplikasi pengenalan wajah realtime bernama NEC Neoface. Mereka menggunakannya
untuk mencari sosok yang masuk daftar pencarian, di tengah kerumunan. Selain
polisi, sejumlah industri juga menggunakan aplikasi ini, di antaranya Lufthansa
dan maskapai Swiss International Airlines.

Shinya Takashima, Asisten Manajer
Divisi Digital Paltform NEC mengatakan pada Reuters jika teknologi ini mampu
mencegah manusia untuk melakukan kontak langsung di berbagai situasi. Aplikasi
ini juga semakin populer mengikuti “kebutuhan yang meningkat di tengah
situasi pandemi,” kata Shinya.

Baca Juga :  Mobil Listrik Ampibi Berkapasitas 4 Orang Mulai Dipasarkan

Sebelum pandemi, aplikasi ini
hanya memliki akurasi antara 20 persen hingga 50 persen dalam mengenali wajah
tertutup. Namun, di akhir 2020, akurasinya meningkat tajam.

Namun, aplikasi pengenalan wajah
juga mendapat protes di sejumlah negara. Di Eropa, Polisi Irlandia menyebut
aplikasi serupa melanggar hukum. Kasus tersebut diajukan oleh sekelompok
aktivis hak asasi sipil.

Sedangkan di Amerika Serikat,
sejumlah perusahaan, termasuk Amazon dan IBM menunda penggunaan aplikasi serupa
atas perintah polisi, hingga legislator setempat mengeluarkan aturan tentang
penggunaanya.

PROKALTENG.CO – Perusahaan teknologi asal Jepang NEC mengembangkan
aplikasi mengenali wajah, bahkan ketika menggunakan masker. Aplikasi ini
membaca wajah dengan mengenali bagian yang tak tertutup, seperti mata.

Proses verifikasi pun berjalan
singkat. Kurang dari satu detik, aplikasi ini mampu mengenali wajah dengan
tingkat akurasi mencapai 99 persen, kata NEC.

Polisi setempat kini menggunakan
aplikasi pengenalan wajah realtime bernama NEC Neoface. Mereka menggunakannya
untuk mencari sosok yang masuk daftar pencarian, di tengah kerumunan. Selain
polisi, sejumlah industri juga menggunakan aplikasi ini, di antaranya Lufthansa
dan maskapai Swiss International Airlines.

Shinya Takashima, Asisten Manajer
Divisi Digital Paltform NEC mengatakan pada Reuters jika teknologi ini mampu
mencegah manusia untuk melakukan kontak langsung di berbagai situasi. Aplikasi
ini juga semakin populer mengikuti “kebutuhan yang meningkat di tengah
situasi pandemi,” kata Shinya.

Baca Juga :  Mobil Listrik Ampibi Berkapasitas 4 Orang Mulai Dipasarkan

Sebelum pandemi, aplikasi ini
hanya memliki akurasi antara 20 persen hingga 50 persen dalam mengenali wajah
tertutup. Namun, di akhir 2020, akurasinya meningkat tajam.

Namun, aplikasi pengenalan wajah
juga mendapat protes di sejumlah negara. Di Eropa, Polisi Irlandia menyebut
aplikasi serupa melanggar hukum. Kasus tersebut diajukan oleh sekelompok
aktivis hak asasi sipil.

Sedangkan di Amerika Serikat,
sejumlah perusahaan, termasuk Amazon dan IBM menunda penggunaan aplikasi serupa
atas perintah polisi, hingga legislator setempat mengeluarkan aturan tentang
penggunaanya.

Terpopuler

Artikel Terbaru