30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

9 Kegiatan Ini Bisa Dilakukan Agar Otak Tidak Cepat Pikun

Seiring pertambahan usia, kemampuan bagian otak yang membantu manusia belajar, mengingat, berencana, dan beberapa fungsi kognitif lainnya akan menurun, yang biasa dinamakan pikun.

Identik dengan usia tua, tapi pikun juga bisa dialami usia muda. Ada kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun.

“Pertambahan usia tersebut juga menyebabkan menurunnya aliran darah ke otak karena terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya peradangan di otak. Hal ini turut memperburuk fungsi kognitif otak,” jelas dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter.

Tidak ada perubahan fisik yang berarti, sehingga cukup sulit untuk mengidentifikasi pikun. Namun, kondisi ini akan sangat mengganggu, sehingga penderitanya akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kegiatan yang dapat membantu otak agar tidak cepat pikun

Pikun yang merupakan gejala demensia adalah kondisi yang tak dapat disembuhkan, tetapi bisa diperlambat dan dicegah dengan latihan otak. Tak perlu menunggu hingga berusia lanjut, Anda pun bisa mulai melatih otak sedini mungkin. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut:

1. Belajar bahasa baru

Dikatakan oleh dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter, beberapa studi membuktikan bahwa mempelajari bahasa baru dan mempraktikkannya dalam percakapan sehari-hari bisa memperlambat terjadinya demensia dan memperlambat proses penuaan pada otak.

2. Menghafal lirik lagu

Siapa yang tidak menyukai musik? “Mendengarkan musik dan menyanyikan liriknya bisa efektif melatih daya ingat. Pilih lagu yang Anda suka tapi belum hafal liriknya, lalu dengarkan dan lantunkan berulang-ulang,” dr. Restie menyarankan.

Baca Juga :  Benarkah Teh Hijau Bisa Kurangi Lemak Tubuh?

Anda juga bisa mencoba menstimulasi otak yang bertanggung jawab atas kemampuan memori, memori, dan seni.

3. Rutin berolahraga

“Gangguan otak seperti demensia berhubungan dengan masalah jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular relatif lebih mudah mengalami pikun,” kata dr. Sepriani T. Limbong dari KlikDokter.

Salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular adalah dengan menjaga berat badan agar tetap ideal. Pasalnya, dr. Sepriani mengatakan, salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan otak adalah berat badan berlebih.

Frekuensi olahraga yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah setidaknya 150 menit atau lima kali dalam seminggu selama 30 menit tiap sesinya.

4. Menggambar peta

Menggambar peta sederhana lingkungan rumah, menggambar rute jalan yang Anda lewati dari rumah ke kantor atau tempat lainnya juga dapat membantu melatih otak.

Dengan menerapkannya, kata dr. Resthie, Anda telah melatih memori dan kemampuan visuospasial (berhubungan dengan persepsi dari hubungan-hubungan ruang).

5. Bermain permainan yang dapat mengasah otak

“Kegiatan yang melibatkan kemampuan berpikir dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan menurunkan risiko demensia,” kata dr. Sepriani.

“Aktivitas seperti bermain kartu, puzzle, teka-teki silang, Sudoku, atau permainan board game lainnya hanya segelintir kegiatan yang dapat menjaga kemampuan kognitif otak,” lanjutnya.

6. Modifikasi kebiasaan sehari-hari

Lakukan modifikasi pada kebiasaan yang biasa Anda lakukan setiap hari. Misalnya, biasa menyapu dengan tangan kanan, kali ini gunakan tangan kiri.

7. Belajar bermain musik

Dokter Resthie juga mengatakan bahwa berdasarkan studi, orang-orang yang suka bermain musik memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami demensia dan gangguan memori.

Baca Juga :  Banyak Manfaat Ginseng untuk Kesehatan

8. Mengubah gaya hidup

Demi kesehatan otak (dan tubuh yang lebih baik), lakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan menjauhi alkohol.

“Alkohol bersifat toksik terhadap sel otak. Risiko kerusakan otak akan meningkat bila Anda punya kebiasaan minum alkohol,” ujar dr. Sepriani.

Selain itu, dr. Sepriani juga mengimbau untuk berhenti merokok. Tak hanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, rokok juga terbukti dapat menurunkan kemampuan kognitif dan memengaruhi kesehatan otak.

Satu lagi yang tak kalah penting adalah dengan menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan sel otak.

“Mulailah dengan memperbanyak makan buah dan sayur, serta menggunakan sumber lemak sehat seperti minyak jagung dan minyak zaitun. Perbanyak pula konsumsi ikan. Rutin mengonsumsi ikan dapat mencegah penurunan ingatan atau memori,” jelas dr. Sepriani.

9. Cek kesehatan rutin

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pikun erat kaitannya dengan penyakit jantung, hipertensi, begitu juga diabetes dan kolesterol.

Khususnya bila Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya rutin cek kesehatan atau kontrol ke dokter, dan mengonsumsi obat untuk mengendalikan kondisi penyakit sehingga kesehatan otak ikut terjaga.

Itulah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun. Bila dilakukan secara rutin, manfaatnya tak hanya pada kesehatan otak, tetapi juga pada kesehatan tubuh secara menyeluruh.(RN/RH/klikdokter)

Seiring pertambahan usia, kemampuan bagian otak yang membantu manusia belajar, mengingat, berencana, dan beberapa fungsi kognitif lainnya akan menurun, yang biasa dinamakan pikun.

Identik dengan usia tua, tapi pikun juga bisa dialami usia muda. Ada kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun.

“Pertambahan usia tersebut juga menyebabkan menurunnya aliran darah ke otak karena terjadinya penyempitan pembuluh darah, sehingga memperbesar kemungkinan terjadinya peradangan di otak. Hal ini turut memperburuk fungsi kognitif otak,” jelas dr. Astrid Wulan Kusumoastuti dari KlikDokter.

Tidak ada perubahan fisik yang berarti, sehingga cukup sulit untuk mengidentifikasi pikun. Namun, kondisi ini akan sangat mengganggu, sehingga penderitanya akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

Kegiatan yang dapat membantu otak agar tidak cepat pikun

Pikun yang merupakan gejala demensia adalah kondisi yang tak dapat disembuhkan, tetapi bisa diperlambat dan dicegah dengan latihan otak. Tak perlu menunggu hingga berusia lanjut, Anda pun bisa mulai melatih otak sedini mungkin. Contoh kegiatannya adalah sebagai berikut:

1. Belajar bahasa baru

Dikatakan oleh dr. Resthie Rachmanta Putri, M.Epid, dari KlikDokter, beberapa studi membuktikan bahwa mempelajari bahasa baru dan mempraktikkannya dalam percakapan sehari-hari bisa memperlambat terjadinya demensia dan memperlambat proses penuaan pada otak.

2. Menghafal lirik lagu

Siapa yang tidak menyukai musik? “Mendengarkan musik dan menyanyikan liriknya bisa efektif melatih daya ingat. Pilih lagu yang Anda suka tapi belum hafal liriknya, lalu dengarkan dan lantunkan berulang-ulang,” dr. Restie menyarankan.

Baca Juga :  Benarkah Teh Hijau Bisa Kurangi Lemak Tubuh?

Anda juga bisa mencoba menstimulasi otak yang bertanggung jawab atas kemampuan memori, memori, dan seni.

3. Rutin berolahraga

“Gangguan otak seperti demensia berhubungan dengan masalah jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular). Orang-orang yang memiliki penyakit kardiovaskular relatif lebih mudah mengalami pikun,” kata dr. Sepriani T. Limbong dari KlikDokter.

Salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskular adalah dengan menjaga berat badan agar tetap ideal. Pasalnya, dr. Sepriani mengatakan, salah satu faktor yang memengaruhi kesehatan otak adalah berat badan berlebih.

Frekuensi olahraga yang disarankan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) adalah setidaknya 150 menit atau lima kali dalam seminggu selama 30 menit tiap sesinya.

4. Menggambar peta

Menggambar peta sederhana lingkungan rumah, menggambar rute jalan yang Anda lewati dari rumah ke kantor atau tempat lainnya juga dapat membantu melatih otak.

Dengan menerapkannya, kata dr. Resthie, Anda telah melatih memori dan kemampuan visuospasial (berhubungan dengan persepsi dari hubungan-hubungan ruang).

5. Bermain permainan yang dapat mengasah otak

“Kegiatan yang melibatkan kemampuan berpikir dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan menurunkan risiko demensia,” kata dr. Sepriani.

“Aktivitas seperti bermain kartu, puzzle, teka-teki silang, Sudoku, atau permainan board game lainnya hanya segelintir kegiatan yang dapat menjaga kemampuan kognitif otak,” lanjutnya.

6. Modifikasi kebiasaan sehari-hari

Lakukan modifikasi pada kebiasaan yang biasa Anda lakukan setiap hari. Misalnya, biasa menyapu dengan tangan kanan, kali ini gunakan tangan kiri.

7. Belajar bermain musik

Dokter Resthie juga mengatakan bahwa berdasarkan studi, orang-orang yang suka bermain musik memiliki risiko yang lebih rendah untuk mengalami demensia dan gangguan memori.

Baca Juga :  Banyak Manfaat Ginseng untuk Kesehatan

8. Mengubah gaya hidup

Demi kesehatan otak (dan tubuh yang lebih baik), lakukan perubahan gaya hidup menjadi lebih baik. Salah satunya adalah dengan menjauhi alkohol.

“Alkohol bersifat toksik terhadap sel otak. Risiko kerusakan otak akan meningkat bila Anda punya kebiasaan minum alkohol,” ujar dr. Sepriani.

Selain itu, dr. Sepriani juga mengimbau untuk berhenti merokok. Tak hanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan kanker, rokok juga terbukti dapat menurunkan kemampuan kognitif dan memengaruhi kesehatan otak.

Satu lagi yang tak kalah penting adalah dengan menerapkan pola makan sehat bergizi seimbang untuk menjaga kesehatan sel otak.

“Mulailah dengan memperbanyak makan buah dan sayur, serta menggunakan sumber lemak sehat seperti minyak jagung dan minyak zaitun. Perbanyak pula konsumsi ikan. Rutin mengonsumsi ikan dapat mencegah penurunan ingatan atau memori,” jelas dr. Sepriani.

9. Cek kesehatan rutin

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, pikun erat kaitannya dengan penyakit jantung, hipertensi, begitu juga diabetes dan kolesterol.

Khususnya bila Anda mengalami kondisi tersebut, sebaiknya rutin cek kesehatan atau kontrol ke dokter, dan mengonsumsi obat untuk mengendalikan kondisi penyakit sehingga kesehatan otak ikut terjaga.

Itulah beberapa kegiatan yang bisa dilakukan agar otak tidak cepat pikun. Bila dilakukan secara rutin, manfaatnya tak hanya pada kesehatan otak, tetapi juga pada kesehatan tubuh secara menyeluruh.(RN/RH/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru