28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Efektivitas Antiseptik dan Hand Sanitizer untuk Bunuh Virus Korona

UNTUK memutus
mata rantai virus Korona dari manusia ke manusia cara paling efektif adalah
selalu menjaga kebersihan tangan. Sebab virus ini bisa menular melalui droplet (percikan
dahak) dari orang yang sakit dan juga droplet yang menempel
pada berbagai benda. Cuci tangan adalah cara paling efektif untuk membunuh
kuman, begitu penggunaan antiseptik dan hand sanitizer.

“Kami selalu anjurkan kampanye cuci tangan dengan sabun,
dengan air mengalir, dan hand sanitizer. Langsung
mandi jika usah pergi dari luar. Dan ingat, jangan menyentuh area wajah,” kata
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku B. Adisasmito
dalam konferensi pers, Senin (30/3).

Menurut Prof Wiku, antiseptik adalah senyawa kimia yang
berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan
hidup yakni kulit. Antiseptik digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan
kulit terluka, dan mengobati rongga mulut.

Baca Juga :  Sudah Divaksin Sinovac Masih Positif Covid-19, Ini Kata WHO

“Sedangkan cuci tangan bisa dengan sabun batang atau
cair. Serta dengan hand sanitizer yang
tersedia di pasaran,” jelasnya.

Kandungan hand sanitizer sesuai
standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni ethanol 96 persen, gliserol 98
persen, hidrogen peroksida, dan air steril atau aquades. “Tapi penggunaannya
jangan berlebihan agar tak sebabkan iritasi kulit. Harus berhati-hati karena
mudah terbakar. Apalagi bagi perokok dan yang sedang di dapur,” katanya.

Dalam laman NPR, sebuah studi
menemukan bahwa virus dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik
dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam. “Virus ini
memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari,” kata penulis studi,
James Lloyd-Smith yang juga asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di
University of California, Los Angeles.

Baca Juga :  Benarkah Kurang Tidur Dapat Merusak Hubungan Suami Istri?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperkirakan
waktu bertahan hidup di permukaan beberapa jam hingga beberapa hari.
Menariknya, beberapa permukaan kurang ramah terhadap SARS-CoV-2 seperti
tembaga, virus itu tetap bertahan sekitar empat jam.

Virus dapat mencemari permukaan ketika orang yang
terinfeksi bersin atau batuk. Tetesan pernapasan atau droplet yang sarat virus
dapat mendarat di gagang pintu, tombol lift, pegangan tangan atau meja dan
menyebarkan virus ke siapa pun yang kemudian menyentuh permukaan ini. Maka
selalu ingat agar jangan menyentuh wajah sebelum tangan kita dicuci dengan
sabun. 

 

UNTUK memutus
mata rantai virus Korona dari manusia ke manusia cara paling efektif adalah
selalu menjaga kebersihan tangan. Sebab virus ini bisa menular melalui droplet (percikan
dahak) dari orang yang sakit dan juga droplet yang menempel
pada berbagai benda. Cuci tangan adalah cara paling efektif untuk membunuh
kuman, begitu penggunaan antiseptik dan hand sanitizer.

“Kami selalu anjurkan kampanye cuci tangan dengan sabun,
dengan air mengalir, dan hand sanitizer. Langsung
mandi jika usah pergi dari luar. Dan ingat, jangan menyentuh area wajah,” kata
Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Prof Wiku B. Adisasmito
dalam konferensi pers, Senin (30/3).

Menurut Prof Wiku, antiseptik adalah senyawa kimia yang
berfungsi menghambat atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan
hidup yakni kulit. Antiseptik digunakan untuk mencuci tangan, membersihkan
kulit terluka, dan mengobati rongga mulut.

Baca Juga :  Sudah Divaksin Sinovac Masih Positif Covid-19, Ini Kata WHO

“Sedangkan cuci tangan bisa dengan sabun batang atau
cair. Serta dengan hand sanitizer yang
tersedia di pasaran,” jelasnya.

Kandungan hand sanitizer sesuai
standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni ethanol 96 persen, gliserol 98
persen, hidrogen peroksida, dan air steril atau aquades. “Tapi penggunaannya
jangan berlebihan agar tak sebabkan iritasi kulit. Harus berhati-hati karena
mudah terbakar. Apalagi bagi perokok dan yang sedang di dapur,” katanya.

Dalam laman NPR, sebuah studi
menemukan bahwa virus dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik
dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam. “Virus ini
memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari,” kata penulis studi,
James Lloyd-Smith yang juga asisten profesor ekologi dan biologi evolusi di
University of California, Los Angeles.

Baca Juga :  Benarkah Kurang Tidur Dapat Merusak Hubungan Suami Istri?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya memperkirakan
waktu bertahan hidup di permukaan beberapa jam hingga beberapa hari.
Menariknya, beberapa permukaan kurang ramah terhadap SARS-CoV-2 seperti
tembaga, virus itu tetap bertahan sekitar empat jam.

Virus dapat mencemari permukaan ketika orang yang
terinfeksi bersin atau batuk. Tetesan pernapasan atau droplet yang sarat virus
dapat mendarat di gagang pintu, tombol lift, pegangan tangan atau meja dan
menyebarkan virus ke siapa pun yang kemudian menyentuh permukaan ini. Maka
selalu ingat agar jangan menyentuh wajah sebelum tangan kita dicuci dengan
sabun. 

 

Terpopuler

Artikel Terbaru