28.4 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ketahui 8 Mitos Soal Diet dan Nutrisi yang Masih Kerap Dianggap Keliru

Mitos
dan fakta atau informasi yang beredar seputar diet serta nutrisi membuat pola
makan seseorang seringkali keliru. Karena takut nasi membuat gemuk, maka
seseorang bisa saja tak makan nasi sama sekali. Padahal bukan soal makanannya
yang salah, tetapi porsi atau jumlahnya juga harus dibatasi.

Baru-baru
ini hasil survei ‘Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020’
mengungkap kebenaran seputar beberapa mitos nutrisi yang beredar di masyarakat
Asia Pasifik. Kegiatan rutin bulanan ini ditujukan untuk memberikan kontribusi
atas upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya nutrisi.

Survei
tersebut mengungkapkan bahwa media sosial merupakan kanal informasi yang paling
sering digunakan untuk mencari informasi seputar nutrisi di kalangan konsumen
Asia Pasifik. Sebanyak 7 dari 10 (68 persen) konsumen di Asia Pasifik
menggunakan media sosial setiap bulan untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan nutrisi dan kesehatan. Namun, prevalensi kesalahan informasi
dan mitos terkait nutrisi menjadi penghalang utama yang mencegah konsumen
memperoleh pengetahuan nutrisi yang akurat.

Senior
Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam
Dewi mengatakan survei melibatkan 5.500 responden yang berasal dari Australia,
Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan,
Thailand dan Vietnam. Survei ini mengungkapkan bahwa 7 dari 10 konsumen di Asia
Pasifik sangat sadar akan pentingnya pengetahuan tentang nutrisi.

Hal
ini cukup menggembirakan karena ini berarti semakin banyak masyarakat Asia
Pasifik yang aware atau sadar akan pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh.
Namun, hanya 4 dari 10 konsumen di Asia Pasifik yang merasa yakin dengan
kebenaran informasi nutrisi yang mereka dapatkan dari berbagai kanal informasi.

Hasil
survei juga menyatakan bahwa, kurang dari seperempat (23 persen) responden
menjawab setengah atau lebih pertanyaan dengan benar. Selain itu, hanya 4 dari
10 (38 persen) konsumen yang menyatakan keyakinan kuat terhadap pengetahuan
seputar nutrisi yang mereka miliki.

“Hal
ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman akan nutrisi secara
keseluruhan di antara konsumen di Asia Pasifik,” kata Andam dalam Webinar,
Kamis (22/10).

Baca Juga :  Yuk Rutin Lakukan Sauna, dan Rasakan Manfaatnya

Pakar
Nutrisi dan Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB),
Dr. Rimbawan mengatakan dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya
mitos seputar nutrisi, akan mempersulit konsumen untuk mendapatkan informasi
yang akurat serta membedakan fakta atau mitos seputar nutrisi. Hal ini
menunjukkan akan pentingnya mendapatkan pengetahuan yang akurat dari sumber
yang dapat dipercaya.

“Tugas
kita bersama untuk dapat mengungkap kebenaran informasi nutrisi, dan membantu
konsumen di Asia Pasifik mendapat pengetahuan nutrisi yang mereka butuhkan
untuk mencapai hasil kesehatan yang diinginkan,” ujar Rimbawan.

Menurutnya,
ada 8 mitos yang paling sering beredar di Asia Pasifik. Dan, itu semua harus
diluruskan.

1.
Mitos: Karbohidrat dapat menambah berat badan

Fakta:
Mengkonsumsi Karbohidrat saja tidak menyebabkan penambahan berat badan, tapi
juga menambah kalori. Sumber karbohidrat yang sehat seperti sayuran, buah
buahan, kacang kacangan dan biji bijian juga memberikan nutrisi penting seperti
kalsium, zat besi dan vitamin B.

2.
Mitos: Semakin berumur, semakin sedikit protein yang dibutuhkan

Fakta:
Memasuki usia 40 tahun, kita kemungkinan akan mengalami penurunan fungsi dan
massa otot secara bertahap atau dikenal dengan sarcopenia. Proses ini bisa
dimitigasi dengan meningkatkan asupan protein dan melakukan latihan ketahanan
yang disesuaikan dengan usia.

3.
Mitos: Kafein menyebabkan dehidrasi

Fakta:
Meskipun kafein memiliki sifat diuretik (menyebabkan naiknya laju urinasi),
mengkonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi tidak akan membuat anda dehidrasi.
Sebuah studi oleh Institute for Scientific Information tentang kopi menyatakan
bahwa kopi juga bersifat menghidrasi dengan kandungan airnya.

4.
Mitos: Massa tulang di semua usia dapat dioptimalisasi dengan asupan kalsium
yang cukup

Fakta:
Level puncak massa tulang (ukuran dan kekuatan tulang maksimal) kita bergantung
pada asupan kalsium dan akan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Namun,
asupan kalsium yang cukup sepanjang hidup dapat mengurangi risiko osteoporosis.
Suplementasi kalsium dapat melindungi dari keropos tulang di usia tua, terutama
untuk wanita pasca menopause yang memiliki kebutuhan kalsium lebih tinggi.

Baca Juga :  5 Tips Memilih Skincare agar Dapat Hasil Maksimal

5.
Mitos: Diet ketogenik adalah jalan sehat untuk mengurangi berat badan

Fakta:
Konsumsi karbohidrat yang sangat rendah, sedang dalam asupan protein dan tinggi
lemak mendorong tubuh mengunakan lemak sebagai bahan bakar akan mengakibatkan
penurunan berat badan. Bagaimanapun, karbohidrat sehat baik untuk tubuh, karena
akan menyuplai energi, vitamin dan mineral. Untuk menurunkan berat badan secara
berkelanjutan, mengadopsi diet seimbang yang dipadu dengan olahraga teratur
adalah cara yang paling baik.

6.
Mitos: Pola makan yang sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan
berat badan

Fakta:
Berbagai studi menunjukkan pola makan/diet dengan rendah lemak akan menurunkan
berat badan dalam jumlah yang sangat kecil pada tahun pertama. Hal tersebut
menjadikan pola ini tidak efektif. Tubuh kita membutuhkan lemak karena dapat
membantu membangun membran sel dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam
lemak.

7.
Mitos: Indeks Glikemik adalah pengukuran yang baik untuk memilih karbohidrat
yang paling sehat

Fakta:
Indeks Glikemik adalah pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat
karbohidrat dalam makanan yang dapat berdampak pada tingkat gula darah dalam
tubuh, tetapi tidak untuk memilih pola makan yang sehat dan tepat. Pemilihan
karbohidrat dalam makanan dilakukan dengan berbagai pertimbangan lain.

8.
Mitos: Bubuk protein bukanlah sumber makanan yang sehat dibandingkan dengan
protein dari makanan alami.

Fakta:
Bubuk protein dapat menjadi sumber protein yang sama baiknya dengan makanan
dari bahan alami jika berasal dari sumber yang berkualitas dan diproses dengan
berdasarkan sains. Misalnya protein yang berasal dari kedelai dengan mengandung
protein lengkap serta 9 jenis lengkap asam amino esensial untuk kebutuhan
nutrisi tubuh.

Mitos
dan fakta atau informasi yang beredar seputar diet serta nutrisi membuat pola
makan seseorang seringkali keliru. Karena takut nasi membuat gemuk, maka
seseorang bisa saja tak makan nasi sama sekali. Padahal bukan soal makanannya
yang salah, tetapi porsi atau jumlahnya juga harus dibatasi.

Baru-baru
ini hasil survei ‘Herbalife Nutrition Asia Pacific Nutrition Myths Survey 2020’
mengungkap kebenaran seputar beberapa mitos nutrisi yang beredar di masyarakat
Asia Pasifik. Kegiatan rutin bulanan ini ditujukan untuk memberikan kontribusi
atas upaya meningkatkan pengetahuan masyarakat akan pentingnya nutrisi.

Survei
tersebut mengungkapkan bahwa media sosial merupakan kanal informasi yang paling
sering digunakan untuk mencari informasi seputar nutrisi di kalangan konsumen
Asia Pasifik. Sebanyak 7 dari 10 (68 persen) konsumen di Asia Pasifik
menggunakan media sosial setiap bulan untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan nutrisi dan kesehatan. Namun, prevalensi kesalahan informasi
dan mitos terkait nutrisi menjadi penghalang utama yang mencegah konsumen
memperoleh pengetahuan nutrisi yang akurat.

Senior
Director & Country General Manager Herbalife Nutrition Indonesia, Andam
Dewi mengatakan survei melibatkan 5.500 responden yang berasal dari Australia,
Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan,
Thailand dan Vietnam. Survei ini mengungkapkan bahwa 7 dari 10 konsumen di Asia
Pasifik sangat sadar akan pentingnya pengetahuan tentang nutrisi.

Hal
ini cukup menggembirakan karena ini berarti semakin banyak masyarakat Asia
Pasifik yang aware atau sadar akan pentingnya nutrisi bagi kesehatan tubuh.
Namun, hanya 4 dari 10 konsumen di Asia Pasifik yang merasa yakin dengan
kebenaran informasi nutrisi yang mereka dapatkan dari berbagai kanal informasi.

Hasil
survei juga menyatakan bahwa, kurang dari seperempat (23 persen) responden
menjawab setengah atau lebih pertanyaan dengan benar. Selain itu, hanya 4 dari
10 (38 persen) konsumen yang menyatakan keyakinan kuat terhadap pengetahuan
seputar nutrisi yang mereka miliki.

“Hal
ini menunjukkan masih rendahnya tingkat pemahaman akan nutrisi secara
keseluruhan di antara konsumen di Asia Pasifik,” kata Andam dalam Webinar,
Kamis (22/10).

Baca Juga :  Yuk Rutin Lakukan Sauna, dan Rasakan Manfaatnya

Pakar
Nutrisi dan Dosen Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor (IPB),
Dr. Rimbawan mengatakan dengan banyaknya sumber informasi gizi dan maraknya
mitos seputar nutrisi, akan mempersulit konsumen untuk mendapatkan informasi
yang akurat serta membedakan fakta atau mitos seputar nutrisi. Hal ini
menunjukkan akan pentingnya mendapatkan pengetahuan yang akurat dari sumber
yang dapat dipercaya.

“Tugas
kita bersama untuk dapat mengungkap kebenaran informasi nutrisi, dan membantu
konsumen di Asia Pasifik mendapat pengetahuan nutrisi yang mereka butuhkan
untuk mencapai hasil kesehatan yang diinginkan,” ujar Rimbawan.

Menurutnya,
ada 8 mitos yang paling sering beredar di Asia Pasifik. Dan, itu semua harus
diluruskan.

1.
Mitos: Karbohidrat dapat menambah berat badan

Fakta:
Mengkonsumsi Karbohidrat saja tidak menyebabkan penambahan berat badan, tapi
juga menambah kalori. Sumber karbohidrat yang sehat seperti sayuran, buah
buahan, kacang kacangan dan biji bijian juga memberikan nutrisi penting seperti
kalsium, zat besi dan vitamin B.

2.
Mitos: Semakin berumur, semakin sedikit protein yang dibutuhkan

Fakta:
Memasuki usia 40 tahun, kita kemungkinan akan mengalami penurunan fungsi dan
massa otot secara bertahap atau dikenal dengan sarcopenia. Proses ini bisa
dimitigasi dengan meningkatkan asupan protein dan melakukan latihan ketahanan
yang disesuaikan dengan usia.

3.
Mitos: Kafein menyebabkan dehidrasi

Fakta:
Meskipun kafein memiliki sifat diuretik (menyebabkan naiknya laju urinasi),
mengkonsumsi dua hingga tiga cangkir kopi tidak akan membuat anda dehidrasi.
Sebuah studi oleh Institute for Scientific Information tentang kopi menyatakan
bahwa kopi juga bersifat menghidrasi dengan kandungan airnya.

4.
Mitos: Massa tulang di semua usia dapat dioptimalisasi dengan asupan kalsium
yang cukup

Fakta:
Level puncak massa tulang (ukuran dan kekuatan tulang maksimal) kita bergantung
pada asupan kalsium dan akan mencapai puncaknya pada usia 30 tahun. Namun,
asupan kalsium yang cukup sepanjang hidup dapat mengurangi risiko osteoporosis.
Suplementasi kalsium dapat melindungi dari keropos tulang di usia tua, terutama
untuk wanita pasca menopause yang memiliki kebutuhan kalsium lebih tinggi.

Baca Juga :  5 Tips Memilih Skincare agar Dapat Hasil Maksimal

5.
Mitos: Diet ketogenik adalah jalan sehat untuk mengurangi berat badan

Fakta:
Konsumsi karbohidrat yang sangat rendah, sedang dalam asupan protein dan tinggi
lemak mendorong tubuh mengunakan lemak sebagai bahan bakar akan mengakibatkan
penurunan berat badan. Bagaimanapun, karbohidrat sehat baik untuk tubuh, karena
akan menyuplai energi, vitamin dan mineral. Untuk menurunkan berat badan secara
berkelanjutan, mengadopsi diet seimbang yang dipadu dengan olahraga teratur
adalah cara yang paling baik.

6.
Mitos: Pola makan yang sangat rendah lemak adalah cara terbaik untuk menurunkan
berat badan

Fakta:
Berbagai studi menunjukkan pola makan/diet dengan rendah lemak akan menurunkan
berat badan dalam jumlah yang sangat kecil pada tahun pertama. Hal tersebut
menjadikan pola ini tidak efektif. Tubuh kita membutuhkan lemak karena dapat
membantu membangun membran sel dan membantu penyerapan vitamin yang larut dalam
lemak.

7.
Mitos: Indeks Glikemik adalah pengukuran yang baik untuk memilih karbohidrat
yang paling sehat

Fakta:
Indeks Glikemik adalah pengukuran yang digunakan untuk mengukur tingkat
karbohidrat dalam makanan yang dapat berdampak pada tingkat gula darah dalam
tubuh, tetapi tidak untuk memilih pola makan yang sehat dan tepat. Pemilihan
karbohidrat dalam makanan dilakukan dengan berbagai pertimbangan lain.

8.
Mitos: Bubuk protein bukanlah sumber makanan yang sehat dibandingkan dengan
protein dari makanan alami.

Fakta:
Bubuk protein dapat menjadi sumber protein yang sama baiknya dengan makanan
dari bahan alami jika berasal dari sumber yang berkualitas dan diproses dengan
berdasarkan sains. Misalnya protein yang berasal dari kedelai dengan mengandung
protein lengkap serta 9 jenis lengkap asam amino esensial untuk kebutuhan
nutrisi tubuh.

Terpopuler

Artikel Terbaru