33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jaga Kesehatan Mata Anak di Masa Sekolah Daring

’’Lihat
layar terus, apa matanya nggak rusak?’’

Menggunakan
gawai selama pembelajaran jarak jauh memicu kekhawatiran. Yang ditakutkan, penglihatan
anak akan terganggu.

KOMPUTER,
smartphone, serta tablet seakan jadi kebutuhan primer bagi anak beberapa bulan
terakhir. Materi belajar hingga tugas disampaikan di sana. Meski demikian, dr
Sawitri Boengas SpM menilai waktu paparan layar alias screen time pada anak
tetap perlu dibatasi. ’’Sebab, mata anak hingga usia 18 tahun masih dalam masa
pertumbuhan,’’ tegasnya.

Sawitri
menjelaskan, pada periode itu, akomodasi otot mata alias kemampuan otot dalam
menebalkan atau menipiskan lensa mata untuk memfokuskan penglihatan masih amat
besar. ’’Mereka kuat berlama-lama melihat gawai tanpa merasa terganggu. Beda
dengan dewasa,’’ lanjut spesialis mata RS Katolik Vincentius A Paulo, Surabaya,
itu.

Nah,
bila anak dibiarkan berlama-lama memakai gawai, struktur bola mata akan
memanjang. Risiko miopia atau rabun jauh pun tinggi. ’’Selain itu, secara umum
screen time terlalu lama memicu computer vision syndrome atau CVS,’’ ungkap
Sawitri.

Salah
satu gejala khas CVS adalah mata kering. Dokter yang juga dosen Universitas
Surabaya itu memaparkan, saat menatap layar, refleks kedip turun. Alhasil,
permukaan mata kering. Lapisan lipid (lemak) di mata ikut kering. Sawitri
mengungkapkan, CVS juga ditandai dengan nyeri punggung dan leher karena terpaku
di satu posisi selama mengakses laptop atau smartphone. ’’Untuk mencegah CVS,
biasakan jeda sejenak saat memakai gawai,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Rontokan 7 Penyakit dengan Rebusan Daun Sirsak

Selama
istirahat, terapkan visual hygiene. Di samping itu, Sawitri juga menyarankan
hidrasi cukup untuk mencegah mata kering. Sediakan air minum di dekat anak atau
ingatkan anak untuk minum tiap 2 jam sekali. ’’Kalau ruangan ber-AC atau
memakai kipas, baiknya posisi meja belajar anak tidak menghadap langsung.
Sebab, terpaan angin langsung bisa membuat mata kering,’’ ujarnya.

Sawitri
menyarankan pemilihan gawai dengan layar besar. ’’Prinsipnya, makin besar layar
makin baik. Ukuran tampilan juga besar sehingga anak tidak perlu menatap layar
dekat-dekat,’’ tambah alumnus Universitas Airlangga, Surabaya, itu.

Selain
itu, ibu dan ayah perlu waspada memantau keluhan mata pada anak. Misalnya, anak
mengernyit atau menyipitkan mata ketika melihat objek jauh, memiringkan kepala,
maupun harus mendekat ke objek. ’’Kalau ada keluhan, segera periksakan sehingga
kondisi mata anak bisa segera dikoreksi dengan tepat,’’ tegasnya.

MENERAPKAN
VISUAL HYGIENE

Visual
hygiene adalah cara tepat ’’menggunakan’’ mata. Begini langkah-langkahnya:

PRINSIP
20-20-20

Tiap
20 menit, lihat benda dengan detail sejauh 20 kaki (sekitar 6 m) selama 20
detik. Misalnya, menatap pot tanaman atau jam dinding.

CERMAT
ATUR PENERANGAN

Atur
tingkat kecerahan dan kontras gadget. Jangan lupa, cahaya ruangan, baik dari
lampu maupun cahaya matahari, juga harus cukup.

Baca Juga :  Jangan Disepelekan, 7 Gangguan Kesehatan ini Harus Segera Diperiksa

Atur
jarak baca

Jarak
baca dan memandang gadget yang baik adalah sekitar 40 cm.

Jangan
lupa berkedip

Berkedip
adalah cara menjaga mata tetap lembap. Jangan tunggu mata perih, apalagi sampai
dikucek.

Kunjungi
dokter

Bila
pandangan kabur atau mata terasa tidak nyaman, segera kunjungi dokter. Untuk
yang sudah berkacamata, koreksi kembali ukuran kacamata.

JAGA
KESEHATAN MATA DARI RUMAH

Jika
mata terasa kering, gunakan air mata buatan (baik yang dijual bebas maupun
dengan resep dokter). Pilih yang tidak mengandung pengawet.

Tidur
cukup

Luangkan
waktu di luar rumah atau sekadar di teras. Sinar UV atau paparan matahari
selama 40 menit per hari bisa mengurangi risiko. Namun, jangan sampai menatap
langsung matahari, ya.

Saat
jeda menggunakan gadget, lakukan stretching ringan. Selain itu, gerakkan bola
mata ke segala arah.

Jika
sedang tidak menggunakan laptop atau smartphone, kompres hangat mata selama
minimal 15 menit di pagi, sore, serta malam

BATASAN
WAKTU MEMAKAI GAWAI UNTUK ANAK

Usia
0–3 tahun: Diharapkan tidak mengakses gawai

Usia
4–6 tahun: Total 90 menit per hari dengan 1 kali jeda

Usia
7–12 tahun: Total 3–4 jam sehari dengan 2–3 kali jeda

Usia
12–18 tahun: Total 6–9 per hari dengan 5–6 kali jeda (termasuk untuk makan
siang)

SUMBER:
LV PRASAD EYE INSTITUTE (LVPEI)

’’Lihat
layar terus, apa matanya nggak rusak?’’

Menggunakan
gawai selama pembelajaran jarak jauh memicu kekhawatiran. Yang ditakutkan, penglihatan
anak akan terganggu.

KOMPUTER,
smartphone, serta tablet seakan jadi kebutuhan primer bagi anak beberapa bulan
terakhir. Materi belajar hingga tugas disampaikan di sana. Meski demikian, dr
Sawitri Boengas SpM menilai waktu paparan layar alias screen time pada anak
tetap perlu dibatasi. ’’Sebab, mata anak hingga usia 18 tahun masih dalam masa
pertumbuhan,’’ tegasnya.

Sawitri
menjelaskan, pada periode itu, akomodasi otot mata alias kemampuan otot dalam
menebalkan atau menipiskan lensa mata untuk memfokuskan penglihatan masih amat
besar. ’’Mereka kuat berlama-lama melihat gawai tanpa merasa terganggu. Beda
dengan dewasa,’’ lanjut spesialis mata RS Katolik Vincentius A Paulo, Surabaya,
itu.

Nah,
bila anak dibiarkan berlama-lama memakai gawai, struktur bola mata akan
memanjang. Risiko miopia atau rabun jauh pun tinggi. ’’Selain itu, secara umum
screen time terlalu lama memicu computer vision syndrome atau CVS,’’ ungkap
Sawitri.

Salah
satu gejala khas CVS adalah mata kering. Dokter yang juga dosen Universitas
Surabaya itu memaparkan, saat menatap layar, refleks kedip turun. Alhasil,
permukaan mata kering. Lapisan lipid (lemak) di mata ikut kering. Sawitri
mengungkapkan, CVS juga ditandai dengan nyeri punggung dan leher karena terpaku
di satu posisi selama mengakses laptop atau smartphone. ’’Untuk mencegah CVS,
biasakan jeda sejenak saat memakai gawai,’’ ucapnya.

Baca Juga :  Rontokan 7 Penyakit dengan Rebusan Daun Sirsak

Selama
istirahat, terapkan visual hygiene. Di samping itu, Sawitri juga menyarankan
hidrasi cukup untuk mencegah mata kering. Sediakan air minum di dekat anak atau
ingatkan anak untuk minum tiap 2 jam sekali. ’’Kalau ruangan ber-AC atau
memakai kipas, baiknya posisi meja belajar anak tidak menghadap langsung.
Sebab, terpaan angin langsung bisa membuat mata kering,’’ ujarnya.

Sawitri
menyarankan pemilihan gawai dengan layar besar. ’’Prinsipnya, makin besar layar
makin baik. Ukuran tampilan juga besar sehingga anak tidak perlu menatap layar
dekat-dekat,’’ tambah alumnus Universitas Airlangga, Surabaya, itu.

Selain
itu, ibu dan ayah perlu waspada memantau keluhan mata pada anak. Misalnya, anak
mengernyit atau menyipitkan mata ketika melihat objek jauh, memiringkan kepala,
maupun harus mendekat ke objek. ’’Kalau ada keluhan, segera periksakan sehingga
kondisi mata anak bisa segera dikoreksi dengan tepat,’’ tegasnya.

MENERAPKAN
VISUAL HYGIENE

Visual
hygiene adalah cara tepat ’’menggunakan’’ mata. Begini langkah-langkahnya:

PRINSIP
20-20-20

Tiap
20 menit, lihat benda dengan detail sejauh 20 kaki (sekitar 6 m) selama 20
detik. Misalnya, menatap pot tanaman atau jam dinding.

CERMAT
ATUR PENERANGAN

Atur
tingkat kecerahan dan kontras gadget. Jangan lupa, cahaya ruangan, baik dari
lampu maupun cahaya matahari, juga harus cukup.

Baca Juga :  Jangan Disepelekan, 7 Gangguan Kesehatan ini Harus Segera Diperiksa

Atur
jarak baca

Jarak
baca dan memandang gadget yang baik adalah sekitar 40 cm.

Jangan
lupa berkedip

Berkedip
adalah cara menjaga mata tetap lembap. Jangan tunggu mata perih, apalagi sampai
dikucek.

Kunjungi
dokter

Bila
pandangan kabur atau mata terasa tidak nyaman, segera kunjungi dokter. Untuk
yang sudah berkacamata, koreksi kembali ukuran kacamata.

JAGA
KESEHATAN MATA DARI RUMAH

Jika
mata terasa kering, gunakan air mata buatan (baik yang dijual bebas maupun
dengan resep dokter). Pilih yang tidak mengandung pengawet.

Tidur
cukup

Luangkan
waktu di luar rumah atau sekadar di teras. Sinar UV atau paparan matahari
selama 40 menit per hari bisa mengurangi risiko. Namun, jangan sampai menatap
langsung matahari, ya.

Saat
jeda menggunakan gadget, lakukan stretching ringan. Selain itu, gerakkan bola
mata ke segala arah.

Jika
sedang tidak menggunakan laptop atau smartphone, kompres hangat mata selama
minimal 15 menit di pagi, sore, serta malam

BATASAN
WAKTU MEMAKAI GAWAI UNTUK ANAK

Usia
0–3 tahun: Diharapkan tidak mengakses gawai

Usia
4–6 tahun: Total 90 menit per hari dengan 1 kali jeda

Usia
7–12 tahun: Total 3–4 jam sehari dengan 2–3 kali jeda

Usia
12–18 tahun: Total 6–9 per hari dengan 5–6 kali jeda (termasuk untuk makan
siang)

SUMBER:
LV PRASAD EYE INSTITUTE (LVPEI)

Terpopuler

Artikel Terbaru