27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ingin Hamil? Simak Faktor Ini Agar Program Bayi Tabung Berhasil

Memiliki keturunan merupakan salah satu hal
yang didambakan oleh setiap pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi tak semua
pasangan menikah beruntung langsung diberikan keturunan. Karena itu, beberapa
orang mencoba jalan medis seperti program hamil hingga bayi tabung.

Untuk beberapa kasus infertilitas sulit,
teknologi bayi tabung (in-vitro fertilization/ IVF) dikenal sebagai salah satu
upaya program kehamilan yang membantu pasangan mendapatkan keturunan. Malaysia
Healthcare Travel Council (MHTC) lewat kampanye ‘Harapan Dua Garis’ mengajak
pasutri yang masih berharap momongan untuk tetap optimis.

“Para pasangan pasti punya harapan untuk
mewujudkan impian mereka menjadi orang tua. Salah satunya lewat akses perawatan
IVF (bayi tabung) yang telah merencanakan kehamilan namun memiliki kendala
gangguan kesuburan (infertilitas),” kata Chief Commercial Officer Malaysia
Healthcare Travel Council, Nik Yazmin Nik Azman, kepada wartawan, Kamis (16/1).

Sunfert International Fertility Centre dr.
Eeson Shintamoney menjelaskan, faktor keberhasilan atau kegagalan IVF bayi
tabung tentu ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah jumlah serta
kualitas embrio.

“Kami tim medis harus memilih embrio yang
kualitasnya baik. Misalnya pun ada 6 embrio di depan kami semua nampak sama.
Tetap ada yang enggak bagus atau kurang bagus. Kalau dimasukkan 2, 3, 4 embrio
jika ingin lebih cepat juga boleh,” jelasnya.

Baca Juga :  Vaksin Covid AstraZeneca Tampak Menjanjikan untuk Orang yang Lebih Tua

Lalu mengapa program bayi tabung bisa gagal?
Sebab peluang embrio berhasil adalah sepertiga. Sehingga dokter harus mencari
embrio yang terbaik.

“Kalau orang itu bernasib baik kami masukkan 3
embrio langsung hamil. Bisa saja yang pertama gagal, pertemuan kedua baru
berhasil,” jelasnya.

Nah justru keberhasilan ganda bisa saja
terjadi. Misalnya anak yang dikandung akhirnya kembar.

“Kenapa kandungan kembar? Karena kami masukan
2 embrio. Kami masukkan dengan lebih cepat. Ternyata langsung jadi dua-duanya.
Ternyata dapat kembar. Zaman dulu kita mau cepat lagi, dulu kami masukkan 3
embrio. Harapannya terjadi 1 kehamilan, eh malah kembar 3 jadinya,” kata dr.
Eeson.

Faktor yang Mempersulit :

1. Usia
Pada perempuan usia 40-45 tahun disarankan untuk lebih bersabar jika tetap
ingin mengikuti bayi tabung. Sebab hal itu ditentukan oleh jumlah sel telur dan
kualitasnya.

“Wanita 42 tahun nikah telat tapi tetap mau
coba bayi tabung. Boleh atau enggak? Pasti boleh. Tapi kami tim dokter harus
kasih tahu dia, jumlah telur pasti kurang. Bilangan telur pasti kurang.
Kualitas telur pasti kurang. Masih boleh, tapi mungkin usaha mesti lebih. Hamil
pertama itulah agak susah,” jelasnya.

Baca Juga :  Makan Lebih Banyak Protein Tidak Menguntungkan Bagi Tubuh?

Dan jarang sekali ada pasangan usia 20 tahunan
yang mengikuti program bayi tabung. Maka usia ideal yang masih memungkinkan
adalah ketika usia masih di bawah 35 tahun.

2. Faktor Pria
Bisa saja masalah justru terjadi pada pria. Misalnya fungsi testisnya kurang
optimal. Salah satunya bisa dilakukan pembedahan sperma. Lalu bisa saja masalah
gaya hidup seperti rokok dan alkohol.

“Namun kadang-kadang gaya hidup itu tidak
berkaitan langsung,” katanya.

Tips Sebelum Ikut Program Bayi Tabung

1. Suami harus mengecek kualitas sperma

2. Istri harus mengecek rahimnya dengan
ultrasound untuk mendeteksi apakah ada kista, myom, dan berapa jumlah sel
telurnya.

3. Tes darah
Fungsinya melihat gambaran sebenarnya apakah sel telur cukup atau tidak.(jpc)

 

Memiliki keturunan merupakan salah satu hal
yang didambakan oleh setiap pasangan yang sudah menikah. Akan tetapi tak semua
pasangan menikah beruntung langsung diberikan keturunan. Karena itu, beberapa
orang mencoba jalan medis seperti program hamil hingga bayi tabung.

Untuk beberapa kasus infertilitas sulit,
teknologi bayi tabung (in-vitro fertilization/ IVF) dikenal sebagai salah satu
upaya program kehamilan yang membantu pasangan mendapatkan keturunan. Malaysia
Healthcare Travel Council (MHTC) lewat kampanye ‘Harapan Dua Garis’ mengajak
pasutri yang masih berharap momongan untuk tetap optimis.

“Para pasangan pasti punya harapan untuk
mewujudkan impian mereka menjadi orang tua. Salah satunya lewat akses perawatan
IVF (bayi tabung) yang telah merencanakan kehamilan namun memiliki kendala
gangguan kesuburan (infertilitas),” kata Chief Commercial Officer Malaysia
Healthcare Travel Council, Nik Yazmin Nik Azman, kepada wartawan, Kamis (16/1).

Sunfert International Fertility Centre dr.
Eeson Shintamoney menjelaskan, faktor keberhasilan atau kegagalan IVF bayi
tabung tentu ditentukan oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah jumlah serta
kualitas embrio.

“Kami tim medis harus memilih embrio yang
kualitasnya baik. Misalnya pun ada 6 embrio di depan kami semua nampak sama.
Tetap ada yang enggak bagus atau kurang bagus. Kalau dimasukkan 2, 3, 4 embrio
jika ingin lebih cepat juga boleh,” jelasnya.

Baca Juga :  Vaksin Covid AstraZeneca Tampak Menjanjikan untuk Orang yang Lebih Tua

Lalu mengapa program bayi tabung bisa gagal?
Sebab peluang embrio berhasil adalah sepertiga. Sehingga dokter harus mencari
embrio yang terbaik.

“Kalau orang itu bernasib baik kami masukkan 3
embrio langsung hamil. Bisa saja yang pertama gagal, pertemuan kedua baru
berhasil,” jelasnya.

Nah justru keberhasilan ganda bisa saja
terjadi. Misalnya anak yang dikandung akhirnya kembar.

“Kenapa kandungan kembar? Karena kami masukan
2 embrio. Kami masukkan dengan lebih cepat. Ternyata langsung jadi dua-duanya.
Ternyata dapat kembar. Zaman dulu kita mau cepat lagi, dulu kami masukkan 3
embrio. Harapannya terjadi 1 kehamilan, eh malah kembar 3 jadinya,” kata dr.
Eeson.

Faktor yang Mempersulit :

1. Usia
Pada perempuan usia 40-45 tahun disarankan untuk lebih bersabar jika tetap
ingin mengikuti bayi tabung. Sebab hal itu ditentukan oleh jumlah sel telur dan
kualitasnya.

“Wanita 42 tahun nikah telat tapi tetap mau
coba bayi tabung. Boleh atau enggak? Pasti boleh. Tapi kami tim dokter harus
kasih tahu dia, jumlah telur pasti kurang. Bilangan telur pasti kurang.
Kualitas telur pasti kurang. Masih boleh, tapi mungkin usaha mesti lebih. Hamil
pertama itulah agak susah,” jelasnya.

Baca Juga :  Makan Lebih Banyak Protein Tidak Menguntungkan Bagi Tubuh?

Dan jarang sekali ada pasangan usia 20 tahunan
yang mengikuti program bayi tabung. Maka usia ideal yang masih memungkinkan
adalah ketika usia masih di bawah 35 tahun.

2. Faktor Pria
Bisa saja masalah justru terjadi pada pria. Misalnya fungsi testisnya kurang
optimal. Salah satunya bisa dilakukan pembedahan sperma. Lalu bisa saja masalah
gaya hidup seperti rokok dan alkohol.

“Namun kadang-kadang gaya hidup itu tidak
berkaitan langsung,” katanya.

Tips Sebelum Ikut Program Bayi Tabung

1. Suami harus mengecek kualitas sperma

2. Istri harus mengecek rahimnya dengan
ultrasound untuk mendeteksi apakah ada kista, myom, dan berapa jumlah sel
telurnya.

3. Tes darah
Fungsinya melihat gambaran sebenarnya apakah sel telur cukup atau tidak.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru