28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Ketahui Saat Terbaik Pap Smear untuk Deteksi Dini Kanker Serviks?

Pap smear merupakan salah satu metode efektif
yang sudah lama dikenal untuk mendeteksi dini kanker serviks. Dengan lama
pemeriksaan tak lebih dari 5 menit, pap smear sudah terbukti memiliki
efektivitas yang baik melindungi wanita dari bahaya kanker serviks.

Studi menunjukkan bahwa pap smear mampu
menurunkan kematian karena kanker leher rahim sebesar 75 persen. Agar hasilnya
optimal, kapan saat terbaik untuk melakukannya?

Tujuan dari pap smear adalah untuk mendeteksi
ada atau tidaknya sel yang tidak normal di mulut rahim (serviks). Prosedurnya
cukup sederhana. Pertama-tama, pasien berbaring di tempat pemeriksaan.
Selanjutnya, dokter akan mengambil sel dari mulut rahim dengan sikat yang kecil
dan lembut. Jika sudah, sel yang diambil tersebut akan dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa lebih lanjut.

Pemeriksaan pap smear sama sekali tidak sakit,
hanya saja bisa terasa sedikit tidak nyaman tapi hanya dalam waktu yang
singkat.

Kapan seorang wanita perlu jalani pap smear?

Pap smear sebaiknya mulai dilakukan sejak
seorang wanita berusia 21 tahun. Namun, jika terdapat HIV atau memiliki
gangguan imunitas tubuh (misalnya karena menjalani kemoterapi atau
transplantasi organ), pap smear dianjurkan untuk dilakukan lebih dini.

Jika pap smear menunjukkan hasil yang normal,
pemeriksaan tersebut akan diulang setiap 3-5 tahun sekali untuk memastikan
bahwa sel-sel di serviks dalam keadaan yang normal.

Baca Juga :  Deretan Penyakit pada Anak yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi Lengkap

Namun, jika hasilnya tidak normal, tindak lanjutnya
tergantung pada hasil pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis kandungan.

Tindak lanjut dari pap smear yang abnormal bisa
berupa mengulang pap smear lagi beberapa minggu sesudahnya, menjalani
pemeriksaan kolposkopi (pemeriksaan  untuk melihat mulut rahim dengan
menggunakan alat teropong yang dimasukkan ke vagina), dan biopsi.

Selain itu, jika ada sel yang tidak normal di
serviks, tindakan pengangkatan sel melalui eksisi (memotong sel yang tidak
normal) atau ablasi (menghancurkan sel dengan laser) juga akan dilakukan oleh
dokter spesialis kandungan.

Pap smear secara berkala dilakukan setidaknya hingga
seorang wanita berusia 65 tahun. Setelah usia 65 tahun, pap smear tidak perlu
dilakukan lagi jika tidak pernah mengalami kelainan di serviks atau sudah
pernah menjalani operasi pengangkatan rahim.

Sebaliknya, jika wanita di atas usia 65 tahun
pernah memiliki hasil pap smear yang tidak normal, pemeriksaan pap smear tetap
perlu dilakukan pada waktu yang ditentukan oleh dokter spesialis kandungan.

Waktu yang tepat untuk pap smear

Agar pap smear menunjukkan hasil yang optimal,
sebaiknya pap smear dilakukan pada kondisi berikut ini:

  • Tidak
    sedang haid.
  • Tidak
    melakukan hubungan intim setidaknya 24 jam sebelum pemeriksaan pap smear
    dilakukan.
  • Tidak
    menggunakan pembersih kewanitaan, douche, obat yang dimasukkan ke dalam
    vagina, atau krim kontrasepsi yang dioleskan ke dalam vagina setidaknya 24
    jam sebelum pemeriksaan pap smear dilakukan.
  • Tidak
    sedang dalam pengobatan untuk mengatasi keputihan akibat infeksi vagina
    atau serviks.
Baca Juga :  Ilmuwan Kembangkan Kapsul Stem Cells untuk Obati Kerusakan Jantung

Jika tidak memperhatikan kondisi-kondisi di
atas, hasil yang didapat dari pemeriksaan pap smear akan sulit untuk
disimpulkan.

Pap smear juga boleh dilakukan saat hamil. Namun
sebaiknya pap smear dilakukan sebelum usia kehamilan menginjak usia 24 minggu.
Pap smear pada usia kehamilan di atas 24 minggu biasanya terasa menyakitkan.

Lebih lanjut, jika seorang wanita hendak
melakukan pap smear setelah melahirkan, sebaiknya pemeriksaan untuk deteksi
dini kanker serviks ini dilakukan setidaknya 3 bulan setelah melahirkan agar
hasilnya optimal.

Itu dia
saat terbaik untuk melakukan pap smear untuk deteksi kanker serviks. Jika Anda
sudah berusia 21 tahun, apalagi sudah aktif secara seksual, sebaiknya segera
lakukan pap smear secara rutin sebagai deteksi dini kanker serviks atau mungkin
untuk mengetahui kelainan lainnya. Jika masih bingung, Anda bisa menanyakannya
kepada dokter spesialis kandungan di fasilitas kesehatan terdekat.
(RN/RVS/klikdokter)

Pap smear merupakan salah satu metode efektif
yang sudah lama dikenal untuk mendeteksi dini kanker serviks. Dengan lama
pemeriksaan tak lebih dari 5 menit, pap smear sudah terbukti memiliki
efektivitas yang baik melindungi wanita dari bahaya kanker serviks.

Studi menunjukkan bahwa pap smear mampu
menurunkan kematian karena kanker leher rahim sebesar 75 persen. Agar hasilnya
optimal, kapan saat terbaik untuk melakukannya?

Tujuan dari pap smear adalah untuk mendeteksi
ada atau tidaknya sel yang tidak normal di mulut rahim (serviks). Prosedurnya
cukup sederhana. Pertama-tama, pasien berbaring di tempat pemeriksaan.
Selanjutnya, dokter akan mengambil sel dari mulut rahim dengan sikat yang kecil
dan lembut. Jika sudah, sel yang diambil tersebut akan dikirim ke laboratorium
untuk diperiksa lebih lanjut.

Pemeriksaan pap smear sama sekali tidak sakit,
hanya saja bisa terasa sedikit tidak nyaman tapi hanya dalam waktu yang
singkat.

Kapan seorang wanita perlu jalani pap smear?

Pap smear sebaiknya mulai dilakukan sejak
seorang wanita berusia 21 tahun. Namun, jika terdapat HIV atau memiliki
gangguan imunitas tubuh (misalnya karena menjalani kemoterapi atau
transplantasi organ), pap smear dianjurkan untuk dilakukan lebih dini.

Jika pap smear menunjukkan hasil yang normal,
pemeriksaan tersebut akan diulang setiap 3-5 tahun sekali untuk memastikan
bahwa sel-sel di serviks dalam keadaan yang normal.

Baca Juga :  Deretan Penyakit pada Anak yang Bisa Dicegah dengan Imunisasi Lengkap

Namun, jika hasilnya tidak normal, tindak lanjutnya
tergantung pada hasil pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter spesialis kandungan.

Tindak lanjut dari pap smear yang abnormal bisa
berupa mengulang pap smear lagi beberapa minggu sesudahnya, menjalani
pemeriksaan kolposkopi (pemeriksaan  untuk melihat mulut rahim dengan
menggunakan alat teropong yang dimasukkan ke vagina), dan biopsi.

Selain itu, jika ada sel yang tidak normal di
serviks, tindakan pengangkatan sel melalui eksisi (memotong sel yang tidak
normal) atau ablasi (menghancurkan sel dengan laser) juga akan dilakukan oleh
dokter spesialis kandungan.

Pap smear secara berkala dilakukan setidaknya hingga
seorang wanita berusia 65 tahun. Setelah usia 65 tahun, pap smear tidak perlu
dilakukan lagi jika tidak pernah mengalami kelainan di serviks atau sudah
pernah menjalani operasi pengangkatan rahim.

Sebaliknya, jika wanita di atas usia 65 tahun
pernah memiliki hasil pap smear yang tidak normal, pemeriksaan pap smear tetap
perlu dilakukan pada waktu yang ditentukan oleh dokter spesialis kandungan.

Waktu yang tepat untuk pap smear

Agar pap smear menunjukkan hasil yang optimal,
sebaiknya pap smear dilakukan pada kondisi berikut ini:

  • Tidak
    sedang haid.
  • Tidak
    melakukan hubungan intim setidaknya 24 jam sebelum pemeriksaan pap smear
    dilakukan.
  • Tidak
    menggunakan pembersih kewanitaan, douche, obat yang dimasukkan ke dalam
    vagina, atau krim kontrasepsi yang dioleskan ke dalam vagina setidaknya 24
    jam sebelum pemeriksaan pap smear dilakukan.
  • Tidak
    sedang dalam pengobatan untuk mengatasi keputihan akibat infeksi vagina
    atau serviks.
Baca Juga :  Ilmuwan Kembangkan Kapsul Stem Cells untuk Obati Kerusakan Jantung

Jika tidak memperhatikan kondisi-kondisi di
atas, hasil yang didapat dari pemeriksaan pap smear akan sulit untuk
disimpulkan.

Pap smear juga boleh dilakukan saat hamil. Namun
sebaiknya pap smear dilakukan sebelum usia kehamilan menginjak usia 24 minggu.
Pap smear pada usia kehamilan di atas 24 minggu biasanya terasa menyakitkan.

Lebih lanjut, jika seorang wanita hendak
melakukan pap smear setelah melahirkan, sebaiknya pemeriksaan untuk deteksi
dini kanker serviks ini dilakukan setidaknya 3 bulan setelah melahirkan agar
hasilnya optimal.

Itu dia
saat terbaik untuk melakukan pap smear untuk deteksi kanker serviks. Jika Anda
sudah berusia 21 tahun, apalagi sudah aktif secara seksual, sebaiknya segera
lakukan pap smear secara rutin sebagai deteksi dini kanker serviks atau mungkin
untuk mengetahui kelainan lainnya. Jika masih bingung, Anda bisa menanyakannya
kepada dokter spesialis kandungan di fasilitas kesehatan terdekat.
(RN/RVS/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru