28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

3 Kiat agar tak Tertular Hepatitis A

Wabah hepatitis A yang terjadi di Pacitan, Jawa Timur memunculkan keresahan. Bukan tanpa alasan, pasalnya hampir 1.000 penduduk di daerah tersebut terjangkit virus tersebut. Ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), Anda harus tahu kiatnya agar tidak ikut tertular hepatitis A.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri dikabarkan masih melakukan penyelidikan atas KLB hepatitis A ini. Meski jumlah pasien rawat inap diberitakan menurut, tetapi Anda (khususnya penduduk Pacitan dan sekitarnya) tetap harus waspada.

Kenali gejala dan potensi komplikasi hepatitis A

Hepatitis A adalah salah satu jenis infeksi yang menyebabkan peradangan, gangguan fungsi, serta kerja organ hati. Penyebabnya adalah virus hepatitis A. Bagi sebagian orang, infeksi virus ini bisa tidak memberikan gejala apa pun. Namun bagi sebagian lainnya, gejala bisa muncul dalam waktu beberapa minggu setelah virus masuk tubuh.

Gejalanya antara lain:

Mudah lelah

Mual muntah

Rasa tidak nyaman hingga nyeri di perut kanan atas

Tidak nafsu makan

Demam

Gatal seluruh tubuh

Urine berubah warna menjadi cokelat gelap

Nyeri sendi

Mata dan kulit yang menguning.

Meskipun umumnya hepatitis A bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi pada satu atau dua kasus, infeksi hepatitis A bisa berkembang berat dan menyebabkan kegagalan fungsi hati. Kondisi berat ini umumnya dialami oleh kelompok lansia dan memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya.

Baca Juga :  Untuk Pasien Isoman, Ini Daftar Vitamin yang Dianjurkan Kemenkes

Kondisi berat penyakit hepatitis A ini akan berlangsung hingga hitungan bulan dan tentunya akan sangat memengaruhi aktivitas. Mengingat adanya KLB hepatitis A di Pacitan ini, tak ada salahnya untuk ekstra membentengi diri agar tidak ikut tertular.

Waspadai penularan hepatitis A

Virus hepatitis A sangat mudah berpindah dari orang ke orang secara fecal-oral (dari tinja ke mulut) di lingkungan yang kebersihannya tidak terjaga. Misalnya lewat kontaminasi makanan oleh kotoran atau tinja penderita. Bahkan, hanya dengan kontaminasi ringan saja, virus di dalamnya mampu menulari orang yang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi tersebut.

Dalam kasus KLB di Pacitan, kontaminasi air diduga kuat menjadi media penyebaran hepatitis A. Untuk mencegah penularan, ada beberapa langkah yang wajib jadi perhatian.

Tips agar tidak tertular hepatitis A

Upaya pencegahan dan perlindungan diri dari hepatitis A dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

Vaksinasi

Vaksinasi hepatitis A adalah langkah penting untuk mencegah penularan penyakit. Umumnya, vaksin ini diberikan 2 kali dengan rentang waktu 6 bulan antara suntikan pertama dengan suntikan ke dua.

Menjaga kebersihan diri

Cara paling sederhana dalam menjaga kebersihan diri adalah dengan membudayakan cuci tangan secara rutin pada waktu krusial seperti:

Baca Juga :  6 Hal ini Harus Diperhatikan Saat Menjemur Bayi

Setelah dari atau menggunakan toilet

Setelah mengganti popok bayi

Sebelum menyiapkan bahan makanan

Sebelum makan

Ingat, penularan hepatitis A sangat mudah terjadi di lingkungan yang tidak bersih. Untuk itu, kebersihan adalah tameng utama untuk menurunkan penularannya.

3. Menjaga kebersihan makanan dan minuman

Selain kebersihan diri, kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi juga tidak boleh diabaikan.

Selain terbungkus dengan baik, pastikan juga:

Mengupas kulit dan mencuci buah dengan air matang sebelum memakannya.

Hanya mengonsumsi makanan yang matang sempurna.

Minum air yang dimasak sempurna atau air dalam kemasan.

Berkumur saat menyikat gigi hanya dengan air kemasan atau air yang dimasak sempurna.

Hindari mengonsumsi minuman dengan es batu yang tidak dapat dipastikan kebersihan dan sumber airnya.

Itulah beberapa kiat yang bisa Anda lakukan agar tak tertular hepatitis A, seperti yang tengah mendera warga di Pacitan. Jagalah selalu kebersihan diri, lingkungan, serta apa pun yang Anda makan atau minum. Jika tidak ingat apakah pernah mendapatkan vaksin hepatitis A, konsultasikan dengan dokter. Apabila tubuh terlindungi dengan baik, penyebaran virus pun bisa direndam seminimal mungkin.(RN/ RVS/klikdokter)

Wabah hepatitis A yang terjadi di Pacitan, Jawa Timur memunculkan keresahan. Bukan tanpa alasan, pasalnya hampir 1.000 penduduk di daerah tersebut terjangkit virus tersebut. Ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB), Anda harus tahu kiatnya agar tidak ikut tertular hepatitis A.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sendiri dikabarkan masih melakukan penyelidikan atas KLB hepatitis A ini. Meski jumlah pasien rawat inap diberitakan menurut, tetapi Anda (khususnya penduduk Pacitan dan sekitarnya) tetap harus waspada.

Kenali gejala dan potensi komplikasi hepatitis A

Hepatitis A adalah salah satu jenis infeksi yang menyebabkan peradangan, gangguan fungsi, serta kerja organ hati. Penyebabnya adalah virus hepatitis A. Bagi sebagian orang, infeksi virus ini bisa tidak memberikan gejala apa pun. Namun bagi sebagian lainnya, gejala bisa muncul dalam waktu beberapa minggu setelah virus masuk tubuh.

Gejalanya antara lain:

Mudah lelah

Mual muntah

Rasa tidak nyaman hingga nyeri di perut kanan atas

Tidak nafsu makan

Demam

Gatal seluruh tubuh

Urine berubah warna menjadi cokelat gelap

Nyeri sendi

Mata dan kulit yang menguning.

Meskipun umumnya hepatitis A bisa sembuh dengan sendirinya, tetapi pada satu atau dua kasus, infeksi hepatitis A bisa berkembang berat dan menyebabkan kegagalan fungsi hati. Kondisi berat ini umumnya dialami oleh kelompok lansia dan memiliki riwayat penyakit kronis sebelumnya.

Baca Juga :  Untuk Pasien Isoman, Ini Daftar Vitamin yang Dianjurkan Kemenkes

Kondisi berat penyakit hepatitis A ini akan berlangsung hingga hitungan bulan dan tentunya akan sangat memengaruhi aktivitas. Mengingat adanya KLB hepatitis A di Pacitan ini, tak ada salahnya untuk ekstra membentengi diri agar tidak ikut tertular.

Waspadai penularan hepatitis A

Virus hepatitis A sangat mudah berpindah dari orang ke orang secara fecal-oral (dari tinja ke mulut) di lingkungan yang kebersihannya tidak terjaga. Misalnya lewat kontaminasi makanan oleh kotoran atau tinja penderita. Bahkan, hanya dengan kontaminasi ringan saja, virus di dalamnya mampu menulari orang yang mengonsumsi makanan yang terkontaminasi tersebut.

Dalam kasus KLB di Pacitan, kontaminasi air diduga kuat menjadi media penyebaran hepatitis A. Untuk mencegah penularan, ada beberapa langkah yang wajib jadi perhatian.

Tips agar tidak tertular hepatitis A

Upaya pencegahan dan perlindungan diri dari hepatitis A dapat dilakukan dengan beberapa langkah, yaitu:

Vaksinasi

Vaksinasi hepatitis A adalah langkah penting untuk mencegah penularan penyakit. Umumnya, vaksin ini diberikan 2 kali dengan rentang waktu 6 bulan antara suntikan pertama dengan suntikan ke dua.

Menjaga kebersihan diri

Cara paling sederhana dalam menjaga kebersihan diri adalah dengan membudayakan cuci tangan secara rutin pada waktu krusial seperti:

Baca Juga :  6 Hal ini Harus Diperhatikan Saat Menjemur Bayi

Setelah dari atau menggunakan toilet

Setelah mengganti popok bayi

Sebelum menyiapkan bahan makanan

Sebelum makan

Ingat, penularan hepatitis A sangat mudah terjadi di lingkungan yang tidak bersih. Untuk itu, kebersihan adalah tameng utama untuk menurunkan penularannya.

3. Menjaga kebersihan makanan dan minuman

Selain kebersihan diri, kebersihan makanan dan minuman yang akan dikonsumsi juga tidak boleh diabaikan.

Selain terbungkus dengan baik, pastikan juga:

Mengupas kulit dan mencuci buah dengan air matang sebelum memakannya.

Hanya mengonsumsi makanan yang matang sempurna.

Minum air yang dimasak sempurna atau air dalam kemasan.

Berkumur saat menyikat gigi hanya dengan air kemasan atau air yang dimasak sempurna.

Hindari mengonsumsi minuman dengan es batu yang tidak dapat dipastikan kebersihan dan sumber airnya.

Itulah beberapa kiat yang bisa Anda lakukan agar tak tertular hepatitis A, seperti yang tengah mendera warga di Pacitan. Jagalah selalu kebersihan diri, lingkungan, serta apa pun yang Anda makan atau minum. Jika tidak ingat apakah pernah mendapatkan vaksin hepatitis A, konsultasikan dengan dokter. Apabila tubuh terlindungi dengan baik, penyebaran virus pun bisa direndam seminimal mungkin.(RN/ RVS/klikdokter)

Terpopuler

Artikel Terbaru