28.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Peneliti: Anak-anak 100 Kali Lebih Berpotensi Menularkan Virus Korona

Keputusan
untuk belum membuka sekolah di masa pandemi Covid-19, bertujuan untuk mencegah
penularan virus Korona pada anak. Ternyata, anak-anak sangat berpotensi sebagai
pembawa (carrier) atau penular virus Korona kepada orang lain. Bahkan risikonya
bisa 100 kali lipat daripada orang dewasa.

Bayangkan
ketika anak sebagai pembawa virus Korona kemudian memeluk serta bercengkrama
dengan kakek dan neneknya tercinta yang sudah sepuh usianya. Maka ini akan
berisiko fatal bagi kelompok rentan.

Dilansir
dari Science Times, Minggu (2/8), dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada
hari Kamis (30/7) di JAMA Pediatrics mengklaim, anak-anak di bawah lima tahun
memiliki potensi 10 hingga 100 kali lebih tinggi sebagai pembawa materi genetik
Coronavirus dalam hidung mereka, dibandingkan dengan anak-anak yang lebih tua
dan orang dewasa. Ini bisa menyiratkan bahwa anak-anak memainkan peran penting
dalam transmisi Covid-19 dalam lingkungan komunitas.

Studi
ini dilakukan pada bulan-bulan awal pandemi antara 23 Maret dan 27 April. Para
peneliti melakukan tes usap hidung terhadap 145 kasus pasien Coronavirus ringan
hingga sedang di Chicago dalam satu minggu setelah timbulnya gejala.

Baca Juga :  Ketahuilah, Tidur Terlalu Lama Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan

Para
pasien dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan usia mereka. Kelompok
pertama adalah mereka yang di bawah lima tahun. Lalu kelompok kedua adalah
mereka yang berusia lima hingga 17 tahun. Terakhir kelompok ketiga adalah
mereka yang berusia 18 hingga 65 tahun.

Ada
46 anak di kelompok pertama, 51 anak di kelompok kedua, dan 48 orang dewasa di
kelompok ketiga.

Dipimpin
oleh Taylor Heald-Sargent dari Ann & Robert H. Lurie Children’s Hospital,
para peneliti mengamati tingkat materi genetik SARS-CoV-2. Dan ditemukan, ada
10 hingga 100 kali lebih tinggi di saluran pernapasan atas anak-anak.

Selain
itu, penelitian laboratorium baru-baru ini menunjukkan bahwa jika ada tingkat
materi genetik virus yang lebih tinggi, maka akan ada lebih banyak virus
menular yang dapat tumbuh. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa
anak-anak lebih mungkin untuk menyebarkan penyakit jika mereka memiliki viral
load syncytial virus (RSV) yang tinggi.

Baca Juga :  Durian Bisa Menyebabkan Keguguran?

“Dengan
demikian, anak-anak berpotensi menjadi pendorong penting dalam penyebaran
SARS-CoV-2,” tulis para peneliti.

Mereka
menyimpulkan bahwa kebiasaan perilaku anak-anak meningkatkan kekhawatiran untuk
amplifikasi SARS-CoV-2 dalam populasi. Lalu apakah anak-anak lebih mungkin
terserang Coronavirus?

Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa 1,7 persen dari
kasus di AS antara 12 Februari dan 12 April terjadi pada anak-anak. Statistik
ini berlaku untuk negara-negara lain juga, seperti Italia dan Tiongkok.

Selain
itu, rawat inap anak-anak dengan Covid-19 jauh lebih rendah daripada orang
dewasa. Maka anak-anak sebagai pembawa virus jauh lebih berpotensi dibanding
mereka sendiri yang tertular.

Keputusan
untuk belum membuka sekolah di masa pandemi Covid-19, bertujuan untuk mencegah
penularan virus Korona pada anak. Ternyata, anak-anak sangat berpotensi sebagai
pembawa (carrier) atau penular virus Korona kepada orang lain. Bahkan risikonya
bisa 100 kali lipat daripada orang dewasa.

Bayangkan
ketika anak sebagai pembawa virus Korona kemudian memeluk serta bercengkrama
dengan kakek dan neneknya tercinta yang sudah sepuh usianya. Maka ini akan
berisiko fatal bagi kelompok rentan.

Dilansir
dari Science Times, Minggu (2/8), dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada
hari Kamis (30/7) di JAMA Pediatrics mengklaim, anak-anak di bawah lima tahun
memiliki potensi 10 hingga 100 kali lebih tinggi sebagai pembawa materi genetik
Coronavirus dalam hidung mereka, dibandingkan dengan anak-anak yang lebih tua
dan orang dewasa. Ini bisa menyiratkan bahwa anak-anak memainkan peran penting
dalam transmisi Covid-19 dalam lingkungan komunitas.

Studi
ini dilakukan pada bulan-bulan awal pandemi antara 23 Maret dan 27 April. Para
peneliti melakukan tes usap hidung terhadap 145 kasus pasien Coronavirus ringan
hingga sedang di Chicago dalam satu minggu setelah timbulnya gejala.

Baca Juga :  Ketahuilah, Tidur Terlalu Lama Ternyata Berbahaya Bagi Kesehatan

Para
pasien dikategorikan menjadi tiga kelompok berdasarkan usia mereka. Kelompok
pertama adalah mereka yang di bawah lima tahun. Lalu kelompok kedua adalah
mereka yang berusia lima hingga 17 tahun. Terakhir kelompok ketiga adalah
mereka yang berusia 18 hingga 65 tahun.

Ada
46 anak di kelompok pertama, 51 anak di kelompok kedua, dan 48 orang dewasa di
kelompok ketiga.

Dipimpin
oleh Taylor Heald-Sargent dari Ann & Robert H. Lurie Children’s Hospital,
para peneliti mengamati tingkat materi genetik SARS-CoV-2. Dan ditemukan, ada
10 hingga 100 kali lebih tinggi di saluran pernapasan atas anak-anak.

Selain
itu, penelitian laboratorium baru-baru ini menunjukkan bahwa jika ada tingkat
materi genetik virus yang lebih tinggi, maka akan ada lebih banyak virus
menular yang dapat tumbuh. Selain itu, penelitian lain juga menunjukkan bahwa
anak-anak lebih mungkin untuk menyebarkan penyakit jika mereka memiliki viral
load syncytial virus (RSV) yang tinggi.

Baca Juga :  Durian Bisa Menyebabkan Keguguran?

“Dengan
demikian, anak-anak berpotensi menjadi pendorong penting dalam penyebaran
SARS-CoV-2,” tulis para peneliti.

Mereka
menyimpulkan bahwa kebiasaan perilaku anak-anak meningkatkan kekhawatiran untuk
amplifikasi SARS-CoV-2 dalam populasi. Lalu apakah anak-anak lebih mungkin
terserang Coronavirus?

Pusat
Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) mengatakan bahwa 1,7 persen dari
kasus di AS antara 12 Februari dan 12 April terjadi pada anak-anak. Statistik
ini berlaku untuk negara-negara lain juga, seperti Italia dan Tiongkok.

Selain
itu, rawat inap anak-anak dengan Covid-19 jauh lebih rendah daripada orang
dewasa. Maka anak-anak sebagai pembawa virus jauh lebih berpotensi dibanding
mereka sendiri yang tertular.

Terpopuler

Artikel Terbaru