31.7 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kebotakan Rambut, Ini Penyebab dan Solusi Penanganannya

Pria sering mengalami masalah kebotakan pada
rambut. Segala kesibukan dan beban pekerjaan yang ditanggung kaum Adam membuat
risiko kebotakan semakin meningkat. Data menyebutkan kebotakan pada pria kini
lebih bergeser ke usia 20 tahunan.

Penyebab kebotakan pada pria dan wanita memang
beragam. Mulai dari stres, faktor genetik, pola hidup buruk, sering begadang,
infeksi kulit kepala, jamur, dan ketombe.

“Gaya rambut yang sering diikat ke belakang
bisa mempercepat kebotakan. Banyak pria alami kebotakan karena folikel rambut
sangat sensitif pada hormon androgen pada pria. Sehingga mulai menyebabkan
rambut menipis di depan kepala. Lalu diikuti rambut jarang-jarang. Pola-polanya
dimulai dari belakang, garis rambut memundur. Bisa ke tengah kepala,” kata
Dokter Spesialis Bedah Plastik dari RSKB Bina Estetika dr. Marie Valentine
SpBP, kepada JawaPos.com, Senin (2/9).

Salah satu masalah penampilan yang banyak
dikeluhkan laki-laki dan perempuan adalah rambut rontok. Ini karena kondisi
tersebut identik dengan faktor degeneratif atau penuaan. Meski sesungguhnya
kerontokan rambut yang mempengaruhi kulit kepala atau anggota tubuh lainnya
dapat disebabkan adanya faktor keturunan, perubahan hormonal, kondisi kesehatan
tertentu hingga penggunaan obat-obatan yang selanjutnya mencetuskan kerontokan
rambut.

Data menunjukan masalah kerontokan rambut ini
lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Kerontokan rambut pada pria
terjadi separuh dari populasi pria usia diatas 50 tahun, yang disebabkan
ketidakseimbangan hormon dehidrotestoteron (DHT) atau reseptor DHT yang berlebih
di folikel rambut.

Baca Juga :  Survei: 69 Persen Kehamilan Terjadi Secara Spontan Saat Pandemi

Hal ini selanjutnya menjadikan folikel rambut
mengecil dan membuat rambut rontok dibagian depan atau dikenal sebagai hairline dan
semakin meluas ke bagian tengah belakang. Pola hidup dan pola makan serta
stress yang tinggi diduga menjadi faktor pemicu kebotakan lebih dini.

Penggunaan obat tertentu juga memicu
terjadinya kerontokan rambut, seperti obat antidepressant, obat-obatan untuk
penderita artritis sendi, obat-obat penderita jantung, hingga obat anti
hipertensi. Demikian halnya pada individu yang sedang menjalankan prosedur
radio terapi.

“Kebotakan mengacu pada kerontokan rambut
secara berlebih di kulit kepala. Usia merupakan faktor yang paling berperan
penting pada kondisi ini. Ada yang mencoba menutupi kebotakan dengan topi,
namun ada juga yang memilih prosedur perawatan kulit kepala mulai dari
penggunaan obat-obatan, laser terapi, hingga transplantasi rambut,” paparnya.

 

Terapi Rambut Rontok

 

Setiap harinya lebih kurang 100 helai rambut
kita mengalami kerontokan, namun di hari yang sama rambut baru tumbuh, ini
masih dalam batas normal. Sebelum seorang dokter melakukan terapi terkait
rambut rontok, pemeriksaan fisik serta mendapatkan informasi terkait kondisi
kesehatan pasien sangat diperlukan, bahkan tidak menutup kemungkinan dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya;

Baca Juga :  Ingat ya, 5 Alat Makeup Ini Tak Boleh Dipakai Rame-rame

1. Pemeriksaan Darah
Untuk mengetahui kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan kerontokan
rambut.

2. Pull Test
Dokter akan menarik rambut pasien untuk melihat seberapa parah kerontokan yang
terjadi.

3. Scalp Biopsy
Dokter mengambil sampel rambut dari kulit kepala pasien untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan melihat kemungkinan adanya infeksi pada kulit
kepala.

 Transplantasi Rambut

 Transplantasi rambut atau restoration
surgery 
adalah salah satu metode menangani kebotakan. Tindakan ini
dilakukan dengan cara mengambil folikel hingga sebagian kecil kulit kepala yang
masih ditumbuhi rambut, kemudian ditransplantasikan ke bagian kulit kepala yang
mengalami kerontokan.

Untuk mendapatkan hasil optimal, prosedur bisa
dilakukan lebih dari satu kali, atau diikuti dengan pemerian obat-obatan
tertentu paska transplantasi rambut dilakukan. Badan pengawas obat dan makanan
Amerika Serikat (FDA) juga sudah menyetujui penggunaan laser sebagai terapi
untuk mengatasi rambut rontok.

Opsi lain yang juga dapat dilakukan adalah
terapi stem cell, platelet rich plasma (PRP) sebagai terapi penunjang yang
penting untuk rambut rontok.(jpg)

 

Pria sering mengalami masalah kebotakan pada
rambut. Segala kesibukan dan beban pekerjaan yang ditanggung kaum Adam membuat
risiko kebotakan semakin meningkat. Data menyebutkan kebotakan pada pria kini
lebih bergeser ke usia 20 tahunan.

Penyebab kebotakan pada pria dan wanita memang
beragam. Mulai dari stres, faktor genetik, pola hidup buruk, sering begadang,
infeksi kulit kepala, jamur, dan ketombe.

“Gaya rambut yang sering diikat ke belakang
bisa mempercepat kebotakan. Banyak pria alami kebotakan karena folikel rambut
sangat sensitif pada hormon androgen pada pria. Sehingga mulai menyebabkan
rambut menipis di depan kepala. Lalu diikuti rambut jarang-jarang. Pola-polanya
dimulai dari belakang, garis rambut memundur. Bisa ke tengah kepala,” kata
Dokter Spesialis Bedah Plastik dari RSKB Bina Estetika dr. Marie Valentine
SpBP, kepada JawaPos.com, Senin (2/9).

Salah satu masalah penampilan yang banyak
dikeluhkan laki-laki dan perempuan adalah rambut rontok. Ini karena kondisi
tersebut identik dengan faktor degeneratif atau penuaan. Meski sesungguhnya
kerontokan rambut yang mempengaruhi kulit kepala atau anggota tubuh lainnya
dapat disebabkan adanya faktor keturunan, perubahan hormonal, kondisi kesehatan
tertentu hingga penggunaan obat-obatan yang selanjutnya mencetuskan kerontokan
rambut.

Data menunjukan masalah kerontokan rambut ini
lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Kerontokan rambut pada pria
terjadi separuh dari populasi pria usia diatas 50 tahun, yang disebabkan
ketidakseimbangan hormon dehidrotestoteron (DHT) atau reseptor DHT yang berlebih
di folikel rambut.

Baca Juga :  Survei: 69 Persen Kehamilan Terjadi Secara Spontan Saat Pandemi

Hal ini selanjutnya menjadikan folikel rambut
mengecil dan membuat rambut rontok dibagian depan atau dikenal sebagai hairline dan
semakin meluas ke bagian tengah belakang. Pola hidup dan pola makan serta
stress yang tinggi diduga menjadi faktor pemicu kebotakan lebih dini.

Penggunaan obat tertentu juga memicu
terjadinya kerontokan rambut, seperti obat antidepressant, obat-obatan untuk
penderita artritis sendi, obat-obat penderita jantung, hingga obat anti
hipertensi. Demikian halnya pada individu yang sedang menjalankan prosedur
radio terapi.

“Kebotakan mengacu pada kerontokan rambut
secara berlebih di kulit kepala. Usia merupakan faktor yang paling berperan
penting pada kondisi ini. Ada yang mencoba menutupi kebotakan dengan topi,
namun ada juga yang memilih prosedur perawatan kulit kepala mulai dari
penggunaan obat-obatan, laser terapi, hingga transplantasi rambut,” paparnya.

 

Terapi Rambut Rontok

 

Setiap harinya lebih kurang 100 helai rambut
kita mengalami kerontokan, namun di hari yang sama rambut baru tumbuh, ini
masih dalam batas normal. Sebelum seorang dokter melakukan terapi terkait
rambut rontok, pemeriksaan fisik serta mendapatkan informasi terkait kondisi
kesehatan pasien sangat diperlukan, bahkan tidak menutup kemungkinan dilakukan
beberapa pemeriksaan penunjang di antaranya;

Baca Juga :  Ingat ya, 5 Alat Makeup Ini Tak Boleh Dipakai Rame-rame

1. Pemeriksaan Darah
Untuk mengetahui kondisi kesehatan lain yang dapat menyebabkan kerontokan
rambut.

2. Pull Test
Dokter akan menarik rambut pasien untuk melihat seberapa parah kerontokan yang
terjadi.

3. Scalp Biopsy
Dokter mengambil sampel rambut dari kulit kepala pasien untuk dilakukan
pemeriksaan laboratorium dan melihat kemungkinan adanya infeksi pada kulit
kepala.

 Transplantasi Rambut

 Transplantasi rambut atau restoration
surgery 
adalah salah satu metode menangani kebotakan. Tindakan ini
dilakukan dengan cara mengambil folikel hingga sebagian kecil kulit kepala yang
masih ditumbuhi rambut, kemudian ditransplantasikan ke bagian kulit kepala yang
mengalami kerontokan.

Untuk mendapatkan hasil optimal, prosedur bisa
dilakukan lebih dari satu kali, atau diikuti dengan pemerian obat-obatan
tertentu paska transplantasi rambut dilakukan. Badan pengawas obat dan makanan
Amerika Serikat (FDA) juga sudah menyetujui penggunaan laser sebagai terapi
untuk mengatasi rambut rontok.

Opsi lain yang juga dapat dilakukan adalah
terapi stem cell, platelet rich plasma (PRP) sebagai terapi penunjang yang
penting untuk rambut rontok.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru