33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pahami 3 Pola Asuh Orang Tua yang Berbahaya dan Berdampak Buruk Bagi Anak

PROKALTENG.CO –  Mengasuh anak merupakan salah satu pekerjaan tersulit yang pernah ada. Bagi orang tua mengasuh dan mendidik bisa bermanfaat, membuat frustasi, menggairahkan dan menantang pada saat yang bersamaan.

Sebagai orang tua, Anda mungkin bertanya pada diri sendiri setiap hari apakah Anda mengambil keputusan yang tepat jika anak Anda baik-baik saja? Dan apa yang bisa Anda lakukan secara berbeda?

Mengasuh anak bisa menjadi wilayah yang belum dipetakan. Anda dapat mencoba meniru pola asuh dan menerapkannya pada cara Anda membesarkan anak-anak Anda.

Mengajari anak Anda dengan nilai-nilai dan keyakinan yang Anda pelajari mungkin penting bagi Anda, namun mungkin sulit menemukan gaya pengasuhan yang tepat.

Setiap orang mempunyai orang tua yang berbeda, dan kebanyakan orang tua cenderung bereksperimen dengan gaya pengasuhan yang berbeda.

Beberapa orang tua mungkin bersikap longgar dan toleran, sedangkan orang tua lainnya mungkin bersikap tegas atau terlalu protektif.

Baca Juga :  Manusia Perlu Hari Bermalas-malasan dalam Gaya Hidup yang Sibuk, Ternyata Ada Manfaatnya Loh!

Satu keluarga mungkin menghargai kebebasan berekspresi, sementara keluarga lainnya berfokus pada penciptaan struktur dengan aturan.

Namun penting untuk memahami bagaimana pola asuh negatif dapat membahayakan kesejahteraan emosional, sosial, dan fisik anak Anda.

  1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter seringkali ditandai dengan:

– penegakan aturan yang ketat

– ketidaktersediaan emosional

– komunikasi satu arah

– menuntut ekspektasi yang tidak realistis

– kepekaan yang rendah terhadap perasaan anak

– Gaya pengasuhan ini sering disamakan dengan “cinta yang kuat” dan ungkapan seperti, “Sudah kubilang.” Banyak ahli menganggap pola asuh otoriter sebagai gaya pengasuhan yang negatif.

  1. Pola asuh yang permisif

Pola asuh permisif juga dianggap sebagai pola asuh negatif oleh para ahli dan seringkali melibatkan orang tua yang:

– komunikatif secara terbuka tetapi daya tanggapnya rendah

Baca Juga :  Hindari Marahi Anak Berlebihan, Ini Alasan Penting Membesarkan dengan Kasih Sayang Penuh

– kurangnya konsistensi dan tindak lanjut terhadap aturan dan harapan

– mengajarkan arahan dan bimbingan yang minimal

– menghindari konflik dengan cara apa pun

– menyerah pada tuntutan anak mereka

  1. Pola asuh yang lalai

Pola asuh lalai seringkali ditandai oleh orang tua yang:

– lalai, tidak tersedia secara emosional, atau tidak responsif

– tidak memberikan bimbingan atau pengasuhan

– membiarkan anak-anak “menjaga dirinya sendiri”, sering kali menyebabkan mereka tumbuh terlalu cepat atau kehilangan masa kanak-kanak

– tidak menyadari detail penting dalam kehidupan anak-anak mereka, seperti siapa guru dan teman-teman mereka

– Para ahli sepakat bahwa pola asuh lalai merupakan pola asuh yang negatif. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini mungkin mengalami kesulitan dengan masalah-masalah tertentu hingga dewasa, seperti: rendah diri, membentuk dan memelihara hubungan dan memahami keselamatan. (pri/jawapos.com)

PROKALTENG.CO –  Mengasuh anak merupakan salah satu pekerjaan tersulit yang pernah ada. Bagi orang tua mengasuh dan mendidik bisa bermanfaat, membuat frustasi, menggairahkan dan menantang pada saat yang bersamaan.

Sebagai orang tua, Anda mungkin bertanya pada diri sendiri setiap hari apakah Anda mengambil keputusan yang tepat jika anak Anda baik-baik saja? Dan apa yang bisa Anda lakukan secara berbeda?

Mengasuh anak bisa menjadi wilayah yang belum dipetakan. Anda dapat mencoba meniru pola asuh dan menerapkannya pada cara Anda membesarkan anak-anak Anda.

Mengajari anak Anda dengan nilai-nilai dan keyakinan yang Anda pelajari mungkin penting bagi Anda, namun mungkin sulit menemukan gaya pengasuhan yang tepat.

Setiap orang mempunyai orang tua yang berbeda, dan kebanyakan orang tua cenderung bereksperimen dengan gaya pengasuhan yang berbeda.

Beberapa orang tua mungkin bersikap longgar dan toleran, sedangkan orang tua lainnya mungkin bersikap tegas atau terlalu protektif.

Baca Juga :  Manusia Perlu Hari Bermalas-malasan dalam Gaya Hidup yang Sibuk, Ternyata Ada Manfaatnya Loh!

Satu keluarga mungkin menghargai kebebasan berekspresi, sementara keluarga lainnya berfokus pada penciptaan struktur dengan aturan.

Namun penting untuk memahami bagaimana pola asuh negatif dapat membahayakan kesejahteraan emosional, sosial, dan fisik anak Anda.

  1. Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter seringkali ditandai dengan:

– penegakan aturan yang ketat

– ketidaktersediaan emosional

– komunikasi satu arah

– menuntut ekspektasi yang tidak realistis

– kepekaan yang rendah terhadap perasaan anak

– Gaya pengasuhan ini sering disamakan dengan “cinta yang kuat” dan ungkapan seperti, “Sudah kubilang.” Banyak ahli menganggap pola asuh otoriter sebagai gaya pengasuhan yang negatif.

  1. Pola asuh yang permisif

Pola asuh permisif juga dianggap sebagai pola asuh negatif oleh para ahli dan seringkali melibatkan orang tua yang:

– komunikatif secara terbuka tetapi daya tanggapnya rendah

Baca Juga :  Hindari Marahi Anak Berlebihan, Ini Alasan Penting Membesarkan dengan Kasih Sayang Penuh

– kurangnya konsistensi dan tindak lanjut terhadap aturan dan harapan

– mengajarkan arahan dan bimbingan yang minimal

– menghindari konflik dengan cara apa pun

– menyerah pada tuntutan anak mereka

  1. Pola asuh yang lalai

Pola asuh lalai seringkali ditandai oleh orang tua yang:

– lalai, tidak tersedia secara emosional, atau tidak responsif

– tidak memberikan bimbingan atau pengasuhan

– membiarkan anak-anak “menjaga dirinya sendiri”, sering kali menyebabkan mereka tumbuh terlalu cepat atau kehilangan masa kanak-kanak

– tidak menyadari detail penting dalam kehidupan anak-anak mereka, seperti siapa guru dan teman-teman mereka

– Para ahli sepakat bahwa pola asuh lalai merupakan pola asuh yang negatif. Anak-anak yang dibesarkan dengan gaya pengasuhan ini mungkin mengalami kesulitan dengan masalah-masalah tertentu hingga dewasa, seperti: rendah diri, membentuk dan memelihara hubungan dan memahami keselamatan. (pri/jawapos.com)

Terpopuler

Artikel Terbaru