28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pecahkan Rekor Dunia

ATLET Indonesia kembali
mencatatkan prestasi yang membanggakan di tingkat dunia.  Aries Susanti
Rahayu, pemanjat tebing asal Desa Taruman, Klambu, Grobogan, berhasil
memecahkan rekor di nomor speed woman di ajang kejuaraan panjat tebing dunia
IFSC (International Federation of Sport Climbing) World Cup di Xiamen, Tiongkok
Sabtu (19/10) lalu.

Hal itu diungkapkan ibunda
Aries Susanti Rahayu, Maryati, saat ditemui Radar Kudus (Grup Kalteng Pos) di
rumahnya di Desa Taruman, Klambu, Grobogan, Minggu (20/10). Maryati menunjukkan
beberapa penghargaan dan piala anak kesayangannya itu. Raut muka haru bangga
terlihat.

Maryati mengaku bangga
dan bersyukur Ayu, panggilan Aries Susanti Rahayu kembali menorehkan prestasi
di tingkat dunia. Maryati mengaku menonton aksi putrinya itu via streaming
Youtube.

”Paginya kan telepon,
seperti biasa. Minta doa ya, Bu, katanya. Saya nonton bareng keponakan di
Youtube, dikasih tahu Ayu. Rasanya ya seneng banget, sampai menangis,” aku ibu
tiga anak itu seperti dikutip Jawa Pos Radar Kudus.

Maryati mengatakan Ayu
terakhir kali pulang pada September lalu. Itu pun hanya satu hari. Ayu pulang
kadang dua bulan sekali. Meski begitu, Maryati menyebut dirinya setiap hari
berkomunikasi dengan Ayu via telepon.

Baca Juga :  Ada Atlet Ingin Hengkang, Ini Pernyataan Tegas KONI Kota Palangka Raya

”Kalau tidak bisa
pulang, biasanya saya yang ke Jogja (tempat pelatnas Ayu). Dia bilang, Ibu yang
ke sini ya, aku ndak bisa pulang,” tutur Maryati, menirukan Ayu.

Untuk diketahui, nama
Aries Susanti Rahayu mulai melambung dikenal publik sejak awal Mei 2018 lalu.
Kala itu, Ayu berhasil menjadi yang tercepat di kejuaraan dunia panjat tebing
IFSC di China. Dia berhasil mencatatkan waktu 7,51 detik mengalahkan lawannya
asal Rusia dengan catatan waktu 9,01 detik.

Sejak itu, nama Ayu
dikenal publik, bahkan dijuluki “Spiderwoman” Indonesia. Pada Asian Games 2018
lalu di Palembang, Ayu juga memboyong medali emas untuk nomor tunggal dan
beregu. Selain prestasi tersebut, masih banyak prestasi internasional lain
gadis kelahiran 20 Maret 1995 itu.

Atlet panjat tebing
Aries Susanti Rahayu tahun lalu sebelumnya berhasil meraih medali emas Asian
Games berhasil mencatatkan waktu 6,995 detik. Ayu mengalahkan pemanjat China Yi
Ling Song yang hanya memetik catatan waktu 9,032 detik. Catatan itu sekaligus
memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Yi Ling Song di seri sebelumnya
dengan catatan 7,101 detik. Juga rekor pertama kalinya di bawah 7 detik.

Baca Juga :  China Larang Pemain Timnas Sepak Bola Punya Tato

Pelatih Aries Susanti
Rahayu, Ari Mulyanto mengungkapkan, meski berhasil memecahkan rekor dunia di
seri terakhir, namun berdasarkan nilai total seluruh seri, Ayu berada di
peringkat ketiga dengan 333 poin. Yakni di bawah Yi Ling Song asal Tiongkok dengan
460 poin dan Anouck Jaubert dengan 355 poin. ”Kalau secara keseluruhan
peringkat ketiga, karena sempat tidak ikut dua seri,”  ungkap Ari.

Dengan raihan peringkat ketiga secara
keseluruhan seri itu juga sama dengan pemanjat asal Indonesia di nomor putra,
Muhammad Alfian. Alfian meraih poin 286 di bawah Bassa Mawem Bassa asal Prancis
dengan 329 poin serta Slava Deulin dengan 312 poin. (jpc/jpnn)

ATLET Indonesia kembali
mencatatkan prestasi yang membanggakan di tingkat dunia.  Aries Susanti
Rahayu, pemanjat tebing asal Desa Taruman, Klambu, Grobogan, berhasil
memecahkan rekor di nomor speed woman di ajang kejuaraan panjat tebing dunia
IFSC (International Federation of Sport Climbing) World Cup di Xiamen, Tiongkok
Sabtu (19/10) lalu.

Hal itu diungkapkan ibunda
Aries Susanti Rahayu, Maryati, saat ditemui Radar Kudus (Grup Kalteng Pos) di
rumahnya di Desa Taruman, Klambu, Grobogan, Minggu (20/10). Maryati menunjukkan
beberapa penghargaan dan piala anak kesayangannya itu. Raut muka haru bangga
terlihat.

Maryati mengaku bangga
dan bersyukur Ayu, panggilan Aries Susanti Rahayu kembali menorehkan prestasi
di tingkat dunia. Maryati mengaku menonton aksi putrinya itu via streaming
Youtube.

”Paginya kan telepon,
seperti biasa. Minta doa ya, Bu, katanya. Saya nonton bareng keponakan di
Youtube, dikasih tahu Ayu. Rasanya ya seneng banget, sampai menangis,” aku ibu
tiga anak itu seperti dikutip Jawa Pos Radar Kudus.

Maryati mengatakan Ayu
terakhir kali pulang pada September lalu. Itu pun hanya satu hari. Ayu pulang
kadang dua bulan sekali. Meski begitu, Maryati menyebut dirinya setiap hari
berkomunikasi dengan Ayu via telepon.

Baca Juga :  Ada Atlet Ingin Hengkang, Ini Pernyataan Tegas KONI Kota Palangka Raya

”Kalau tidak bisa
pulang, biasanya saya yang ke Jogja (tempat pelatnas Ayu). Dia bilang, Ibu yang
ke sini ya, aku ndak bisa pulang,” tutur Maryati, menirukan Ayu.

Untuk diketahui, nama
Aries Susanti Rahayu mulai melambung dikenal publik sejak awal Mei 2018 lalu.
Kala itu, Ayu berhasil menjadi yang tercepat di kejuaraan dunia panjat tebing
IFSC di China. Dia berhasil mencatatkan waktu 7,51 detik mengalahkan lawannya
asal Rusia dengan catatan waktu 9,01 detik.

Sejak itu, nama Ayu
dikenal publik, bahkan dijuluki “Spiderwoman” Indonesia. Pada Asian Games 2018
lalu di Palembang, Ayu juga memboyong medali emas untuk nomor tunggal dan
beregu. Selain prestasi tersebut, masih banyak prestasi internasional lain
gadis kelahiran 20 Maret 1995 itu.

Atlet panjat tebing
Aries Susanti Rahayu tahun lalu sebelumnya berhasil meraih medali emas Asian
Games berhasil mencatatkan waktu 6,995 detik. Ayu mengalahkan pemanjat China Yi
Ling Song yang hanya memetik catatan waktu 9,032 detik. Catatan itu sekaligus
memecahkan rekor yang sebelumnya dipegang Yi Ling Song di seri sebelumnya
dengan catatan 7,101 detik. Juga rekor pertama kalinya di bawah 7 detik.

Baca Juga :  China Larang Pemain Timnas Sepak Bola Punya Tato

Pelatih Aries Susanti
Rahayu, Ari Mulyanto mengungkapkan, meski berhasil memecahkan rekor dunia di
seri terakhir, namun berdasarkan nilai total seluruh seri, Ayu berada di
peringkat ketiga dengan 333 poin. Yakni di bawah Yi Ling Song asal Tiongkok dengan
460 poin dan Anouck Jaubert dengan 355 poin. ”Kalau secara keseluruhan
peringkat ketiga, karena sempat tidak ikut dua seri,”  ungkap Ari.

Dengan raihan peringkat ketiga secara
keseluruhan seri itu juga sama dengan pemanjat asal Indonesia di nomor putra,
Muhammad Alfian. Alfian meraih poin 286 di bawah Bassa Mawem Bassa asal Prancis
dengan 329 poin serta Slava Deulin dengan 312 poin. (jpc/jpnn)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru