PROKALTENG.CO-Ambisi pelatih PSM Makassar Milomir Seslija untuk memberikan noda pertama kepada sang mantan, Arema FC, di BRI Liga 1 2021–2022 tidak terwujud. Pada laga yang berlangsung di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, tadi malam (5/9), timnya hanya bisa bermain imbang 1-1.
Singo Edan –julukan Arema– unggul lebih dulu melalui Hanif Sjahbandi dari titik penalti pada menit ke-22 dan langsung dibalas semenit berselang lewat winger PSM Ilham Udin Armaiyn.
Padahal, peluang Milo –sapaan Milomir– untuk memberikan kemenangan sangat besar. Sebab, lawan harus bermain dengan 10 pemain ketika pertandingan baru berjalan empat menit. Jayus Hariono mendapat kartu merah setelah melanggar pemain PSM Sutanto Tan.
Defisit satu pemain membuat Arema bermain lebih ke dalam. Hal itulah yang membuat PSM sulit menembus pertahanan lawan.
Selain itu, Milo memuji penjaga gawang Arema FC asal Portugal Adilson Maringa yang bermain sangat baik. ”Saya rasa dia man of the match di laga ini,” ujarnya.
Pernyataan Milo diamini sang kapten, Zulkifli Syukur. Dia menyebutkan bahwa pertandingan tadi malam sangat sulit lantaran lawan bermain terlalu dalam. ”Itu yang buat kami sulit ciptakan peluang,” paparnya.
Hasil imbang tersebut membuat rekor PSM yang selalu menang di laga perdana sejak 2017 terputus. Mengenai hal itu, Zulkifli santai. ”Bagi saya, rekor adalah rekor. Rekor itu masa lalu. Kami lihat masa depan untuk berkembang,” ujarnya.
Di sisi lain, pelatih Arema FC Eduardo Almeida menyatakan bahwa pemainnya luar biasa dalam menjalankan instruksi untuk bertahan dan melakukan serangan balik.
”Pemain sangat terorganisasi. Kami bermain dengan 10 pemain. Jadi, saya ucapkan selamat kepada pemain,” katanya.
Sejak kekurangan satu pemain, Arema lebih mengandalkan serangan balik yang bertumpu pada Carlos Fortes dan Kushedya Hari Yudo. Strategi itu berjalan cukup baik. Selain mampu menahan gempuran serangan lawan, serangan balik Arema berbahaya.
Determinasi dan semangat juang pemain, menurut Eduardo, menjadi kunci tim besutannya bisa mencuri poin di laga perdana. Pelatih asal Portugal itu sempat mengira kartu merah pada menit-menit awal ”membunuh” timnya.
”Kartu merah hampir membunuh kami. Jadi, kami membuat penyesuaian. Tapi, melihat penampilan pemain yang tetap mendapat peluang, saya kira sangat baik,” paparnya.