27.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Lampard Resmi Melatih The Blues

FRANK Lampard “pulang” ke Chelsea setelah melewati jalan yang penuh
liku. Sempat dirumorkan pengumumannya menjadi tactician The Blues, julukan
Chelsea, tertunda gara-gara Instagram dan Facebook down, hingga blunder situs
resmi mantan klubnya Derby County yang sudah menyebutnya sebagai pelatih
Chelsea.

Maka Kamis WIB (4/5/2019),
Lampard benar-benar pulang ke “rumah” yang 13 tahun telah mengubahnya dari
bukan apa-apa, menjadi superstar. Ya, Frankie, sapaan karib Lampard, resmi
melatih Chelsea untuk tiga musim ke depan. ”Semua tahu betapa cintanya saya
kepada klub ini (Chelsea). Kami sudah berbagi sejarah bersama. Namun, kini
pekerjaan sudah ada di tangan saya,” ucap Lampard yang meninggalkan Chelsea
musim panas 2014 silam itu.

Satu yang Lampard inginkan setelah
dia kembali lagi di London Cobham, sebutan kamp latihan Chelsea. ”Saya ingin
membawa kesuksesan lebih besar lagi, saya tak sabar memulainya musim ini,”
lanjut Lampard. Tidak malah sebaliknya. Persis seperti arti kesialan di balik
nomor 13.

Faktanya, selain membela klub
London Barat itu selama 13 musim, Lampard pun sudah mempersembahkan 13 trofi
juara selama berstatus sebagai pemain Chelsea. Termasuk dua trofi juara Eropa,
satu trofi Liga Champions 2011 – 2012 dan satu trofi juara di Liga Europa 2012
– 2013.

Baca Juga :  Terima Kasih KONI Kota ! Giliran Perbasi Terima Bantuan Peralatan

Selain itu, Lampard juga jadi
tactician ke-13 Chelsea selama di era Roman Abramovich. Atau, pelatih kesepuluh
yang dikontrak penuh bukan sebagai pengganti. Lampard tak takut jika gagal pada
musim pertamanya. Seperti Ole Gunnar Solskjaer yang gagal membawa United bisa
main di Liga Champions musim depan pada tahun pertama eranya.

”Ekspektasi di Chelsea tak
pernah berubah, karena apa yang dilakukan klub ini selama di 15 tahun terakhir,
saya suka itu. Semasa masih jadi pemain saya menikmatinya. Menikmati saat tahun
pertama di sini. Saya bertekad itu tak akan berubah (setelah jadi pelatih),”
tambah pelatih berusia 41 tahun itu.

Dengan label juara bertahan Liga
Europa, tantangan pertama Lampard adalah kembali di Liga Champions dengan
maksimal. Di Premier League, tantangan bagi Pemain Terbaik Premier League 2004
– 2005 itu tetap mempertahankan Chelsea finis dalam zona Liga Champions. Tapi
trofi lainnya di Piala FA dan Piala Liga tetap tak boleh dilupakan.

Larangan beraktivitas dalam dua
jendela transfer musim 2019 – 2020 jadi handicap-nya. Dengan tak boleh menambah
kekuatan pada bursa transfer musim panas 2019, dan pada musim  dingin 2020, maka di sinilah kecerdikan
Lampard diuji. Meski begitu, Direktur Chelsea Marina Granovskaia siap mendukung
musim pertama Lampard sebagai pelatih Premier League ini.

Baca Juga :  ABG Amerika Kalahkan Juara Bertahan Tenis Dunia

”Kami akan melakukan segala yang
kami mampu demi memastikan dia mendapat semua yang dia perlukan untuk memburu
kesuksesan besar,” tutur Granovskaia. Nah, Lampard berujar sudah punya solusi
dengan situasi yang dihadapi Chelsea saat ini. Salah satunya melirik potensi
anak muda Chelsea.

Apalagi, di Chelsea dia akan
bereuni dengan Mason Mount dan Fikayo Tomori yang jadi andalannya saat di The
Rams, julukan Derby. ”Bakal menarik jika bisa menyeimbangkan antara pemain tua
dan pemain muda. Saya tertarik dengan pemain muda Chelsea saat ini terutama
dari melihat kinerja di akademi beberapa tahun terakhir,” tutur Lampard,
dikutip BBC Sport.

Dengan Mount dan Tomori misalnya.
”Lihatlah tingkah laku dan kinerjanya. Bak seekor kelinci, saya ingin
mengulurkan wortel dan bertanya apa kamu bisa tampil? Bisakah masuk ke skuad?”
lanjutnya. Kebetulan, sebelum kedatangan Lampard, Chelsea sudah memastikan masa
depan dua pemain muda potensialnya, Ruben Loftus-Cheek dan Callum Hudson-Odoi.
Khusus nama terakhir, Hudson-Odoi sempat masuk radar Bayern Muenchen. (koc/indopos/kpc)

FRANK Lampard “pulang” ke Chelsea setelah melewati jalan yang penuh
liku. Sempat dirumorkan pengumumannya menjadi tactician The Blues, julukan
Chelsea, tertunda gara-gara Instagram dan Facebook down, hingga blunder situs
resmi mantan klubnya Derby County yang sudah menyebutnya sebagai pelatih
Chelsea.

Maka Kamis WIB (4/5/2019),
Lampard benar-benar pulang ke “rumah” yang 13 tahun telah mengubahnya dari
bukan apa-apa, menjadi superstar. Ya, Frankie, sapaan karib Lampard, resmi
melatih Chelsea untuk tiga musim ke depan. ”Semua tahu betapa cintanya saya
kepada klub ini (Chelsea). Kami sudah berbagi sejarah bersama. Namun, kini
pekerjaan sudah ada di tangan saya,” ucap Lampard yang meninggalkan Chelsea
musim panas 2014 silam itu.

Satu yang Lampard inginkan setelah
dia kembali lagi di London Cobham, sebutan kamp latihan Chelsea. ”Saya ingin
membawa kesuksesan lebih besar lagi, saya tak sabar memulainya musim ini,”
lanjut Lampard. Tidak malah sebaliknya. Persis seperti arti kesialan di balik
nomor 13.

Faktanya, selain membela klub
London Barat itu selama 13 musim, Lampard pun sudah mempersembahkan 13 trofi
juara selama berstatus sebagai pemain Chelsea. Termasuk dua trofi juara Eropa,
satu trofi Liga Champions 2011 – 2012 dan satu trofi juara di Liga Europa 2012
– 2013.

Baca Juga :  Terima Kasih KONI Kota ! Giliran Perbasi Terima Bantuan Peralatan

Selain itu, Lampard juga jadi
tactician ke-13 Chelsea selama di era Roman Abramovich. Atau, pelatih kesepuluh
yang dikontrak penuh bukan sebagai pengganti. Lampard tak takut jika gagal pada
musim pertamanya. Seperti Ole Gunnar Solskjaer yang gagal membawa United bisa
main di Liga Champions musim depan pada tahun pertama eranya.

”Ekspektasi di Chelsea tak
pernah berubah, karena apa yang dilakukan klub ini selama di 15 tahun terakhir,
saya suka itu. Semasa masih jadi pemain saya menikmatinya. Menikmati saat tahun
pertama di sini. Saya bertekad itu tak akan berubah (setelah jadi pelatih),”
tambah pelatih berusia 41 tahun itu.

Dengan label juara bertahan Liga
Europa, tantangan pertama Lampard adalah kembali di Liga Champions dengan
maksimal. Di Premier League, tantangan bagi Pemain Terbaik Premier League 2004
– 2005 itu tetap mempertahankan Chelsea finis dalam zona Liga Champions. Tapi
trofi lainnya di Piala FA dan Piala Liga tetap tak boleh dilupakan.

Larangan beraktivitas dalam dua
jendela transfer musim 2019 – 2020 jadi handicap-nya. Dengan tak boleh menambah
kekuatan pada bursa transfer musim panas 2019, dan pada musim  dingin 2020, maka di sinilah kecerdikan
Lampard diuji. Meski begitu, Direktur Chelsea Marina Granovskaia siap mendukung
musim pertama Lampard sebagai pelatih Premier League ini.

Baca Juga :  ABG Amerika Kalahkan Juara Bertahan Tenis Dunia

”Kami akan melakukan segala yang
kami mampu demi memastikan dia mendapat semua yang dia perlukan untuk memburu
kesuksesan besar,” tutur Granovskaia. Nah, Lampard berujar sudah punya solusi
dengan situasi yang dihadapi Chelsea saat ini. Salah satunya melirik potensi
anak muda Chelsea.

Apalagi, di Chelsea dia akan
bereuni dengan Mason Mount dan Fikayo Tomori yang jadi andalannya saat di The
Rams, julukan Derby. ”Bakal menarik jika bisa menyeimbangkan antara pemain tua
dan pemain muda. Saya tertarik dengan pemain muda Chelsea saat ini terutama
dari melihat kinerja di akademi beberapa tahun terakhir,” tutur Lampard,
dikutip BBC Sport.

Dengan Mount dan Tomori misalnya.
”Lihatlah tingkah laku dan kinerjanya. Bak seekor kelinci, saya ingin
mengulurkan wortel dan bertanya apa kamu bisa tampil? Bisakah masuk ke skuad?”
lanjutnya. Kebetulan, sebelum kedatangan Lampard, Chelsea sudah memastikan masa
depan dua pemain muda potensialnya, Ruben Loftus-Cheek dan Callum Hudson-Odoi.
Khusus nama terakhir, Hudson-Odoi sempat masuk radar Bayern Muenchen. (koc/indopos/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru