30.8 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dilema Anies Baswedan Usai Surya Paloh Bertemu Jokowi

PROKALTENG.CO-Pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dengan Presiden Jokowi di Istana Negara telah menimbulkan banyak spekulasi dan menjadi sorotan publik. Namun, yang menarik adalah bagaimana figur Anies Baswedan, yang diusung oleh Partai NasDem sebagai calon presiden (Capres), menjadi pusat perhatian dalam konteks pertemuan tersebut.

Sebagai Capres yang diusung oleh Partai NasDem, Anies Baswedan memiliki peran penting dalam dinamika politik nasional.

Namun, kehadiran Surya Paloh dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi telah memunculkan asumsi dan spekulasi baru, khususnya terkait kemungkinan bergabungnya NasDem ke koalisi Prabowo-Gibran.

Pakar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Sukri Tamma kembali menekankan, tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik.

“Meskipun pak Anies beberapa saat setelah pengumuman hasil quick count, pak Anies mengatakan akan tetap berada pada posisi perubahan dan terus mendorong perubahan,” ujar Prof Sukri kepada fajar.co.id, Minggu (18/2/2024).

Baca Juga :  Kampanye Banyak Digagalkan, Isu Politik Teraniaya Disebut Tingkatkan Elektabilitas Anies Baswedan

Dijelaskan Prof Sukri, terminologi tersebut akan dilihat sebagai sesuatu yang tidak sejalan dengan Prabowo-Gibran.

“Kalau ini tetap dipertahankan ini bisa jadi dianggap sinyal untuk pak Anies untuk bisa berseberangan,” ucapnya.

Meskipun dikatakan Prof Sukri, publik akan tetap melihat bagaimana kecenderungan tersebut setelah hasil Pemilu ditetapkan oleh KPU.

“Tapi semua potensi bisa terjadi dan sejarah sudah mencatat itu, jangan lupa 2019 Prabowo dan Jokowi berhadapan sangat tajam seleksinya tapi bisa bergabung,” cetusnya.

Sementara, diungkapkan Prof Sukri, pertarungan pada Pilpres 2024 tidak terlalu tajam dibandingkan dengan pertarungan Jokowi dan Prabowo pada 2019 lalu.

“Ini seleksinya tidak terlalu tajam, peluang masih ada, peluang sangat terbuka dan ini hanya tinggal bagaimana partai-partai politik ini akan mencari titik keseimbangannya untuk memastikan apakah bisa bergabung atau tidak,” tukasnya.

Melihat catatan sejarah itu, Prof Sukri berasumsi Anies kemungkinan masih tetap akan tunduk kepada para partai pengusungnya.

Baca Juga :  Kebagian Nomor Urut 1, Cak Imin: Sesuai dengan Harapan

“Akan ikut bersama dengan partai pengusungnya atau bisa jadi memilih berbeda atau berdiri sendiri jika partai pengusungnya memilih bergabung dengan Prabowo-Gibran,” imbuhnya.

Terlepas dari semua kemungkinan yang ada, Prof Sukri menekankan agar tetap menunggu hasil dari pengumuman KPU.

“Tapi kita masih menunggu hasilnya karena posisi ini masih penting untuk kita lihat situasinya,” kuncinya.

Sebelumnya, Bendahara Umum (Bendum) NasDem Ahmad Sahroni membenarkan isu Ketum NasDem Surya Paloh bertemu Presiden RI Joko Widodo hari ini, Minggu (18/2/2024).

“Betul, Pak SP dipanggil sama presiden,” ucap Sahroni kepada media.

Ia pun menerangkan jika pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh akan dilangsungkan pada sore ini.

Kendati demikian ia tidak menjabarkan perihal apa pertemuan dua tokoh bangsa itu.

Namun, saat ini publik menduga jika pertemuan tersebut terkait arah koalisi usai Pilpres 2024.

(muhsin/fajar/jpg)

PROKALTENG.CO-Pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, dengan Presiden Jokowi di Istana Negara telah menimbulkan banyak spekulasi dan menjadi sorotan publik. Namun, yang menarik adalah bagaimana figur Anies Baswedan, yang diusung oleh Partai NasDem sebagai calon presiden (Capres), menjadi pusat perhatian dalam konteks pertemuan tersebut.

Sebagai Capres yang diusung oleh Partai NasDem, Anies Baswedan memiliki peran penting dalam dinamika politik nasional.

Namun, kehadiran Surya Paloh dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi telah memunculkan asumsi dan spekulasi baru, khususnya terkait kemungkinan bergabungnya NasDem ke koalisi Prabowo-Gibran.

Pakar Ilmu Politik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Sukri Tamma kembali menekankan, tidak ada yang tidak mungkin dalam dunia politik.

“Meskipun pak Anies beberapa saat setelah pengumuman hasil quick count, pak Anies mengatakan akan tetap berada pada posisi perubahan dan terus mendorong perubahan,” ujar Prof Sukri kepada fajar.co.id, Minggu (18/2/2024).

Baca Juga :  Kampanye Banyak Digagalkan, Isu Politik Teraniaya Disebut Tingkatkan Elektabilitas Anies Baswedan

Dijelaskan Prof Sukri, terminologi tersebut akan dilihat sebagai sesuatu yang tidak sejalan dengan Prabowo-Gibran.

“Kalau ini tetap dipertahankan ini bisa jadi dianggap sinyal untuk pak Anies untuk bisa berseberangan,” ucapnya.

Meskipun dikatakan Prof Sukri, publik akan tetap melihat bagaimana kecenderungan tersebut setelah hasil Pemilu ditetapkan oleh KPU.

“Tapi semua potensi bisa terjadi dan sejarah sudah mencatat itu, jangan lupa 2019 Prabowo dan Jokowi berhadapan sangat tajam seleksinya tapi bisa bergabung,” cetusnya.

Sementara, diungkapkan Prof Sukri, pertarungan pada Pilpres 2024 tidak terlalu tajam dibandingkan dengan pertarungan Jokowi dan Prabowo pada 2019 lalu.

“Ini seleksinya tidak terlalu tajam, peluang masih ada, peluang sangat terbuka dan ini hanya tinggal bagaimana partai-partai politik ini akan mencari titik keseimbangannya untuk memastikan apakah bisa bergabung atau tidak,” tukasnya.

Melihat catatan sejarah itu, Prof Sukri berasumsi Anies kemungkinan masih tetap akan tunduk kepada para partai pengusungnya.

Baca Juga :  Kebagian Nomor Urut 1, Cak Imin: Sesuai dengan Harapan

“Akan ikut bersama dengan partai pengusungnya atau bisa jadi memilih berbeda atau berdiri sendiri jika partai pengusungnya memilih bergabung dengan Prabowo-Gibran,” imbuhnya.

Terlepas dari semua kemungkinan yang ada, Prof Sukri menekankan agar tetap menunggu hasil dari pengumuman KPU.

“Tapi kita masih menunggu hasilnya karena posisi ini masih penting untuk kita lihat situasinya,” kuncinya.

Sebelumnya, Bendahara Umum (Bendum) NasDem Ahmad Sahroni membenarkan isu Ketum NasDem Surya Paloh bertemu Presiden RI Joko Widodo hari ini, Minggu (18/2/2024).

“Betul, Pak SP dipanggil sama presiden,” ucap Sahroni kepada media.

Ia pun menerangkan jika pertemuan antara Presiden Jokowi dan Surya Paloh akan dilangsungkan pada sore ini.

Kendati demikian ia tidak menjabarkan perihal apa pertemuan dua tokoh bangsa itu.

Namun, saat ini publik menduga jika pertemuan tersebut terkait arah koalisi usai Pilpres 2024.

(muhsin/fajar/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru