30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Fadel Muhamad Utusan DPD untuk Pimpinan MPR

Rapat pleno DPD RI berlangsung alot dan harus berujung dengan
voting. Rapat itu untuk memutuskan siapa yang diutus mewakili DPD di kursi
pimpinan MPR.

Alhasil pada Rabu (2/10) malam, hasil voting menyatakan Fadel
Muhammad sebagai utusan DPD untuk kursi pimpinan MPR periode 2019-2024.

Mantan legislator Partai Golkar itu berhasil meraih suara terbanyak,
yaitu 59 suara. Disusul GKR Hemas (46), Yorrys Raweyai (16), dan Dedi Iskandar
Batubara (5). Voting itu diikuti oleh 136 anggota. Sementara suara sah 126.

“Dengan persetujuan rapat DPD RI menetapkan Fadel Muhammad
sebagai pimpinan MPR dari unsur DPD, setuju?,” kata pimpinan rapat pleno DPD
Abraham Liyanto.

“Setuju,” jawab anggota yang hadir diiringi bertepuk tangan.

Baca Juga :  Fadli Zon: Buruh Makin Terpojok Akibat UU Omnibus Law Cipta Kerja

Fadel merasa bersyukur bisa ditunjuk sebagai pimpinan MPR dari
DPD. Tak main-main, rekan-rekannya bahkan meminta Fadel supaya bisa terpilih
sebagai Ketua MPR.

“Saya diminta oleh teman-teman DPD agar bisa memperjuangkan DPD
menjadi Ketua MPR,” ujar Fadel.

Ada tiga alasan yang membuat DPD mengincar kursi Ketua MPR.
Pertama, menganggap DPD sebagai fraksi terbesar (136 anggota) dibanding seluruh
partai yang ada di Senayan. Kedua, agar MPR lebih mudah bekerja sama dengan
DPD. Ketiga, supaya dana tfransfer ke daerah juga menjadi tanggung jawab
anggota DPD.

“Teman-teman yang dipilih langsung oleh rakyat dan bertanggung
jawab buat pemerintah daerah ada porsi tertentu, bisa memiliki sesuatu untuk
bicara ke daerah,” imbuh Fadel.

Baca Juga :  Golkar Bartim Target 60 Persen Suara Untuk Sugianto-Edy

Sementara itu, munculnya rumor bahwa Bambang Soesatyo (Bamsoet)
yang juga mantan junior Fadel di Golkar akan terpilih sebagai ketua MPR tidak
membuat mantan menteri kelautan dan perikanan itu berhenti memperjuangkan
permintaan DPD.

Menurut senator asal Gorontalo itu, saat ini masih terkelompokan
kandidat Ketua MPR. Seperti halnya, Golkar dengan PPP, PKB dengan NasDem, PDI
Perjuangan dengan Gerindra, bahkan Demokrat dengan PAN juga memperebutkannya.

“Kita akan bicarakan secara internal dengan teman-teman DPD dan
kemudian kita akan menentukan sikap, apa sikap yang kita mau ambil,” pungkas
Fadel.(jpg)

 

Rapat pleno DPD RI berlangsung alot dan harus berujung dengan
voting. Rapat itu untuk memutuskan siapa yang diutus mewakili DPD di kursi
pimpinan MPR.

Alhasil pada Rabu (2/10) malam, hasil voting menyatakan Fadel
Muhammad sebagai utusan DPD untuk kursi pimpinan MPR periode 2019-2024.

Mantan legislator Partai Golkar itu berhasil meraih suara terbanyak,
yaitu 59 suara. Disusul GKR Hemas (46), Yorrys Raweyai (16), dan Dedi Iskandar
Batubara (5). Voting itu diikuti oleh 136 anggota. Sementara suara sah 126.

“Dengan persetujuan rapat DPD RI menetapkan Fadel Muhammad
sebagai pimpinan MPR dari unsur DPD, setuju?,” kata pimpinan rapat pleno DPD
Abraham Liyanto.

“Setuju,” jawab anggota yang hadir diiringi bertepuk tangan.

Baca Juga :  Fadli Zon: Buruh Makin Terpojok Akibat UU Omnibus Law Cipta Kerja

Fadel merasa bersyukur bisa ditunjuk sebagai pimpinan MPR dari
DPD. Tak main-main, rekan-rekannya bahkan meminta Fadel supaya bisa terpilih
sebagai Ketua MPR.

“Saya diminta oleh teman-teman DPD agar bisa memperjuangkan DPD
menjadi Ketua MPR,” ujar Fadel.

Ada tiga alasan yang membuat DPD mengincar kursi Ketua MPR.
Pertama, menganggap DPD sebagai fraksi terbesar (136 anggota) dibanding seluruh
partai yang ada di Senayan. Kedua, agar MPR lebih mudah bekerja sama dengan
DPD. Ketiga, supaya dana tfransfer ke daerah juga menjadi tanggung jawab
anggota DPD.

“Teman-teman yang dipilih langsung oleh rakyat dan bertanggung
jawab buat pemerintah daerah ada porsi tertentu, bisa memiliki sesuatu untuk
bicara ke daerah,” imbuh Fadel.

Baca Juga :  Golkar Bartim Target 60 Persen Suara Untuk Sugianto-Edy

Sementara itu, munculnya rumor bahwa Bambang Soesatyo (Bamsoet)
yang juga mantan junior Fadel di Golkar akan terpilih sebagai ketua MPR tidak
membuat mantan menteri kelautan dan perikanan itu berhenti memperjuangkan
permintaan DPD.

Menurut senator asal Gorontalo itu, saat ini masih terkelompokan
kandidat Ketua MPR. Seperti halnya, Golkar dengan PPP, PKB dengan NasDem, PDI
Perjuangan dengan Gerindra, bahkan Demokrat dengan PAN juga memperebutkannya.

“Kita akan bicarakan secara internal dengan teman-teman DPD dan
kemudian kita akan menentukan sikap, apa sikap yang kita mau ambil,” pungkas
Fadel.(jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru