33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

INSIS: Dibanding PDIP, PKS dan Golkar Paling Moncer di Media

Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai yang paling efektif dalam
menggerakkan politisinya untuk berkomentar di media massa. Sementara Golkar
menjadi partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari
para politikusnya.

Predikat itu muncul
berdasarkan hasil kajian riset data media monitoring Institut Riset Indonesia
(INSIS), sesuai data yang didapat selama Oktober hingga Desember 2019.

“Ada 50 kursi anggota
parlemen dari PKS. 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber
berita di media massa. Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah
dikenal oleh para jurnalis,” ujar peneliti INSIS Wildan Hakim dalam keterangan
tertulisnya pada JawaPos.com, Minggu (2/2).

Menurut Wildan,
efektivitas politikus PKS dalam berkomentar di media massa ini dihitung dengan
cara membandingkan antara jumlah kursi di DPR dengan jumlah legislator yang
muncul dalam publikasi di media massa.

Semenatara itu, di
belakang PKS, ada Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari 85 anggota
DPR yang dimiliki Partai Golkar, sebanyak 52 orang (61,17 persen) di antaranya
sudah muncul di media massa. Sedangkan PKB, dari 58 anggota DPR, 35 orang
(60,34 persen) di antaranya ada di media massa.

Baca Juga :  Dihadapan Ribuan Kader PDIP, Puan Tekankan Soliditas Menangkan Pemilu 2024

Faktanya, efektivitas
komunikasi politikus Partai Golkar terlihat jauh lebih unggul jika dibandingkan
dengan politikus dari PDI Perjuangan. Dari 128 anggotanya, hanya 66 orang
politikus PDI Perjuangan yang muncul dalam pemberitaan yang dijadikan unit
analisis dalam riset ini.

“Namun, Partai Golkar
terpotret sebagai partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk
dikomentari oleh para politikusnya,” ucap akademisi Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Al Azhar Jakarta itu

Partai Golkar
menyumbang 21,34 persen dari total publikasi yang diproduksi anggota DPR. Dari
total 5.778 publikasi yang dipantau oleh INSIS, terdapat 1.231 berita yang
menjadikan politisi Partai Golkar sebagai narasumbernya.

Wildan juga
mengatakan, terdapat perbedaan antara PKS dengan Partai Golkar dari sisi
efektivitas berkomunikasi politik. Dalam pengamatan INSIS, kata dia, PKS mampu
menggerakkan anggota yang dimiliki di DPR. Sedangkan Partai Golkar mampu
memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.

Untuk kategori ini,
Wildan melanjutkan, PDI Perjuangan menyusul di belakang Partai Golkar dengan
menyumbang 1.099 publikasi atau 19.02 persen. Adapun Partai Gerindra menyumbang
956 publikasi atau 16.54 persen.

Baca Juga :  Demokrat Sebut Presiden Jokowi Tutup Mata di Banjir Kalsel

Sementara itu,
peneliti senior INSIS Dian Permata menyebut, moncernya PKS dan Golkar di media,
karena kedua partai itu mampu memanfaatkan setiap isu atau tema yang hangat
menjadi bahan perdebatan di ruang parlemen kepada kadernya di DPR.

“PKS mampu
mengkapitalisasi anggota DPR-nya dengan mendistribusikan setiap isu. Sedangkan
Golkar mampu mengkapitaliasi setiap isu. Perbedaan pada unit analisa aktor
(anggota DPR-red). Jika kita Analisa lebih mendalam maka Partai Golkar di DPR
seperti terkonsentrasi di sejumlah elit untuk urusan citra dan publikasi isu,”
ucap Dian.

Diketahui, riset INSIS
tersebut menggunakan teknik media monitoring. Ada enam media massa yang
dijadikan basis data riset. Empat media cetak serta dua media siber. Data yang
dicuplik adalah pemberitaan yang memuat nama dan tema anggota DPR, dengan waktu
pengerjaan antara 1 Oktober hingga 30 Desember 2019.

Penelitian dan
analisis selanjutnya difokuskan pada lima aspek, yakni frekuensi artikel, tema
artikel, narasumber, tanggal publikasi, dan media massa.(jpc)

 

Partai
Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi partai yang paling efektif dalam
menggerakkan politisinya untuk berkomentar di media massa. Sementara Golkar
menjadi partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari
para politikusnya.

Predikat itu muncul
berdasarkan hasil kajian riset data media monitoring Institut Riset Indonesia
(INSIS), sesuai data yang didapat selama Oktober hingga Desember 2019.

“Ada 50 kursi anggota
parlemen dari PKS. 38 di antaranya aktif dikutip namanya sebagai narasumber
berita di media massa. Artinya, 76 persen anggota parlemen dari PKS ini sudah
dikenal oleh para jurnalis,” ujar peneliti INSIS Wildan Hakim dalam keterangan
tertulisnya pada JawaPos.com, Minggu (2/2).

Menurut Wildan,
efektivitas politikus PKS dalam berkomentar di media massa ini dihitung dengan
cara membandingkan antara jumlah kursi di DPR dengan jumlah legislator yang
muncul dalam publikasi di media massa.

Semenatara itu, di
belakang PKS, ada Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Dari 85 anggota
DPR yang dimiliki Partai Golkar, sebanyak 52 orang (61,17 persen) di antaranya
sudah muncul di media massa. Sedangkan PKB, dari 58 anggota DPR, 35 orang
(60,34 persen) di antaranya ada di media massa.

Baca Juga :  Dihadapan Ribuan Kader PDIP, Puan Tekankan Soliditas Menangkan Pemilu 2024

Faktanya, efektivitas
komunikasi politikus Partai Golkar terlihat jauh lebih unggul jika dibandingkan
dengan politikus dari PDI Perjuangan. Dari 128 anggotanya, hanya 66 orang
politikus PDI Perjuangan yang muncul dalam pemberitaan yang dijadikan unit
analisis dalam riset ini.

“Namun, Partai Golkar
terpotret sebagai partai yang mampu memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk
dikomentari oleh para politikusnya,” ucap akademisi Program Studi Ilmu
Komunikasi FISIP Universitas Al Azhar Jakarta itu

Partai Golkar
menyumbang 21,34 persen dari total publikasi yang diproduksi anggota DPR. Dari
total 5.778 publikasi yang dipantau oleh INSIS, terdapat 1.231 berita yang
menjadikan politisi Partai Golkar sebagai narasumbernya.

Wildan juga
mengatakan, terdapat perbedaan antara PKS dengan Partai Golkar dari sisi
efektivitas berkomunikasi politik. Dalam pengamatan INSIS, kata dia, PKS mampu
menggerakkan anggota yang dimiliki di DPR. Sedangkan Partai Golkar mampu
memanfaatkan setiap isu yang muncul untuk dikomentari oleh para politikusnya.

Untuk kategori ini,
Wildan melanjutkan, PDI Perjuangan menyusul di belakang Partai Golkar dengan
menyumbang 1.099 publikasi atau 19.02 persen. Adapun Partai Gerindra menyumbang
956 publikasi atau 16.54 persen.

Baca Juga :  Demokrat Sebut Presiden Jokowi Tutup Mata di Banjir Kalsel

Sementara itu,
peneliti senior INSIS Dian Permata menyebut, moncernya PKS dan Golkar di media,
karena kedua partai itu mampu memanfaatkan setiap isu atau tema yang hangat
menjadi bahan perdebatan di ruang parlemen kepada kadernya di DPR.

“PKS mampu
mengkapitalisasi anggota DPR-nya dengan mendistribusikan setiap isu. Sedangkan
Golkar mampu mengkapitaliasi setiap isu. Perbedaan pada unit analisa aktor
(anggota DPR-red). Jika kita Analisa lebih mendalam maka Partai Golkar di DPR
seperti terkonsentrasi di sejumlah elit untuk urusan citra dan publikasi isu,”
ucap Dian.

Diketahui, riset INSIS
tersebut menggunakan teknik media monitoring. Ada enam media massa yang
dijadikan basis data riset. Empat media cetak serta dua media siber. Data yang
dicuplik adalah pemberitaan yang memuat nama dan tema anggota DPR, dengan waktu
pengerjaan antara 1 Oktober hingga 30 Desember 2019.

Penelitian dan
analisis selanjutnya difokuskan pada lima aspek, yakni frekuensi artikel, tema
artikel, narasumber, tanggal publikasi, dan media massa.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru