33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Holding BUMN UMi Ideal, Yakin akan Sukses dan Hebat

PENDIRIAN holding BUMN untuk pemberdayaan ultra
mikro diprediksi membawa banyak dampak positif baik bagi entitas perusahaan
yang terlibat, perekonomian nasional, dan masyarakat serta pelaku usaha.
Pembentukan holding ini juga dianggap sejalan dengan misi besar pemerintah
untuk melahirkan BUMN berskala bisnis internasional di Indonesia.

Anggapan dan prediksi tersebut disampaikan
mantan Menteri BUMN era Kabinet Indonesia Bersatu II Dahlan Iskan. Menurut
Dahlan Iskan, rencana pemerintahan Presiden Jokowi membentuk holding BUMN ultra
mikro sangat ideal.

“Pasti ini ideal. Kita kan terlalu banyak BUMN
dan ingin ada BUMN yang sizenya itu global, jangan pemain lokal semua. Tiga
perusahaan ini sudah kalau bisa (terintegrasi) akan sukses dan hebat sekali,”
ujar Dahlan.

Rencananya, pembentukan holding BUMN ultra
mikro (UMi) melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian
(Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Holding ini ditargetkan
terbentuk maksimal pada kuartal III tahun ini.

Dahlan menilai pembentukan holding BUMN untuk
ultra mikro sejalan dengan gagasan penyederhanaan BUMN seperti yang sempat ia
laksanakan ketika menjabat menteri. Kedua, dia menyampaikan, kebijakan ini
dibuat untuk penyehatan BUMN dengan pendekatan bisnis.

Melalui pembentukan holding, maka peningkatan
kapasitas manajerial, pendanaan, dan lain-lain bisa dilakukan secara lebih
cepat. Holding juga membuat penyehatan terlaksana lebih efektif, baik untuk
BUMN yang dalam kondisi sehat maupun tidak. Dengan holding, maka BUMN—baik
sehat maupun tidak—dapat semakin tumbuh dan berdaya saing global.

Baca Juga :  BRI dan BRI-MI Luncurkan Reksadana Index Berbasis ESG

Ketiga, pembentukan holding disebutnya bisa
menumbuhkan perekonomian dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi yang cepat ini akan
banyak membawa dampak baik, salah satunya yakni membuat semakin bertambahnya
pelaku usaha ultra mikro dan mikro yang bisa naik kelas.

“UMKM ini sebaiknya kita kelompokkan, misalnya
UMKM yang sifatnya produksi, kemudian yang sifatnya perdagangan lokal pun
ekspor. Menurut saya pembinaannya harus sangat tajam,” tuturnya.

“Berarti harus ada kekuatan mengkoordinasikan
UMKM yang sudah pernah ekspor dan itu dukungan apa yang diperlukan tanpa
melemahkan, dalam pengertian kan banyak bantuan hanya melemahkan mental para
pengusaha untuk menjadi lebih sembrono,” tambah Dahlan.

Eks CEO Jawa Pos Group ini juga menyebut
kehadiran holding BUMN UMi bisa memperkuat daya saing dan kapasitas BRI,
Pegadaian, dan PNM yang masuk dalam kelompok BUMN Lembaga Keuangan. Sinergi
ketiga perusahaan ini akan memperkuat BUMN klaster keuangan dan menaikkan daya
tawar Indonesia di level regional dan internasional.

Dahlan bercerita, pada saat dirinya menjabat
Menteri BUMN, langkah klasterisasi perusahaan negara ia lakukan demi membentuk
BUMN yang berdaya saing tidak hanya di lingkup lokal, tapi juga regional dan
internasional. Contohnya, saat itu Dahlan sempat membentuk klaster BUMN sektor
keamanan nasional untuk murni kepentingan memperkuat pertahanan nasional.

Baca Juga :  Desa BRILiaN 2023 Kembali Bergulir, BRI Target 1.000 Desa Diberdayakan

 

Dia juga menginisiasi sinergi BUMN di bidang
pangan untuk membentuk ketahanan pangan dan energi. “Tapi karena bukan holding
maka hubungan manajemennya tidak bisa terlalu tegas. Akhirnya aliran modal,
misalnya, tidak bisa saling ngotot antarmanajemennya,” ujarnya.

Kemudian, Dahlan juga sempat berencana
membentuk klaster BUMN untuk bisnis yang bertujuan memperbesar kapasitas serta
daya saing perusahaan negara di tataran global. Visinya, kelak BUMN yang
bergabung di klaster bisnis dapat berdiri sendiri menjalankan perannya dan
menyumbang banyak keuntungan untuk kas negara.

Lebih lanjut Dahlan menambahkan, holding BUMN
UMi berpotensi semakin banyak menumbuhkan UMKM yang sukses dan bisa naik kelas.
Alasannya, sinergi melalui holding akan membuat pemberdayaan UMKM berjalan
berkesinambungan.

Kemudian, dia menilai proses digitalisasi pada
BRI, PNM, dan Pegadaian bisa berjalan lebih cepat dan murah melalui pembentukan
holding.

“Digitalisasi itu mutlak. Untuk apa ada holding
tapi tidak bisa mengatur itu. Itu bagus sekali dan kalau itu ditangani bersama
dengan lebih efisien saya setuju sekali,” katanya.

“Jadi, ini misi negara
yang harus kita laksanakan, di mana kita memerlukan institusi yang bersaing
pada tingkat global dan ini (pembentukan holding) salah satu jalan yang harus
dilakukan,” tutupnya.

PENDIRIAN holding BUMN untuk pemberdayaan ultra
mikro diprediksi membawa banyak dampak positif baik bagi entitas perusahaan
yang terlibat, perekonomian nasional, dan masyarakat serta pelaku usaha.
Pembentukan holding ini juga dianggap sejalan dengan misi besar pemerintah
untuk melahirkan BUMN berskala bisnis internasional di Indonesia.

Anggapan dan prediksi tersebut disampaikan
mantan Menteri BUMN era Kabinet Indonesia Bersatu II Dahlan Iskan. Menurut
Dahlan Iskan, rencana pemerintahan Presiden Jokowi membentuk holding BUMN ultra
mikro sangat ideal.

“Pasti ini ideal. Kita kan terlalu banyak BUMN
dan ingin ada BUMN yang sizenya itu global, jangan pemain lokal semua. Tiga
perusahaan ini sudah kalau bisa (terintegrasi) akan sukses dan hebat sekali,”
ujar Dahlan.

Rencananya, pembentukan holding BUMN ultra
mikro (UMi) melibatkan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT Pegadaian
(Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero). Holding ini ditargetkan
terbentuk maksimal pada kuartal III tahun ini.

Dahlan menilai pembentukan holding BUMN untuk
ultra mikro sejalan dengan gagasan penyederhanaan BUMN seperti yang sempat ia
laksanakan ketika menjabat menteri. Kedua, dia menyampaikan, kebijakan ini
dibuat untuk penyehatan BUMN dengan pendekatan bisnis.

Melalui pembentukan holding, maka peningkatan
kapasitas manajerial, pendanaan, dan lain-lain bisa dilakukan secara lebih
cepat. Holding juga membuat penyehatan terlaksana lebih efektif, baik untuk
BUMN yang dalam kondisi sehat maupun tidak. Dengan holding, maka BUMN—baik
sehat maupun tidak—dapat semakin tumbuh dan berdaya saing global.

Baca Juga :  BRI dan BRI-MI Luncurkan Reksadana Index Berbasis ESG

Ketiga, pembentukan holding disebutnya bisa
menumbuhkan perekonomian dengan pesat. Pertumbuhan ekonomi yang cepat ini akan
banyak membawa dampak baik, salah satunya yakni membuat semakin bertambahnya
pelaku usaha ultra mikro dan mikro yang bisa naik kelas.

“UMKM ini sebaiknya kita kelompokkan, misalnya
UMKM yang sifatnya produksi, kemudian yang sifatnya perdagangan lokal pun
ekspor. Menurut saya pembinaannya harus sangat tajam,” tuturnya.

“Berarti harus ada kekuatan mengkoordinasikan
UMKM yang sudah pernah ekspor dan itu dukungan apa yang diperlukan tanpa
melemahkan, dalam pengertian kan banyak bantuan hanya melemahkan mental para
pengusaha untuk menjadi lebih sembrono,” tambah Dahlan.

Eks CEO Jawa Pos Group ini juga menyebut
kehadiran holding BUMN UMi bisa memperkuat daya saing dan kapasitas BRI,
Pegadaian, dan PNM yang masuk dalam kelompok BUMN Lembaga Keuangan. Sinergi
ketiga perusahaan ini akan memperkuat BUMN klaster keuangan dan menaikkan daya
tawar Indonesia di level regional dan internasional.

Dahlan bercerita, pada saat dirinya menjabat
Menteri BUMN, langkah klasterisasi perusahaan negara ia lakukan demi membentuk
BUMN yang berdaya saing tidak hanya di lingkup lokal, tapi juga regional dan
internasional. Contohnya, saat itu Dahlan sempat membentuk klaster BUMN sektor
keamanan nasional untuk murni kepentingan memperkuat pertahanan nasional.

Baca Juga :  Desa BRILiaN 2023 Kembali Bergulir, BRI Target 1.000 Desa Diberdayakan

 

Dia juga menginisiasi sinergi BUMN di bidang
pangan untuk membentuk ketahanan pangan dan energi. “Tapi karena bukan holding
maka hubungan manajemennya tidak bisa terlalu tegas. Akhirnya aliran modal,
misalnya, tidak bisa saling ngotot antarmanajemennya,” ujarnya.

Kemudian, Dahlan juga sempat berencana
membentuk klaster BUMN untuk bisnis yang bertujuan memperbesar kapasitas serta
daya saing perusahaan negara di tataran global. Visinya, kelak BUMN yang
bergabung di klaster bisnis dapat berdiri sendiri menjalankan perannya dan
menyumbang banyak keuntungan untuk kas negara.

Lebih lanjut Dahlan menambahkan, holding BUMN
UMi berpotensi semakin banyak menumbuhkan UMKM yang sukses dan bisa naik kelas.
Alasannya, sinergi melalui holding akan membuat pemberdayaan UMKM berjalan
berkesinambungan.

Kemudian, dia menilai proses digitalisasi pada
BRI, PNM, dan Pegadaian bisa berjalan lebih cepat dan murah melalui pembentukan
holding.

“Digitalisasi itu mutlak. Untuk apa ada holding
tapi tidak bisa mengatur itu. Itu bagus sekali dan kalau itu ditangani bersama
dengan lebih efisien saya setuju sekali,” katanya.

“Jadi, ini misi negara
yang harus kita laksanakan, di mana kita memerlukan institusi yang bersaing
pada tingkat global dan ini (pembentukan holding) salah satu jalan yang harus
dilakukan,” tutupnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru