33.8 C
Jakarta
Sunday, May 19, 2024
spot_img

Dukung Pelestarian Budaya Dayak, PLN Ambil Bagian dalam Festival Borneo In Harmony

BANJARBARU – Perkumpulan Dayak Meratus (Kumdatus) kembali gelar Festival Seni Budaya Dayak Borneo bertajuk “Borneo in Harmony” di Atrium Q-Mall Banjarbaru untuk yang kelima kalinya. Kegiatan yang bertujuan untuk lebih mengenalkan dan mempertahankan eksistensi budaya dayak kepada khalayak.

Sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi keberlangsungan lingkungan sekitar, tidak terkecuali dalam hal pelestarian budaya daerah, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UID Kalselteng) turut berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya festival masyarakat Dayak pulau Kalimantan ini yang dibuka dari 3 sampai 5 Mei 2024.

“PLN mendukung setiap pelestarian budaya daerah. Salah satu wujudnya, turut serta dalam pagelaran sekaligus memberikan informasi dan edukasi tentang kelistrikan ke masyarakat,” ujar General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin di Banjarbaru pada hari pembukaan festival Jumat (3/5).

Menurut Joharifin, pagelaran Seni Budaya itu diharapkan menjadi salah satu wadah pelestarian budaya daerah untuk diwariskan ke generasi-generasi selanjutnya.

Baca Juga :  Dorong Transisi Energi, PLN: Teknologi Mempunyai Peran Penting

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, PLN turut ambil bagian dengan membuka booth pelayanan untuk lebih mengenalkan super Apps PLN Mobile dengan segala keunggulan, kemudahan dan berbagai macam rewardnya.

“Aplikasi New PLN Mobile adalah sebuah kemudahan didalam satu genggaman. Tak hanya urusan listrik seperti pengaduan, pasang baru dan tambah daya, disana juga ada market place berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Kemudian jangan lupa aplikasi ini banyak memberikan promo dan reward, jadi sayang kalau dilewatkan,” tukas Joharifin.

Ketua Komdatus Provinsi Kalimantan Selatan Benyamin Uhil mengatakan, tujuan diselenggarakannya pagelaran adalah mengenalkan berbagai seni maupun budaya Dayak yang diharapkan makin dikenal lebih luas dan diketahui lebih dalam lagi.

“Di era yang serba digital dan instan ini, budaya daerah sudah mulai ditinggalkan. Oleh karena itu kami ingin memperkenalkan seni dan budaya Dayak sebagai bagian dari budaya Kalimantan sehingga lebih dikenal luas masyarakat baik tingkat nasional hingga internasional,” ucap Uhil.

Baca Juga :  Tarif Listrik Tidak Naik, PLN Pastikan Pasokan Andal Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Ia juga mengapresiasi dukungan PLN UID Kalselteng setiap dilaksanakannya pagelaran ini sampai yang kelima kalinya.

“Terima kasih atas support PLN UID Kalselteng, kami sangat terbantu dengan dukungan ini,” ujar Uhil.

Pagelaran seni budaya Dayak tersebut juga diisi seni tari tradisional, bela diri kuntau, pengobatan tradisional gratis, kompetisi fashion show baju Dayak dan lain sebagainya. Selain itu, kegiatan ini juga turut menghadirkan perwakilan masyarakat suku dayak se Pulau Kalimantan yang identik dengan ikat kepala merah serta suku banjar yang ditandai ikat kepala (laung) kuning.

“Kita mengundang suku-suku dayak se Kalimantan juga suku Banjar. Dengan menjunjung tinggi tali persaudaraan kepada seluruh suku dan adat, itulah mengapa kita namakan kegatan ini sebagai Borneo in Harmony,” pungkas Uhil. (tim)

BANJARBARU – Perkumpulan Dayak Meratus (Kumdatus) kembali gelar Festival Seni Budaya Dayak Borneo bertajuk “Borneo in Harmony” di Atrium Q-Mall Banjarbaru untuk yang kelima kalinya. Kegiatan yang bertujuan untuk lebih mengenalkan dan mempertahankan eksistensi budaya dayak kepada khalayak.

Sebagai perusahaan yang menjunjung tinggi keberlangsungan lingkungan sekitar, tidak terkecuali dalam hal pelestarian budaya daerah, PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (PLN UID Kalselteng) turut berpartisipasi dan mendukung terselenggaranya festival masyarakat Dayak pulau Kalimantan ini yang dibuka dari 3 sampai 5 Mei 2024.

“PLN mendukung setiap pelestarian budaya daerah. Salah satu wujudnya, turut serta dalam pagelaran sekaligus memberikan informasi dan edukasi tentang kelistrikan ke masyarakat,” ujar General Manager PLN UID Kalselteng Muhammad Joharifin di Banjarbaru pada hari pembukaan festival Jumat (3/5).

Menurut Joharifin, pagelaran Seni Budaya itu diharapkan menjadi salah satu wadah pelestarian budaya daerah untuk diwariskan ke generasi-generasi selanjutnya.

Baca Juga :  Dorong Transisi Energi, PLN: Teknologi Mempunyai Peran Penting

Dalam rangkaian kegiatan tersebut, PLN turut ambil bagian dengan membuka booth pelayanan untuk lebih mengenalkan super Apps PLN Mobile dengan segala keunggulan, kemudahan dan berbagai macam rewardnya.

“Aplikasi New PLN Mobile adalah sebuah kemudahan didalam satu genggaman. Tak hanya urusan listrik seperti pengaduan, pasang baru dan tambah daya, disana juga ada market place berbagai macam kebutuhan sehari-hari. Kemudian jangan lupa aplikasi ini banyak memberikan promo dan reward, jadi sayang kalau dilewatkan,” tukas Joharifin.

Ketua Komdatus Provinsi Kalimantan Selatan Benyamin Uhil mengatakan, tujuan diselenggarakannya pagelaran adalah mengenalkan berbagai seni maupun budaya Dayak yang diharapkan makin dikenal lebih luas dan diketahui lebih dalam lagi.

“Di era yang serba digital dan instan ini, budaya daerah sudah mulai ditinggalkan. Oleh karena itu kami ingin memperkenalkan seni dan budaya Dayak sebagai bagian dari budaya Kalimantan sehingga lebih dikenal luas masyarakat baik tingkat nasional hingga internasional,” ucap Uhil.

Baca Juga :  Tarif Listrik Tidak Naik, PLN Pastikan Pasokan Andal Dukung Pertumbuhan Ekonomi Nasional

Ia juga mengapresiasi dukungan PLN UID Kalselteng setiap dilaksanakannya pagelaran ini sampai yang kelima kalinya.

“Terima kasih atas support PLN UID Kalselteng, kami sangat terbantu dengan dukungan ini,” ujar Uhil.

Pagelaran seni budaya Dayak tersebut juga diisi seni tari tradisional, bela diri kuntau, pengobatan tradisional gratis, kompetisi fashion show baju Dayak dan lain sebagainya. Selain itu, kegiatan ini juga turut menghadirkan perwakilan masyarakat suku dayak se Pulau Kalimantan yang identik dengan ikat kepala merah serta suku banjar yang ditandai ikat kepala (laung) kuning.

“Kita mengundang suku-suku dayak se Kalimantan juga suku Banjar. Dengan menjunjung tinggi tali persaudaraan kepada seluruh suku dan adat, itulah mengapa kita namakan kegatan ini sebagai Borneo in Harmony,” pungkas Uhil. (tim)

spot_img
spot_img

Terpopuler

spot_img

Artikel Terbaru