28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Disperindag Bakal Sisir Penjualan Elpiji di Warung

PULANG PISAU – Kelangkaan bahan bagar gas (BBG), khususnya elpiji
atau liquefied petroleum gas (LPG) tabung ukuran tiga kilogram mendapat
perhatian serius Disperindagkop dan UMKM Pulang Pisau. Kepala Disperindagkop
dan UMKM Pulang Pisau, Elieser Jaya menegaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan
turun ke lapangan.

“Kami akan mengecek apakah elpiji
tabung tiga kilogram itu masih ada dijual di warung-warung atau tidak. Kalau
ada apakah itu sisa atau tabung baru. Nanti kami akan melakukan tindakan
persuasif terlebih dahulu,” tegas Elieser, Rabu (15/5).

Dia menegaskan, elpiji tabung
ukuran tiga kilogram tidak boleh dijual di warung-warung. “Pangkalan tidak
boleh menjual kepada pengecer. Pangkalan hanya diperbolehkan menjual kepada
masyarakat yang berhak menggunakan gas bersubsidi tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :  Ini Komitmen Bupati dan Wabup Sukamara

Elieser juga menegaskan,
pangkalan tidak diperkenankan menjual elpiji tabung ukuran tiga kilogram
melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah. “HET di Pulang Pisau untuk elpiji tabung ukuran tiga
kilogram berkisar antara Rp17,5 ribu sampai Rp18 ribu per tabung,” tegasnya.

Dia menambahkan, setiap pangkalan
juga diwajibkan memasang spanduk yang berisi nama pangkalan, nama agen dan HET
yang sudah ditetapkan. “Penyaluran BBG bersubsidi ini harus benar-benar tepat
sasaran,” harap Elieser.

Dia mengaku, sampai saat ini belum
ada penambahan kuota elpiji tabung ukuran tiga kilogram. Menurut dia, jika
penyaluran BBG bersubsidi itu berjalan normal, kebutuhan elpiji tabung ukuran
tiga kilogram di Pulang Pisau sangat mencukupi.

Baca Juga :  80 Persen Lubang Tambang Tak Direklamasi

Elieser mengungkapkan, dari
penghitungan yang dilakukan, dalam satu bulan masyarakat bisa menggunakan tiga
sampai empat tabung elpiji ukuran tiga kilogram. “Berdasarkan penghitungan itu,
kuota kita sebenarnya sangat mencukupi. Makanya kami upayakan distribusi BBG
bersubsidi untuk masyarakat tidak mampu ini bisa berjalan normal,” tandasnya. (art/ens/ctk/nto)

PULANG PISAU – Kelangkaan bahan bagar gas (BBG), khususnya elpiji
atau liquefied petroleum gas (LPG) tabung ukuran tiga kilogram mendapat
perhatian serius Disperindagkop dan UMKM Pulang Pisau. Kepala Disperindagkop
dan UMKM Pulang Pisau, Elieser Jaya menegaskan, dalam waktu dekat pihaknya akan
turun ke lapangan.

“Kami akan mengecek apakah elpiji
tabung tiga kilogram itu masih ada dijual di warung-warung atau tidak. Kalau
ada apakah itu sisa atau tabung baru. Nanti kami akan melakukan tindakan
persuasif terlebih dahulu,” tegas Elieser, Rabu (15/5).

Dia menegaskan, elpiji tabung
ukuran tiga kilogram tidak boleh dijual di warung-warung. “Pangkalan tidak
boleh menjual kepada pengecer. Pangkalan hanya diperbolehkan menjual kepada
masyarakat yang berhak menggunakan gas bersubsidi tersebut,” ujarnya.

Baca Juga :  Ini Komitmen Bupati dan Wabup Sukamara

Elieser juga menegaskan,
pangkalan tidak diperkenankan menjual elpiji tabung ukuran tiga kilogram
melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Tengah. “HET di Pulang Pisau untuk elpiji tabung ukuran tiga
kilogram berkisar antara Rp17,5 ribu sampai Rp18 ribu per tabung,” tegasnya.

Dia menambahkan, setiap pangkalan
juga diwajibkan memasang spanduk yang berisi nama pangkalan, nama agen dan HET
yang sudah ditetapkan. “Penyaluran BBG bersubsidi ini harus benar-benar tepat
sasaran,” harap Elieser.

Dia mengaku, sampai saat ini belum
ada penambahan kuota elpiji tabung ukuran tiga kilogram. Menurut dia, jika
penyaluran BBG bersubsidi itu berjalan normal, kebutuhan elpiji tabung ukuran
tiga kilogram di Pulang Pisau sangat mencukupi.

Baca Juga :  80 Persen Lubang Tambang Tak Direklamasi

Elieser mengungkapkan, dari
penghitungan yang dilakukan, dalam satu bulan masyarakat bisa menggunakan tiga
sampai empat tabung elpiji ukuran tiga kilogram. “Berdasarkan penghitungan itu,
kuota kita sebenarnya sangat mencukupi. Makanya kami upayakan distribusi BBG
bersubsidi untuk masyarakat tidak mampu ini bisa berjalan normal,” tandasnya. (art/ens/ctk/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru