33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Ini Klarifikasi IBI Barsel, Terkait Meninggalnya Bayi Diduga Terlambat

BUNTOK – Bayi perempuan
dari pasangan suami istri (pasutri) Ridwan (25) dan Fitriah (21) yang lahir
Sabtu (26/10) lalu ternyata dalam keadaan minggal dunia. Diduga, bayi itu
meninggal karena terlambat mendapat bantuan medis saat proses persalinan,
sehingga bayinya terminum air ketuban. Bayi tersebut lahir lahir setelah
dibantu bidan kampung di Desa Tanjung Jawa, Kecamatan Dusun Selatan. 

Menurut Ketua Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Barito Selatan Irmawati, Fitriah yang merupakan
ibu hamil itu bukan penduduk asli Desa Tanjung Jawa. Tapi merupakan warga
Buntok yang alamat tempat tinggalnya di Kelurahan Jelapat.

Hanya saja, kata wanita
berkerudung itu, pasutri itu, kebetulan bertandang ke rumah keluarganya di Desa
Tanjung Jawa. Saat pasutri itu berada di Desa Tanjung Jawa,  Fitriah mendadak sakit perut, dan diyakini
mau melahirkan. Melihat hal itu, keluarganya di Desa Tanjung Jawa menghubungi
bidan Petty untuk meminta pertolongan persalinan.  Tapi bidan Petty saat itu berada di Buntok
untuk mengantar laporan tugasnya.

Baca Juga :  Pekan Depan Wapres Dijadwalkan Kunjungi Kobar

“Karena posisi bidan
Petty memang berada di Buntok, jadi saya arahkan bidan Petty agar  menyarankan 
keluarga si ibu yang mau melahirkan tadi dibawa ke Buntok saja,”  kata Irmawati saat ditemui Kalteng Pos di GPU
Afiat Jaya Buntok, Senin (4/11).

Perlu diketahui,  kata ketua IBI Barsel itu, karena ibu hamil
itu bukan penduduk asli Desa Tanjung Jawa, otomatis pasien tidak memiliki buku
Ping (buku kontrol ibu hamil).

Menurut Irmawati, bidan
Petty pun mengatakan, sebagai bidan yang bertugas di Desa Tanjung Jawa,
tentunya sangat mengetahui siapa-siapa saja ibu di desa itu yang akan
melahirkan. “Sebagai bidan di Desa Tanjung Jawa, saya juga punya kantong persalinan,
jadi saya mengetahui siapa saja ibu–ibu yang mau melahirkan,” ungkap Irmawati
menirukan ucapan Petty.

Baca Juga :  Apresiasi Tidak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 Pascapilkada

Irmawati yang bertugas
di Pustu Kelurahan Jelapat itu menambahkan, IBI Barsel sudah berkoordinasi
dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjung Jawa, terkait penyelesaian masalah itu.
“Pastinya kita menginginkan penyelesaiannya secara baik, dan tidak ada hal-hal
di kemudian hari,” tegasnya.

Seperti diketahui,  kasus ini dialami pasangan suami istri Ridwan
(25) dan Fitriah (21). Pasutri ini harus kehilangan bayi, karena meninggal
dunia saat menunggu bidan yang tak kunjung datang. Bayi mereka lahir dan akhirnya
menghembuskan nafas terakhir.  

Meninggalnya bayi itu diduga akibat terminum air
ketuban yang mengakibatkan sesak napas, Sabtu (26/10). (ner/ens)

BUNTOK – Bayi perempuan
dari pasangan suami istri (pasutri) Ridwan (25) dan Fitriah (21) yang lahir
Sabtu (26/10) lalu ternyata dalam keadaan minggal dunia. Diduga, bayi itu
meninggal karena terlambat mendapat bantuan medis saat proses persalinan,
sehingga bayinya terminum air ketuban. Bayi tersebut lahir lahir setelah
dibantu bidan kampung di Desa Tanjung Jawa, Kecamatan Dusun Selatan. 

Menurut Ketua Ikatan
Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Barito Selatan Irmawati, Fitriah yang merupakan
ibu hamil itu bukan penduduk asli Desa Tanjung Jawa. Tapi merupakan warga
Buntok yang alamat tempat tinggalnya di Kelurahan Jelapat.

Hanya saja, kata wanita
berkerudung itu, pasutri itu, kebetulan bertandang ke rumah keluarganya di Desa
Tanjung Jawa. Saat pasutri itu berada di Desa Tanjung Jawa,  Fitriah mendadak sakit perut, dan diyakini
mau melahirkan. Melihat hal itu, keluarganya di Desa Tanjung Jawa menghubungi
bidan Petty untuk meminta pertolongan persalinan.  Tapi bidan Petty saat itu berada di Buntok
untuk mengantar laporan tugasnya.

Baca Juga :  Pekan Depan Wapres Dijadwalkan Kunjungi Kobar

“Karena posisi bidan
Petty memang berada di Buntok, jadi saya arahkan bidan Petty agar  menyarankan 
keluarga si ibu yang mau melahirkan tadi dibawa ke Buntok saja,”  kata Irmawati saat ditemui Kalteng Pos di GPU
Afiat Jaya Buntok, Senin (4/11).

Perlu diketahui,  kata ketua IBI Barsel itu, karena ibu hamil
itu bukan penduduk asli Desa Tanjung Jawa, otomatis pasien tidak memiliki buku
Ping (buku kontrol ibu hamil).

Menurut Irmawati, bidan
Petty pun mengatakan, sebagai bidan yang bertugas di Desa Tanjung Jawa,
tentunya sangat mengetahui siapa-siapa saja ibu di desa itu yang akan
melahirkan. “Sebagai bidan di Desa Tanjung Jawa, saya juga punya kantong persalinan,
jadi saya mengetahui siapa saja ibu–ibu yang mau melahirkan,” ungkap Irmawati
menirukan ucapan Petty.

Baca Juga :  Apresiasi Tidak Ada Lonjakan Kasus Covid-19 Pascapilkada

Irmawati yang bertugas
di Pustu Kelurahan Jelapat itu menambahkan, IBI Barsel sudah berkoordinasi
dengan Pemerintah Desa (Pemdes) Tanjung Jawa, terkait penyelesaian masalah itu.
“Pastinya kita menginginkan penyelesaiannya secara baik, dan tidak ada hal-hal
di kemudian hari,” tegasnya.

Seperti diketahui,  kasus ini dialami pasangan suami istri Ridwan
(25) dan Fitriah (21). Pasutri ini harus kehilangan bayi, karena meninggal
dunia saat menunggu bidan yang tak kunjung datang. Bayi mereka lahir dan akhirnya
menghembuskan nafas terakhir.  

Meninggalnya bayi itu diduga akibat terminum air
ketuban yang mengakibatkan sesak napas, Sabtu (26/10). (ner/ens)

Terpopuler

Artikel Terbaru