28.4 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Puluhan Buaya Berkeliaran ! Tak Hanya di Sungai, Tapi Juga Naik ke Dar

PULANG PISAU – Warga Desa
Mentaren, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, dibuat resah beberapa
hari terakhir. Pasalnya, seorang warga setempat bernama Anton mengaku melihat
beberapa ekor buaya bermunculan di sungai dekat Desa Mantaren II.

Adalah Anton yang
melihat buaya bermunculan di daerah itu. Warga Desa Mantaren II ini mengaku
melihat buaya. Tidak hanya satu atau dua ekor. Tapi puluhan.  â€œJumlahnya banyak. Saya perkirakan lebih dari
20 ekor. Ini berdasarkan pengakuan warga yang melihat di berbagai tempat dengan
ukuran berbeda. Paling kecil berukuran satu meter,” kata Anton kepada Kalteng Pos, Senin (2/3).

Anton mengaku, beberapa
waktu lalu, dia bersama warga setempat mendapati buaya di Rei 6 dengan ukuran
sekitar 1,5 meter. “Namun belum sempat kami tangkap sudah keburu kabur,”
akuinya.

Baca Juga :  Bupati Dorong MUI Bartim Siapkan Program Terukur

Dijelaskannya,
masyarakat sering menemui buaya itu di Rei 6,5, 7, 8 dan di Sungai Malang.
“Beberapa waktu lalu saat BKSDA Kalteng turun, ada yang mendapatkan anak buaya,
namun induknya belum dapat,” jelasnya.

Dia mengaku, yang
membuat warga cemas, buaya itu tidak hanya muncul di sungai, tapi juga naik ke
darat. “Ini yang membuat resah. Terlebih banyak unggas milik warga yang hilang
karena diduga dimangsa buaya itu,” ujar Anton.

Saat dikonfirmasi sejak
kapan kemunculan buaya di wilayah itu, Anton mengaku, buaya-buaya itu
diperkirakan muncul sejak setahun belakangan. “Habitat buaya itu dulu di ujung
kebun sengon, yang saat ini jadi pabrik. Dulu saya sering ketemu buaya di
wilayah itu,” lanjutnya.

Baca Juga :  Mutu Pendidikan Gumas Harus Meningkat dan Berkualitas

Yang jadi masalah,
lanjut dia, buaya-buaya itu naik ke darat untuk mencari mangsa ternak warga.
“Yang kami takutkan lagi, kemunculan buaya ini ke darat bisa membahayakan
anak-anak,” tegasnya.

Untuk itu, Anton berharap agar pemerintah daerah
(pemda) bisa bersama-sama membuat perangkap untuk menangkap buaya-buaya itu.
“Kalau masyarakat yang membuat agak berat, karena untuk membuat perangkap itu
diperlukan umpan seperti unggas atau sejenisnya yang menjadi makanan kesukaan
buaya,” katanya. (art/ens
/dar)

PULANG PISAU – Warga Desa
Mentaren, Kecamatan Kahayan Hilir, Kabupaten Pulang Pisau, dibuat resah beberapa
hari terakhir. Pasalnya, seorang warga setempat bernama Anton mengaku melihat
beberapa ekor buaya bermunculan di sungai dekat Desa Mantaren II.

Adalah Anton yang
melihat buaya bermunculan di daerah itu. Warga Desa Mantaren II ini mengaku
melihat buaya. Tidak hanya satu atau dua ekor. Tapi puluhan.  â€œJumlahnya banyak. Saya perkirakan lebih dari
20 ekor. Ini berdasarkan pengakuan warga yang melihat di berbagai tempat dengan
ukuran berbeda. Paling kecil berukuran satu meter,” kata Anton kepada Kalteng Pos, Senin (2/3).

Anton mengaku, beberapa
waktu lalu, dia bersama warga setempat mendapati buaya di Rei 6 dengan ukuran
sekitar 1,5 meter. “Namun belum sempat kami tangkap sudah keburu kabur,”
akuinya.

Baca Juga :  Bupati Dorong MUI Bartim Siapkan Program Terukur

Dijelaskannya,
masyarakat sering menemui buaya itu di Rei 6,5, 7, 8 dan di Sungai Malang.
“Beberapa waktu lalu saat BKSDA Kalteng turun, ada yang mendapatkan anak buaya,
namun induknya belum dapat,” jelasnya.

Dia mengaku, yang
membuat warga cemas, buaya itu tidak hanya muncul di sungai, tapi juga naik ke
darat. “Ini yang membuat resah. Terlebih banyak unggas milik warga yang hilang
karena diduga dimangsa buaya itu,” ujar Anton.

Saat dikonfirmasi sejak
kapan kemunculan buaya di wilayah itu, Anton mengaku, buaya-buaya itu
diperkirakan muncul sejak setahun belakangan. “Habitat buaya itu dulu di ujung
kebun sengon, yang saat ini jadi pabrik. Dulu saya sering ketemu buaya di
wilayah itu,” lanjutnya.

Baca Juga :  Mutu Pendidikan Gumas Harus Meningkat dan Berkualitas

Yang jadi masalah,
lanjut dia, buaya-buaya itu naik ke darat untuk mencari mangsa ternak warga.
“Yang kami takutkan lagi, kemunculan buaya ini ke darat bisa membahayakan
anak-anak,” tegasnya.

Untuk itu, Anton berharap agar pemerintah daerah
(pemda) bisa bersama-sama membuat perangkap untuk menangkap buaya-buaya itu.
“Kalau masyarakat yang membuat agak berat, karena untuk membuat perangkap itu
diperlukan umpan seperti unggas atau sejenisnya yang menjadi makanan kesukaan
buaya,” katanya. (art/ens
/dar)

Terpopuler

Artikel Terbaru