26.9 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Ledakan di Polrestabes Medan: Bom Diduga Dililitkan di Badan

Identitas pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan kemarin
(13/11) telah diketahui. Pelaku diduga bernama Rabbial Muslim Nasution (RMN),
24, asal Medan. Dia melakukan serangan 
lone wolf alias beraksi
seorang diri. Enam korban terluka dalam kejadian tersebut.

Bom itu meledak pukul 08.45. Ledakan terjadi di sekitar area
parkir kendaraan Mapolrestabes Medan. Enam korban mengalami luka karena berada
di area parkir. Mereka adalah empat polisi, satu pekerja harian lepas, dan
seorang warga. Ledakan juga mengakibatkan tiga kendaraan dinas dan satu
kendaraan pribadi rusak.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, bom
diduga meledak sebelum pelaku tiba di tempat sasaran. ”Ini masih didalami lagi.
Apa memang targetnya di area parkir atau meledak duluan,” ujarnya.

Setelah enam korban dievakuasi, petugas melakukan olah tempat
kejadian perkara (TKP). Mereka memeriksa sidik jari pelaku. ”Hasilnya, pelaku
diduga berinisial RMN yang dalam catatan kependudukan masih berstatus pelajar
atau mahasiswa,” paparnya.

Untuk membuktikan secara ilmiah, Polri akan melakukan tes DNA
dan membandingkannya dengan DNA kedua orang tua RMN. ”Jadi, tidak hanya
berdasar satu bukti,” ujarnya.

Berdasar hasil penyelidikan dan penyidikan, sementara
disimpulkan bahwa RNM adalah pelaku tunggal. Namun, polisi tidak akan berhenti
mengecek kemungkinan lain. ”Kalau ada jaringannya, tentu akan diketahui,”
tegasnya.

Bagaimana pelaku bisa lolos dari pemeriksaan petugas? Dedi
menjelaskan, pelaku diduga menyamar sebagai ojek online (ojol). Dia menggunakan
jaket khas ojek online. Petugas telah memeriksa barang bawaan pelaku saat
memasuki kantor Polrestabes Medan. ”Saat itu juga ada pelayanan pembuatan surat
keterangan catatan kepolisian (SKCK). Pelaku mungkin memanfaatkan itu,”
ungkapnya.

Pelaku diduga membawa bom dengan cara dililitkan ke badan.
Dengan begitu, bom tertutupi bajunya. Dedi menyatakan, hingga saat ini belum
diketahui apa jenis bom yang meledak sekaligus seberapa besar daya ledaknya.
Apakah low atau high explosive.

Yang pasti, telah ditemukan sejumlah sisa bom. Antara lain,
baterai 9 volt, pelat besi, paku, kabel, dan tombol switch on-off. ”Juga
ditemukan bagian tubuh pelaku,” terangnya.

Kabidhumas Polda Sumut Kombespol Tatan Dirsan Atmaja membenarkan
bahwa pelaku hanya satu orang. Berdasar rekaman CCTV, pelaku memakai jaket ojol
saat masuk ke Mapolrestabes Medan. Menurut dia, terduga pelaku sempat ditegur
polisi yang berjaga. Dia diminta melepas jaket ojolnya. ”Saat ditanya
tujuannya, pelaku mengaku mau membuat SKCK,” jelasnya kepada Sumut Pos.

Baca Juga :  JANGAN KAWATIR! Isu Penculikan di Desa Hanjak Maju Ternyata Hoax

Petugas lalu memeriksa ransel milik pelaku. Isinya hanya buku.
Saat menggeledah, petugas tidak menemukan barang yang mencurigakan. Pria itu
kemudian masuk ke halaman Mapolrestabes Medan, berbaur dengan warga lain yang
mengurus SKCK. Namun, tak berapa lama kemudian, terjadi ledakan yang sangat
keras.

Tak lama setelah ledakan, tim gabungan dari Polrestabes Medan
dan Direktorat Reskrimum Polda Sumut melakukan penyelidikan.

Geledah Rumah Ortu dan Mertua

Petugas gabungan dari Polda Sumatera Utara (Sumut) dan Polres
Pelabuhan Belawan dibantu Tim Gegana Brimob Polda Sumut menggeledah rumah
pelaku bom bunuh diri di Pasar I Rel Gang Melati VIII, Lingkungan VI, Kelurahan
Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, kemarin pukul 16.00 WIB.
Penggeledahan dilakukan secara paksa.

Pasalnya, rumah bercat oranye bercorak hijau itu kosong dan
terkunci. Tim Gegana Brimob menyisir seluruh bagian rumah. Proses penggeledahan
mendapat perhatian warga sekitar. Untuk mengamankan lokasi, dipasang garis
polisi.

Setelah menggeledah lebih dari satu jam, petugas mengamankan
satu koper hitam dan dua anak panah yang diletakkan di dalam keranjang hijau.
Petugas juga menyita beberapa buku tamu undangan pernikahan.

Sumini, kepala lingkungan setempat, mengatakan bahwa istri RMN
bernama Dewi. Dia sejak pagi berada di rumah itu. Namun, setelah siang, pintu
rumahnya terlihat digembok dari luar. ”Tadi kata tetangga pagi masih ada si
Dewi. Tapi siang tidak tampak lagi,” ceritanya kepada Sumut Pos.

RMN baru sebulan menyewa rumah itu bersama istrinya. Sebelumnya
Dewi telah melapor secara lisan untuk izin tinggal di rumah itu. ”Waktu saya
minta buku nikahnya, sampai sekarang belum diantar. Kalau suaminya (Rabbial)
saya dengar kerjanya ojek. Itu yang saya tahu,” jelas Sumini.

Polisi juga menggeledah rumah mertua pelaku di Pasar II Barat,
Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan. Di rumah toko yang sehari-harinya
menjual ayam geprek itu, polisi menanyai mertua pelaku bom bunuh diri. Mertua
pelaku bernama Andi Syahputra dibawa polisi untuk menunjukkan rumah RMN.
Selanjutnya, Andi dan istrinya dibawa polisi.

Tetangga sebelah rumah mertua pelaku, Nining, menyebut Dedek
–sapaan RMN– dan Dewi jarang pergi ke rumah mertuanya. ”Mereka usaha lontong.
Kalau Dewi sesekali datang. Mereka di situ sejak Maret,” katanya.

Petugas berpakaian preman juga mendatangi rumah orang tua RMN di
Jalan Jangka, Medan. Seorang warga bernama Muhammad Fahrizal Lubis alias Ijey
membenarkan bahwa rumah itu ditempati orang tua pelaku. Ijey mengenal sosok RMN
sebagai driver ojek online yang baik, ramah, dan sopan. ”Orangnya diam-diam
gitu lah,” ucapnya.

Baca Juga :  Bertindak Mengutamakan Keselamatan dan Keamanan

Namun, RMN pindah karena menikah setahun lalu. ”Istrinya orang
Marelan, tapi gak tahu pasti di mana. Kabarnya, istrinya itu sedang hamil,”
kata Ijey.

Lima Terduga Teroris Ditangkap di Riau

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dengan di-back up
Polda Riau kembali meringkus lima terduga teroris di Riau. Kapolda Riau Irjen
Pol Agung Setya Imam Effendi saat dikonfirmasi Riau Pos kemarin
(13/11) menjelaskan, operasi penangkapan para terduga teroris dilakukan di tiga
kota/kabupaten berbeda sejak 9 November. ”Lima terduga teroris diamankan di
Kampar, Pekanbaru, dan Siak,” ungkap Agung tanpa menyebutkan identitas para
pelaku. Seorang terduga teroris ditembak lantaran menyerang petugas dengan
ketapel panah.

Saat ini, sambung mantan Dirtipideksus Bareskrim Polri itu,
pelaku dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau. ”Kondisinya stabil,”
katanya. Apakah terduga teroris itu satu jaringan dengan pelaku bom bunuh diri
di Mapolrestabes Medan? ”Itu materi Densus 88, tidak dapat saya komentari,”
kata Kapolda.

Penangkapan terduga teroris di Kabupaten Siak, Kampar, dan
Pekanbaru bukan kali pertama. Sebelumnya, pada Kamis (14/3) Densus 88 juga
meringkus seorang penjual makaroni berinisial RG alias Abu Riky. Dia terduga
teroris di Kelurahan Bagan Kota, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Pria 25 tahun
itu ditangkap tanpa perlawanan sekitar pukul 08.25 WIB di Jalan Utama. Dari
penggeledahan di kediamannya, petugas mengamankan 8 anak panah, busur panah,
face target, 2 ponsel, stun gun, jaket dan topi tactical, buku rekening,
charger ponsel dan laptop, serta tas hitam.

Tahun lalu, tepatnya Rabu (19/5/2018), Densus 88 juga meringkus
dua terduga teroris berinisial HS alias Abu Yakub dan AH terkait penyerangan
Mapolda Riau pada 16 Mei 2018. Barang bukti yang disita dari HS, antara lain,
dompet berisi kartu ATM, SIM, kartu keluarga (KK), 1 handphone, dan 4 tablet.

Dari kediaman AH, petugas menyita 1 handphone, selembar kuitansi
jual beli kebun sawit, STNK motor, SIM C, dompet, fotokopi KTP, ATM BRI, kartu
telepon, kartu nama PT Eksekutif Travel Riau, dan 4 lembar uang mata asing.(jpc)

 

Identitas pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan kemarin
(13/11) telah diketahui. Pelaku diduga bernama Rabbial Muslim Nasution (RMN),
24, asal Medan. Dia melakukan serangan 
lone wolf alias beraksi
seorang diri. Enam korban terluka dalam kejadian tersebut.

Bom itu meledak pukul 08.45. Ledakan terjadi di sekitar area
parkir kendaraan Mapolrestabes Medan. Enam korban mengalami luka karena berada
di area parkir. Mereka adalah empat polisi, satu pekerja harian lepas, dan
seorang warga. Ledakan juga mengakibatkan tiga kendaraan dinas dan satu
kendaraan pribadi rusak.

Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, bom
diduga meledak sebelum pelaku tiba di tempat sasaran. ”Ini masih didalami lagi.
Apa memang targetnya di area parkir atau meledak duluan,” ujarnya.

Setelah enam korban dievakuasi, petugas melakukan olah tempat
kejadian perkara (TKP). Mereka memeriksa sidik jari pelaku. ”Hasilnya, pelaku
diduga berinisial RMN yang dalam catatan kependudukan masih berstatus pelajar
atau mahasiswa,” paparnya.

Untuk membuktikan secara ilmiah, Polri akan melakukan tes DNA
dan membandingkannya dengan DNA kedua orang tua RMN. ”Jadi, tidak hanya
berdasar satu bukti,” ujarnya.

Berdasar hasil penyelidikan dan penyidikan, sementara
disimpulkan bahwa RNM adalah pelaku tunggal. Namun, polisi tidak akan berhenti
mengecek kemungkinan lain. ”Kalau ada jaringannya, tentu akan diketahui,”
tegasnya.

Bagaimana pelaku bisa lolos dari pemeriksaan petugas? Dedi
menjelaskan, pelaku diduga menyamar sebagai ojek online (ojol). Dia menggunakan
jaket khas ojek online. Petugas telah memeriksa barang bawaan pelaku saat
memasuki kantor Polrestabes Medan. ”Saat itu juga ada pelayanan pembuatan surat
keterangan catatan kepolisian (SKCK). Pelaku mungkin memanfaatkan itu,”
ungkapnya.

Pelaku diduga membawa bom dengan cara dililitkan ke badan.
Dengan begitu, bom tertutupi bajunya. Dedi menyatakan, hingga saat ini belum
diketahui apa jenis bom yang meledak sekaligus seberapa besar daya ledaknya.
Apakah low atau high explosive.

Yang pasti, telah ditemukan sejumlah sisa bom. Antara lain,
baterai 9 volt, pelat besi, paku, kabel, dan tombol switch on-off. ”Juga
ditemukan bagian tubuh pelaku,” terangnya.

Kabidhumas Polda Sumut Kombespol Tatan Dirsan Atmaja membenarkan
bahwa pelaku hanya satu orang. Berdasar rekaman CCTV, pelaku memakai jaket ojol
saat masuk ke Mapolrestabes Medan. Menurut dia, terduga pelaku sempat ditegur
polisi yang berjaga. Dia diminta melepas jaket ojolnya. ”Saat ditanya
tujuannya, pelaku mengaku mau membuat SKCK,” jelasnya kepada Sumut Pos.

Baca Juga :  JANGAN KAWATIR! Isu Penculikan di Desa Hanjak Maju Ternyata Hoax

Petugas lalu memeriksa ransel milik pelaku. Isinya hanya buku.
Saat menggeledah, petugas tidak menemukan barang yang mencurigakan. Pria itu
kemudian masuk ke halaman Mapolrestabes Medan, berbaur dengan warga lain yang
mengurus SKCK. Namun, tak berapa lama kemudian, terjadi ledakan yang sangat
keras.

Tak lama setelah ledakan, tim gabungan dari Polrestabes Medan
dan Direktorat Reskrimum Polda Sumut melakukan penyelidikan.

Geledah Rumah Ortu dan Mertua

Petugas gabungan dari Polda Sumatera Utara (Sumut) dan Polres
Pelabuhan Belawan dibantu Tim Gegana Brimob Polda Sumut menggeledah rumah
pelaku bom bunuh diri di Pasar I Rel Gang Melati VIII, Lingkungan VI, Kelurahan
Tanah Enam Ratus, Kecamatan Medan Marelan, kemarin pukul 16.00 WIB.
Penggeledahan dilakukan secara paksa.

Pasalnya, rumah bercat oranye bercorak hijau itu kosong dan
terkunci. Tim Gegana Brimob menyisir seluruh bagian rumah. Proses penggeledahan
mendapat perhatian warga sekitar. Untuk mengamankan lokasi, dipasang garis
polisi.

Setelah menggeledah lebih dari satu jam, petugas mengamankan
satu koper hitam dan dua anak panah yang diletakkan di dalam keranjang hijau.
Petugas juga menyita beberapa buku tamu undangan pernikahan.

Sumini, kepala lingkungan setempat, mengatakan bahwa istri RMN
bernama Dewi. Dia sejak pagi berada di rumah itu. Namun, setelah siang, pintu
rumahnya terlihat digembok dari luar. ”Tadi kata tetangga pagi masih ada si
Dewi. Tapi siang tidak tampak lagi,” ceritanya kepada Sumut Pos.

RMN baru sebulan menyewa rumah itu bersama istrinya. Sebelumnya
Dewi telah melapor secara lisan untuk izin tinggal di rumah itu. ”Waktu saya
minta buku nikahnya, sampai sekarang belum diantar. Kalau suaminya (Rabbial)
saya dengar kerjanya ojek. Itu yang saya tahu,” jelas Sumini.

Polisi juga menggeledah rumah mertua pelaku di Pasar II Barat,
Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan. Di rumah toko yang sehari-harinya
menjual ayam geprek itu, polisi menanyai mertua pelaku bom bunuh diri. Mertua
pelaku bernama Andi Syahputra dibawa polisi untuk menunjukkan rumah RMN.
Selanjutnya, Andi dan istrinya dibawa polisi.

Tetangga sebelah rumah mertua pelaku, Nining, menyebut Dedek
–sapaan RMN– dan Dewi jarang pergi ke rumah mertuanya. ”Mereka usaha lontong.
Kalau Dewi sesekali datang. Mereka di situ sejak Maret,” katanya.

Petugas berpakaian preman juga mendatangi rumah orang tua RMN di
Jalan Jangka, Medan. Seorang warga bernama Muhammad Fahrizal Lubis alias Ijey
membenarkan bahwa rumah itu ditempati orang tua pelaku. Ijey mengenal sosok RMN
sebagai driver ojek online yang baik, ramah, dan sopan. ”Orangnya diam-diam
gitu lah,” ucapnya.

Baca Juga :  Bertindak Mengutamakan Keselamatan dan Keamanan

Namun, RMN pindah karena menikah setahun lalu. ”Istrinya orang
Marelan, tapi gak tahu pasti di mana. Kabarnya, istrinya itu sedang hamil,”
kata Ijey.

Lima Terduga Teroris Ditangkap di Riau

Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri dengan di-back up
Polda Riau kembali meringkus lima terduga teroris di Riau. Kapolda Riau Irjen
Pol Agung Setya Imam Effendi saat dikonfirmasi Riau Pos kemarin
(13/11) menjelaskan, operasi penangkapan para terduga teroris dilakukan di tiga
kota/kabupaten berbeda sejak 9 November. ”Lima terduga teroris diamankan di
Kampar, Pekanbaru, dan Siak,” ungkap Agung tanpa menyebutkan identitas para
pelaku. Seorang terduga teroris ditembak lantaran menyerang petugas dengan
ketapel panah.

Saat ini, sambung mantan Dirtipideksus Bareskrim Polri itu,
pelaku dirawat di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polda Riau. ”Kondisinya stabil,”
katanya. Apakah terduga teroris itu satu jaringan dengan pelaku bom bunuh diri
di Mapolrestabes Medan? ”Itu materi Densus 88, tidak dapat saya komentari,”
kata Kapolda.

Penangkapan terduga teroris di Kabupaten Siak, Kampar, dan
Pekanbaru bukan kali pertama. Sebelumnya, pada Kamis (14/3) Densus 88 juga
meringkus seorang penjual makaroni berinisial RG alias Abu Riky. Dia terduga
teroris di Kelurahan Bagan Kota, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil). Pria 25 tahun
itu ditangkap tanpa perlawanan sekitar pukul 08.25 WIB di Jalan Utama. Dari
penggeledahan di kediamannya, petugas mengamankan 8 anak panah, busur panah,
face target, 2 ponsel, stun gun, jaket dan topi tactical, buku rekening,
charger ponsel dan laptop, serta tas hitam.

Tahun lalu, tepatnya Rabu (19/5/2018), Densus 88 juga meringkus
dua terduga teroris berinisial HS alias Abu Yakub dan AH terkait penyerangan
Mapolda Riau pada 16 Mei 2018. Barang bukti yang disita dari HS, antara lain,
dompet berisi kartu ATM, SIM, kartu keluarga (KK), 1 handphone, dan 4 tablet.

Dari kediaman AH, petugas menyita 1 handphone, selembar kuitansi
jual beli kebun sawit, STNK motor, SIM C, dompet, fotokopi KTP, ATM BRI, kartu
telepon, kartu nama PT Eksekutif Travel Riau, dan 4 lembar uang mata asing.(jpc)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru