30.4 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Isi Tas Digeledah, Pengunjung Mencurigakan Langsung Dites Urine

PALANGKA
RAYA
-Personel Ditlantas Polda Kalteng kembali
menggelar Operasi Antik Telabang 2019. Sasarannya adalah pengunjung beberapa
tempat hiburan malam (THM) di Kota Palangka Raya, Sabtu (12/10) hingga Minggu
(13/10) dini hari WIB.

Dengan menumpang satu unit bus, beberapa mobil,
serta sejumlah sepeda motor, petugas mendatangi satu per satu THM. Total ada
tujuh THM yang didatangi. Di antaranya NAV Karaoke, Studio Karaoke, Platinum Karaoke,
dan Zoom.

Satu per satu pengunjung dicek kelengkapan identitas.
Tak luput isi tas digeledah. Bahkan beberapa pengunjung yang disinyalir
menggunakan narkoba, dilakukan tes urine. Dari 20 pengunjung yang dites urinenya,
tak satu pun yang positif narkoba.

Kasatgas Gakkum Ditresnarkoba AKBP Muhammad
Fadli mengatakan, giat ini dilaksanakan untuk mencari peredaran gelap narkoba.
“Dalam operasi ini kami fokuskan pada penyalahgunaan narkoba. Jadi langsung kami
lakukan tes urine terhadap pengunjung,” ucapnya.

Baca Juga :  Nahas, Ikut Kakak Magang, Malah Tewas Tenggelam di Kolam Ikan

“Jika ada pengunjung yang gerak-geriknya
mencurigakan, kami tes urinenya,” tambahnya seraya menyebut bahwa pihaknya juga
mengawasi peredaran miras di THM.

Dalam giat tersebut, puluhan awak media
mengiringi polisi menyisir THM. Ketika di rumah karaoke Platinum, Jalan
Chritopel Mihing, pihak pengelola sempat melarang para awak media untuk tidak
mengambil gambar di lokasi.

Saat petugas polisi bersama-sama wartawan masuk,
salah seorang pengelola sempat menghalang-halangi wartawan untuk tidak
mengambil gambar.

“Jangan difoto-foto ya mas, selain petugas
kepolisian dilarang mengambil foto maupun video di tempat kami,” ujar pengelola
THM, Sri, kepada wartawan.

Pihak pengelola Platinum melarang wartawan
untuk meliput, dengan alasan pemberitaan selama ini selalu tidak sesuai dengan kondisi
riil. “Mohon maaf mas, karena berita yang dibuat media selama ini isinya selalu
enggak-enggak, tidak sesuai keadaan di sini,” tambahnya.

Baca Juga :  Sudah Tahu Motor Curian Kok Dibeli, Ya Ditangkap Polisi Deh…

Statement tersebut pun memicu perdebatan dengan
sejumlah wartawan. Apalagi pihak pengelola tidak bisa menyebutkan nama media yang
dimaksud.

Salah satu wartawan televisi nasional
mengatakan, seharusnya pihak pengelola THM tersebut menyebut secara jelas media
yang dimaksudnya. 
”Jangan digeneralisasi ya. Coba sebutkan media
mana yang dimaksud,” serunya.
(*oiq/*sja/ce/ram)

PALANGKA
RAYA
-Personel Ditlantas Polda Kalteng kembali
menggelar Operasi Antik Telabang 2019. Sasarannya adalah pengunjung beberapa
tempat hiburan malam (THM) di Kota Palangka Raya, Sabtu (12/10) hingga Minggu
(13/10) dini hari WIB.

Dengan menumpang satu unit bus, beberapa mobil,
serta sejumlah sepeda motor, petugas mendatangi satu per satu THM. Total ada
tujuh THM yang didatangi. Di antaranya NAV Karaoke, Studio Karaoke, Platinum Karaoke,
dan Zoom.

Satu per satu pengunjung dicek kelengkapan identitas.
Tak luput isi tas digeledah. Bahkan beberapa pengunjung yang disinyalir
menggunakan narkoba, dilakukan tes urine. Dari 20 pengunjung yang dites urinenya,
tak satu pun yang positif narkoba.

Kasatgas Gakkum Ditresnarkoba AKBP Muhammad
Fadli mengatakan, giat ini dilaksanakan untuk mencari peredaran gelap narkoba.
“Dalam operasi ini kami fokuskan pada penyalahgunaan narkoba. Jadi langsung kami
lakukan tes urine terhadap pengunjung,” ucapnya.

Baca Juga :  Nahas, Ikut Kakak Magang, Malah Tewas Tenggelam di Kolam Ikan

“Jika ada pengunjung yang gerak-geriknya
mencurigakan, kami tes urinenya,” tambahnya seraya menyebut bahwa pihaknya juga
mengawasi peredaran miras di THM.

Dalam giat tersebut, puluhan awak media
mengiringi polisi menyisir THM. Ketika di rumah karaoke Platinum, Jalan
Chritopel Mihing, pihak pengelola sempat melarang para awak media untuk tidak
mengambil gambar di lokasi.

Saat petugas polisi bersama-sama wartawan masuk,
salah seorang pengelola sempat menghalang-halangi wartawan untuk tidak
mengambil gambar.

“Jangan difoto-foto ya mas, selain petugas
kepolisian dilarang mengambil foto maupun video di tempat kami,” ujar pengelola
THM, Sri, kepada wartawan.

Pihak pengelola Platinum melarang wartawan
untuk meliput, dengan alasan pemberitaan selama ini selalu tidak sesuai dengan kondisi
riil. “Mohon maaf mas, karena berita yang dibuat media selama ini isinya selalu
enggak-enggak, tidak sesuai keadaan di sini,” tambahnya.

Baca Juga :  Sudah Tahu Motor Curian Kok Dibeli, Ya Ditangkap Polisi Deh…

Statement tersebut pun memicu perdebatan dengan
sejumlah wartawan. Apalagi pihak pengelola tidak bisa menyebutkan nama media yang
dimaksud.

Salah satu wartawan televisi nasional
mengatakan, seharusnya pihak pengelola THM tersebut menyebut secara jelas media
yang dimaksudnya. 
”Jangan digeneralisasi ya. Coba sebutkan media
mana yang dimaksud,” serunya.
(*oiq/*sja/ce/ram)

Terpopuler

Artikel Terbaru