28.6 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

Pulihkan Ekosistem Gambut dengan 3R

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO Pemulihan ekosistem lahan
gambut menjadi perhatian pemerintah. Asisten II Sekda Pulang Pisau, Hanafi menegaskan,
untuk memulihkannya, pemerintah melalui program peningkatan ekonomi nasional
melakukan berbagai upaya perbaikan ekosistem dan penyelamatan biodiversitas di
lahan gambut.

“Upaya perbaikan
ekosistem meliputi
3R atau rewetting, revegetation, dan revitalization. Rewetting adalah pembasahan kembali dengan pembangunan sekat kanal,
pembangunan sumur bor dan upaya lain yang mendorong basahnya lahan gambut,”
kata Hanafi.

Sedangkan revegetation adalah penanaman kembali
melalui persemaian, penanaman dan regenerasi alami. Sedangkan revitalization adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pertanian, perikanan dan ekowisata.

“Kegiatan
tersebut perlu didukung data dan informasi biofisik, flora dan fauna.
Identifikasi dan inventarisasi biodiversitas khususnya flora fauna, serta
biofisik ekosistem gambut sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi
eksisting untuk pengelolaan selanjutnya,” beber dia.

Baca Juga :  Empat Calon Sekda Pulpis Jalani Tes Wawancara

Menurut dia,
kepentingan pemulihan dan penyelamatan lahan gambut tidak terlepas dari potensi
lahan gambut yang merupakan habitat dari flora dan fauna dilindungi. Seperti
orang utan, burung rangkong, bekantan, serta tumbuhan kayu ulin, ramin, dan
jenis-jenis dipterocarpa.

“Di samping itu
potensi tumbuhan obat yang berguna mengatasi berbagai penyakit seperti kayu bajakah
dan akar kuning. Potensi lainnya di perairan ini yang sangat mendukung
kehidupan masyarakat adalah ikan dan udang yang bernilai ekonomi tinggi,” jelas
dia.

Dia menambahkan,
pemanfaatan yang dilakukan dengan intensitas tinggi dan eksploitasi periode
waktu yang pendek mengakibatkan kelangkaan dan produktifitas hasil yang rendah.

“Hal ini
memerlukan upaya pengembangan dan strategi pengelolaan,” ungkap dia.

Baca Juga :  Sabar Ya, Klaim Asuransi Pertanian di Belanti Siam Telah Diajukan

Lebih jauh dia
mengungkapkan, strategi pengelolaan ekosistem gambut yang dapat menyejahterakan
masyarakat memerlukan peran serta dan dukungan dari berbagai pihak terkait.
Seperti Dinas Kehutanan, BKSDA, BPKH, BPDASHL, KPHP, Taman Nasional, Pemerintah
Desa, LSM dan masyarakat.

“Untuk itu, kita
bersama-sama melakukan diskusi mengumpulkan, merangkum dan merumuskan peluang,
kekuatan, kelemahan dan ancaman dalam pengelolaan biodiversitas di ekosistem
gambut dalam menyusun strategi konservasi berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat,” tegas dia.

Dia berharap,
melalui FG
D
dapat menghasilkan rumusan strategis dalam memulihkan ekosistem gambut dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

PULANG PISAU, KALTENGPOS.CO Pemulihan ekosistem lahan
gambut menjadi perhatian pemerintah. Asisten II Sekda Pulang Pisau, Hanafi menegaskan,
untuk memulihkannya, pemerintah melalui program peningkatan ekonomi nasional
melakukan berbagai upaya perbaikan ekosistem dan penyelamatan biodiversitas di
lahan gambut.

“Upaya perbaikan
ekosistem meliputi
3R atau rewetting, revegetation, dan revitalization. Rewetting adalah pembasahan kembali dengan pembangunan sekat kanal,
pembangunan sumur bor dan upaya lain yang mendorong basahnya lahan gambut,”
kata Hanafi.

Sedangkan revegetation adalah penanaman kembali
melalui persemaian, penanaman dan regenerasi alami. Sedangkan revitalization adalah peningkatan
kesejahteraan masyarakat melalui pertanian, perikanan dan ekowisata.

“Kegiatan
tersebut perlu didukung data dan informasi biofisik, flora dan fauna.
Identifikasi dan inventarisasi biodiversitas khususnya flora fauna, serta
biofisik ekosistem gambut sangat penting dilakukan untuk mengetahui kondisi
eksisting untuk pengelolaan selanjutnya,” beber dia.

Baca Juga :  Empat Calon Sekda Pulpis Jalani Tes Wawancara

Menurut dia,
kepentingan pemulihan dan penyelamatan lahan gambut tidak terlepas dari potensi
lahan gambut yang merupakan habitat dari flora dan fauna dilindungi. Seperti
orang utan, burung rangkong, bekantan, serta tumbuhan kayu ulin, ramin, dan
jenis-jenis dipterocarpa.

“Di samping itu
potensi tumbuhan obat yang berguna mengatasi berbagai penyakit seperti kayu bajakah
dan akar kuning. Potensi lainnya di perairan ini yang sangat mendukung
kehidupan masyarakat adalah ikan dan udang yang bernilai ekonomi tinggi,” jelas
dia.

Dia menambahkan,
pemanfaatan yang dilakukan dengan intensitas tinggi dan eksploitasi periode
waktu yang pendek mengakibatkan kelangkaan dan produktifitas hasil yang rendah.

“Hal ini
memerlukan upaya pengembangan dan strategi pengelolaan,” ungkap dia.

Baca Juga :  Sabar Ya, Klaim Asuransi Pertanian di Belanti Siam Telah Diajukan

Lebih jauh dia
mengungkapkan, strategi pengelolaan ekosistem gambut yang dapat menyejahterakan
masyarakat memerlukan peran serta dan dukungan dari berbagai pihak terkait.
Seperti Dinas Kehutanan, BKSDA, BPKH, BPDASHL, KPHP, Taman Nasional, Pemerintah
Desa, LSM dan masyarakat.

“Untuk itu, kita
bersama-sama melakukan diskusi mengumpulkan, merangkum dan merumuskan peluang,
kekuatan, kelemahan dan ancaman dalam pengelolaan biodiversitas di ekosistem
gambut dalam menyusun strategi konservasi berkelanjutan untuk kesejahteraan
masyarakat,” tegas dia.

Dia berharap,
melalui FG
D
dapat menghasilkan rumusan strategis dalam memulihkan ekosistem gambut dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Terpopuler

Artikel Terbaru